"Artinya beliau datang ke wilayah yang berisiko tinggi. Sehingga harus dihindari adanya keramaian seperti itu. Berbahaya buat Presiden kita," kata Dicky.
Langgar protokol kesehatan
Merespons peristiwa tersebut, Politikus Partai Demokrat Benny K Harman menilai bahwa Jokowi melanggar aturan protokol kesehatan (prokes) yaitu menjauhi atau menghindari kerumunan.
"Secara hukum, Presiden jelas kasat mata melanggar aturan prokes, aturan yang dibikin Presiden sendiri.
Peristiwa ini juga memperlihatkan masyarakat NTT rela mati, rela korbankan dirinya terpapar Covid-19 hanya untuk melihat pemimpin yang mereka cintai," kata Benny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/2/2021).
Benny pun menyinggung peristiwa kerumunan yang terjadi saat masyarakat menyambut pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, yang baru tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.
Menurut Benny, kerumunan di Maumere mengingatkan dia akan ramainya penyambutan terhadap Rizieq Shihab yang kini berujung pada penindakan kepolisian.
"Saya teringat dengan masyarakat yang menyambut Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta saat pulang dari luar negeri. Seolah tidak percaya bahaya Covid," katanya.
Lebih lanjut, kata Benny, peristiwa ini seakan menunjukkan bahwa Jokowi ingin menguji Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang merupakan mantan ajudannya.
"Presiden mau menguji Kapolri, mantan ajudannya, apakah punya nyali tidak untuk menegakkan hukum.