Dikisahkan, pada masa HB III berkuasa, kelima wayang itu hilang.
Pada pemerintahan HB VIII, ayah HB IX, dua wayang diketemukan setelah diadakan pencarian.
“Sesungguhnya, menurut kepercayaan Jawa, pusaka itu memang dapat hilang dengan sendirinya, dan tanpa dicari dapat kembali pula dengan sendirinya,” ujar HB IX.
Ketika Dorodjatun (nama kecil HB IX sebelum menjadi sultan dan belum bergelar HB IX), pulang dari studi di Belanda, datang ke Keraton Yogya, seorang Tionghoa dari Cirebon.
Orang Tionghoa ini membawa salah satu wayang yang hilang itu. Wayang itu adalah tokoh Arjuna.
Setelah melalui proses penelitian, ternyata benar wayang tokoh Arjuna itu adalah satu yang hilang.
“Figur yang diserahkan waktu itu adalah tokoh Arjuna yang indah sekali,” ujar HB IX.
“Orang yang menyerahkan itu menyerahkan memberikannya dengan ikhlas dan tidak mau diberi imbalan apa pun. Kami hanya memberi sekadar biaya pulang ke Cirebon saja. Dengan demikian , tiga dari lima wayang kulit itu telah berada di keraton,” ujar HB IX.
Tokoh Srikandi