Follow Us

Dulu Dipromosikan Hillary Clinton, Kini Saung Angklung Udjo Gigit Jari Gegara Pandemi, Ini Kronologinya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 23 Januari 2021 | 13:29
Pertunjukan kesenian di Saung Angklung Udjo (SAU), Bandung.
Istimewa

Pertunjukan kesenian di Saung Angklung Udjo (SAU), Bandung.

Fotokita.net - Dulu dipromosikan Hillary Clinton, kini Saung Angklung Udjo gigit jari gegara pandemi tak kunjung selesai, ini kronologinya.

Pada 22 Juli 2011 menjelang akhir pertemuan ke-44 Menteri Luar Negeri ASEAN di Hotel Nusa Indah Bali, diselenggarakan acara makan malam.

Acara tersebut dihadiri lebih dari 50 menteri luar negeri.

Tampak menteri luar negeri Amerika Hillary Clinton dan menteri luar negeri dari negara-negara ASEAN, China, Rusia, Uni Eropa, peninjau, dan tamu dari berbagai negara lain.

Baca Juga: Disebut Positif Covid-19 Usai Kunjungi Sulbar dan Kalsel, Ternyata Sumber Kekayaan Kepala BNPB Doni Monardo Berasal dari Sini

Tentu saja berbagai makanan tradisional dihidangkan, dan berbagai kesenian daerah ditampilkan, seperti tari-tarian tradisional Jakarta, Bali, dan Aceh.

Sebagai acara puncak adalah penampilan angklung interaktif oleh Saung Angklung Udjo.

Semua hadirin dibagikan angklung berbagai tangga nada, kemudian memainkannya bersama-sama dengan dipimpin oleh Daeng Udjo.

Tampak semua undangan berbahagia. Mereka dihadiahi angklung yang baru saja mereka mainkan sebagai tanda-mata dari Indonesia.

Baca Juga: Disumpah dengan Alkitab Warisan Keluarga, Joe Biden Langsung Ajukan Tuntutan Pada Warga Muslim Indonesia Karena Peristiwa Besar Ini

“It’s for you, a souvenir from Indonesia”, kata Daeng Udjo sang komandan.

Malam yang berkesan itu sangat membantu dalam menciptakan iklim yang kondusif.

Malam tersebut membuat pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dan berbagai pertemuan bilateral lainnya berlangsung sukses.

Foto Ibu Hillary Clinton-pun menghiasi berbagai surat kabar di dunia. Berkat angklung, Bu Hillary Clinton-pun menjadi duta Indonesia.

Saung Angklung Mang Udjo memang sudah melegenda bagi warga Jawa Barat.

Baca Juga: Minggu Lalu Disuntik Vaksin Sinovac, Ini Penyebab Bupati Sleman Positif Covid-19

Saung Angklung Mang Udjo terus berkembang pesat dalam melestarikan budaya tradisional. Berdiri sejak 1964, Saung Angklung Udjo telah memiliki anggota yang sangat banyak

Saung Angklung Udjo bermula dari kecintaan Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati yang ingin mengembangkan seni tradisionl.

Seni tersebut berfokus pada tiga unsur, yakni, anak-anak, alam, dan seni dengan alunan angklung.

Baca Juga: Bangga Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Sosok Ini Malah Positif Corona, Begini Kondisinya Sekarang

Secara perlahan Saung Angklung Udjo berkembang dan terkenal, tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.

Salah satu keberhasilan diplomasi angklung yang dilakukan Udjo adalah saat berangkat ke Kepulauan Salomon.

Rombongan Saung Angklung Udjo bertolak ke Salomon pada 1 Januari 1984. Karena dana terbatas, Udjo selaku pimpinan rombongan pergi bersama Daung Udjo, Nan Udjo, dan Burhan.

Di Thailand, angklung sudah dikenal luas karena di Negeri Gajah Putih itu sudah ada sekolah angklung milik Ratu Sirikit.

Baca Juga: Dibantah Punya 3 Istri, Ternyata Syekh Ali Jaber Lebih Suka Naik Ojol Hingga Isi Rekening ATM Sang Ulama Bikin Syok

Bedanya, di Thailand angklung dimainkan dengan satu tangan sebagaimana dilakukan oleh orang-orang di Jawa Barat pada zaman dulu kala.

Perlahan tapi pasti Saung Angklung Udjo menjadi salah satu tempat wisata di Kota Bandung, Jawa Barat, yang kerap dikunjungi wisatawan mancanegara.

Di sana, seni wayang memiliki banyak jenis. Di Saung Angklung Udjo, pertunjukkan wayang yang ditampilkan adalah seni Wayang Golek yang sangat populer di Jawa Barat.

Pentas Wayang Golek ini dibawakan dalam Bahasa Sunda. Walau dalam Bahasa Sunda, "penampilan" wayang golek begitu atraktif sehingga mampu "dicerna" penonton lintas bahasa.

Baca Juga: Sudah Siap Jadi Mualaf? Orangtua Felicia Tissue Foto Bareng Keluarga Jokowi Bikin Gempar Hingga Disebut Gelar Acara Lamaran

Helaran, pesta khitanan

Seusai pertunjukan wayang berlangsung, selanjutnya adalah pentas helaran. Helaran merupakan sebuah acara arak-arakan yang biasa diadakan untuk merayakan pesta khitanan.

Penonton akan melihat seorang anak kecil yang duduk di atas kursi kecil yang ditandu oleh dua orang dewasa.

Tidak hanya itu, penampilan helaran diramaikan oleh beberapa anak kecil yang menari secara berdampingan.

Baca Juga: Disebut Vaksinasi Jokowi Gagal, Ini Penjelasan Ahli Kenapa Lengan Presiden Tidak Disuntik 90 Derajat

Angklung dan tari topeng

Kemudian, penonton juga akan dihibur dengan pertunjukan permainan angklung oleh rombongan anak-anak yang menggunakan pakaian kebaya dan kain.

Selanjutnya adalah penari cilik dengan kostum khas tari topeng Cirebon.

“Dalam menggunakan topeng, sepanjang menari (tari topeng) mereka harus menggigit karet yang berada di dalam topeng tersebut,” ungkap Kamila menjelaskan cara menggunakan topeng dalam tarian tersebut.

Penonton kembali dihibur dengan permainan angklung mini yang dimainkan oleh para murid Saung Angklung Udjo yang masih anak-anak.

Baca Juga: Beredar Foto Jadul KSAD Andika Perkasa, Sosok Mertua Sang Jenderal Jadi Sorotan, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Namun kali ini, mereka tidak hanya bermain angklung, melainkan juga ikut bernyanyi.

Lagu-lagu yang dibawakan antara lain adalah Boneka Abdi dan The Sound of Do-Re-Mi yang dimainkan dalam film The Sound of Music (1965).

Selanjutnya, pertunjukkan Bamboo Performance menampilkan permainan Angklung Padaeng.

Baca Juga: Didengar Ahli Forensik Jebolan FBI, Komnas HAM Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Rekaman Voice Note Laskar FPI: Ada yang Ketawa...

Dalam permainan tersebut, angklung yang digunakan adalah bentuk angklung modern dengan nada diatonis.

Angklung nada diatonis ini diciptakan oleh Daeng Soetigna yang dijuluki sebagai Bapak Angklung Indonesia.

Baca Juga: Pernah Jadi Dokter di Perusahaan Puan Maharani, Anggota DPR Ini Dapat Sanksi dari Megawati Usai Nyinyir Soal Vaksinasi Covid-19

Dalam memainkan Angklung Padaeng, para murid memegang setidaknya dua hingga empat angklung per orang.

Melihat penampilan ini bisa membuat kamu tercengang. Sebab, biasanya pemain angklung hanya memegang satu angklung saja.

Pengunjung ikut bermain angklung

Salah satu hal yang menarik dari Bamboo Performance adalah penonton juga diajak untuk bermain angklung.

Setiap penonton akan dipinjamkan satu angklung dengan tangga nada berbeda-beda.

Dalam memainkannya, penonton diajarkan sebuah kode unik agar pengalaman bermain angklung lebih menyenangkan.

Baca Juga: Sukses Bikin Anya Geraldine Salah Tingkah, Ariel NOAH Malah Akui Kalah dari Efek Vaksin Covid-19 Ini Hingga Tak Sempat Update Status

Kini Saung Angklung Udjo, terancam bangkrut akibat pandemi Covid-19. Dilansir dari Antara, Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat mengatakan, selama pandemi Covid-19, aktivitas bisnis pariwisata di Saung Angklung Udjo yang berada di Jalan Padasuka Atas, Kota Bandung, itu cukup terpuruk.

Menurut dia, tak jarang dalam satu pekan tempat itu hanya dikunjungi tak lebih dari 20 orang.

"Bahkan tamunya pernah ibu, bapak, dan anak kecil tiga orang, kemudian pemain 30 orang," kata Taufik di Bandung, Jumat (22/1/2021).

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Warga Mamuju Ungkap Alasan Ini Usai Foto Jenazah Korban Gempa Majene Disalatkan Hanya Pakai Daun Pisang Jadi Viral

Dalam kondisi normal, ujarnya, Saung Angklung Udjo mampu menarik pengunjung hingga 2.000 orang per hari.

Menurut Taufik, kondisi pandemi menyebabkan para wisatawan enggan untuk berkunjung karena harus melengkapi sejumlah syarat berkaitan dengan protokol kesehatan.

Selain itu, kata dia, mayoritas pengunjung Saung Angklung Udjo itu merupakan pelajar dan wisatawan.

Namun, kedua elemen wisatawan itu selama pandemi memang dibatasi aktivitasnya.

"Kita 90 persen pelajar yang rombongan bus dan orang bule. Ini mancanegara dan anak sekolah kan berhenti nih," katanya.

Baca Juga: Resmi Dihentikan, Polisi Ngotot Sebut Alasan Utama Ini Hingga Kasus Raffi Ahmad Tak Bisa Dipidana Seperti Habib Rizieq Shihab

Akibatnya, dia mengatakan, kini manajemen Saung Angklung Udjo mencatat sudah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 90 persen pegawainya.

Dari sebanyak 600 pegawai yang bekerja pada masa normal, kini tersisa 40 orang yang masih bekerja.

"Pengurangan pegawai bukan akan, tapi sudah sebagian bulan-bulan kemarin. Dari 600, sekarang cuma 40," kata Taufik.

Baca Juga: Sempat Jadi Misteri Hingga Banyak Dicari, Ini Alasan Istri Ketiga Syekh Ali Jaber Disebut Seperti Khadijah Bagi Sang Ulama

Maka dari itu, ia berharap pemerintah dapat membantu memberi solusi terkait ancaman bangkrutnya Saung Angklung Udjo itu.

Ia pun meminta masyarakat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Mari kita sadar menjaga protokol kesehatan agar pemerintah tidak sulit mengendalikan. Kalau sudah mengerti kan kita bisa berjalan dan sesuai standar yang bisa disepakati bersama," kata dia.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest