Follow Us

Gugup Suntik Jokowi Karena Alasan Ini, Ternyata Dokter Abdul Muthalib Bukan Sosok Sembarangan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 13 Januari 2021 | 14:11
Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO

Presiden Joko Widodo saat mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan ini sekaligus menandai program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Selain Temukan Kotak Hitam SJ 182, Pasukan Elit TNI Ini Ternyata Juga Sukses Angkat Black Box Lion Air JT 610 Hingga Dapat Hadiah dari Luhut Binsar

Vaksin Covid-19, Sinovac
tangkap layar Youtube Channel Sekretariat Presiden

Vaksin Covid-19, Sinovac

Sebelumnya berpraktik di RS Medistra (Jakarta Selatan) dan Rumah Sakit Gading Pluit (Jakarta Utara), Prof Abdul Muthalib dapat memberikan bantuan pelayanan medis terkait penyakit Kanker Penyakit Dalam.

Prof Abdul Muthalib menamatkan gelar pendidikan Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik di Universitas Indonesia pada tahun 1986.

Dia juga terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

Baca Juga: Usia Boeing 737-500 SJ 182 Disorot, Media Asing Sebut 2 Faktor Ini Jadi Penyebab Pesawat Sering Jatuh di Indonesia

Saat ini, beliau juga berstatus sebagai Wakil Dokter Kepresidenan Republik Indonesia

Di situs https://www.ui.ac.id, ketertarikan Prof Abdul Muthalib di bidang ilmu penyakit dalam terutama Haematologi dan Oncology membawanya dalam pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia.

Ketertarikannya ini berawal dari kepedulian tehadap insiden kanker (payudara) yang semakin banyak di Indonesia.

Baca Juga: Uang Rekening Petinggi FPI Dipakai Buat Keperluan Ini, Kini Habib Rizieq Jadi Tersangka dalam 3 Kasus Berbeda

Prof. dr. Abdul Muthalib, SpPD-KHOM menyelesaikan pendidikannya di FKUI pada tahun 1969 kemudian mengambil spesialis Ilmu penyakit dalam FKUI di tahun1980 dan menjadi konsultan hematology-onkology Medik di FKUI/RSCM di tahun 1986.

Dia merupakan anggota International Society of Hematology (ISH) dan International Society of Thrombosis and Haemostasis (ASTH) hingga sekarang, sebagai Supervisor.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest