Follow Us

Sebut Jokowi Lebih Otoriter Dibanding Rezim Pak Harto, Rocky Gerung Nilai Gibran Dikorbankan Demi Ambisi Presiden: Cari Keuntungan dari Jabatan Politik

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 02 Agustus 2020 | 14:24
Achmad Purnomo bersama Gibran Rakabuming Raka.
Tribunnews.com

Achmad Purnomo bersama Gibran Rakabuming Raka.

"Nah di sini ayah mengorbankan anaknya karena perintah dirinya sendiri," kata Rocky Gerung, dikutip dari Pos Kupang.

"Jadi ambisi si ayahnya lah yang sangat mungkin mengorbankan anaknya di Solo dan menantunya di Medan. Bukan karena perintah Tuhan," lanjutnya.

Rocky pun mencoba mengurai pola perpolitikan yang terjadi di Indonesia saat ini.

 Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka (kiri)
Dok. Tribun

Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka (kiri)

Menurutnya, orang yang saat ini duduk di kursi keprisedanan tak paham dengan maksud demokrasi.

"Kita masuk ke dalam perhubungan nasib demokrasi. Jelas presiden Jokowi tiba ketika Indonesia sudah menjalankan demokrasi, yaitu kompetisi," ujar Rocky Gerung.

"Tapi presiden, stafnya, buzzernya, purnakawannya terus menyuarakan bahwa ini kompetisi," katanya.

Alih-alih bebas berkompetisi, kata Rocky, demokrasi lebih mengedepankan untuk jangan menghalangi kompetisi bebas, dan bukan malah melibatkan kekuasaan di dalamnya.

"Prinsip demokrasi itu jangan halangi kompetisi bebas, bukan bebas berkompetisi. Menghalangi kompetisi dengan kekuasaan itu bertentangan dengan demokrasi," tegas Rocky Gerung.

Baca Juga: Foto di Ruang Makan dengan Meja Marmer yang Kosong, Artis Cantik Nabila Syakieb Malah Jarang Makan Bareng Suami Berondongnya Sang Cucu Menteri Orde Baru

Tak tanggung-tanggung, Rocky menyebut Istana buta dengan pemahaman demokrasi.

"Terus menerus diucapkan di talkshow kan ini kompetisi. Kacau karena kehilangan akal untuk membenarkan sesuatu di depan mata kalau itu salah," tegasnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest