Follow Us

Dibenci Warganya Sendiri, Ternyata Indonesia Kembali Belanja Senjata dari Israel, Dulu Soeharto Sampai Kirim Misi Rahasia ke Negara Yahudi Itu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 30 Juli 2020 | 19:43
Jet Tempur A-4 Skyhawk.
wikiwand

Jet Tempur A-4 Skyhawk.

Soeharto tercatat pernah beberapa kali melakukan misi super rahasia yang dipercayakan kepada Benny Moerdani.

Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Melonjak Drastis Hingga Digadang-gadang Jadi Presiden, Sosok Ini Langsung Beri Komentar Menohok Buat Gubernur Jateng: 'Mana Boleh Orang Hobinya Nonton Film Porno Jadi Pejabat'

Salah satu misi super rahasia Soeharto adalah pembelian 32 pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk milik Israel pada 1979.

Melansir dari buku berjudul "Benny Moerdani Yang Belum Terungkap", berikut cerita misi super rahasia Soeharto.

Nama sandi misi super rahasia ini adalah Operasi Alpha, diambil dari huruf depan pesawat A-4E Skyhawk yang akan dibeli.

Pembelian pesawat tempur bekas A-4E Skyhawk secara diam-diam ini dilakukan karena Indonesia saat itu tak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: Video Jokowi Marah Besar Saat Rapat Kabinet Hingga Tangannya Gemetar Baru Beredar Setelah 10 Hari, Begini Penjelasan Pihak Istana, Cuma Jadi Alat Pencitraan di Tengah Krisis Covid-19?

Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi dalam bukunya berjudul 'Loyalitas Tanpa Pamrih', menceritakan Benny Moerdani memberikan ancaman kepada para anggota yang ikut dalam misi super rahasia itu.

Benny mengancam tidak akan mengakui kewarganegaraan mereka jika misi ini gagal.

"Yang ragu-ragu silahkan kembali sekarang" ucap Benny di dalam buku Ashadi Tjahjadi.

Baca Juga: Sesumbar Dapat Gaji Rp 170 Juta Sebulan, Ahok Ternyata Lebih Pilih Kursi Gubernur Ketimbang Komut Pertamina, Tak Tahan Tugas Berat dari Jokowi?

Benny Moerdani
Repro Majalah Angkasa

Benny Moerdani

Misi super rahasia ini cukup merepotkan intelijen Indonesia karena harus mengirim tim mulai dari teknisi hingga pilot, tentunya dengan diam-diam.

Semua identitas prajurit yang dikirim dalam misi ini dibuang di laut Singapura.

Bahkan, untuk menjaga kerahasiaan, mereka menyebut Israel dengan Arizona (negara bagian AS).

Djoko Poerwoko, salah satu anggota tim, dalam bukunya berjudul 'Menari di Angkasa', menceritakan bahwa awalnya mereka terbang ke Frankfurt, Jerman.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Besan Jokowi Lantaran Anaknya Makin Lengket dengan Kaesang Pangarep, Foto-foto Aktivitas Ibunda Felicia Tissue Bikin Warganet Terkejut: 'Mirip Bu Vero Ya'

Setelah beberapa kali ganti pesawat, mereka tiba di bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel.

Di sana, para pilot itu langsung digiring petugas tanpa sempat menyerahkan surat jalan.

"Betapa hebatnya agen rahasia Mossad (intelijen Israel) yang dapat cepat mengenali penumpang gelap tanpa paspor" kata Djoko dalam bukunya.

Baca Juga: Sudah Kena Sindir Anak Sulung yang Sudah Lama Tak Ketemu, Ahok Tiba-tiba Marah Saat Tonton Konten Lawakan Komedian Kondang Ini: 'Berani-beraninya Ni Anak'

Deretan jet tempur A-4 TNI AU
Ade Sulaeman

Deretan jet tempur A-4 TNI AU

Misi super rahasia Operasi Alpha berakhir pada 20 Mei 1980.

Tim ini kemudian pulang ke Indonesia melalui Washington.

Kemudian mereka ke Arizona, masuk ke pangkalan US Marine Corps.

Selama tiga hari mereka menjalani pelatihan versi Marine Corps, dan pada hari terakhir mereka diwajibkan berfoto dengan A-4E Skyhawk milik AS.

Baca Juga: Setelah Sempat Maju Mundur, Menkeu Sri Mulyani Pastikan Gaji ke-13 PNS Cair Tahun Ini, Catat Waktu dan Besarannya

"Ini sebagai kamuflase intelijen" kata Djoko dalam bukunya.

Kembali ke Indonesia, mereka memamerkan Skyhawk ke publik pada peringatan HUT ABRI, 5 Oktober 1980.

Baca Juga: Dulu Disiksa Pangeran Malaysia Sejak Malam Pertama, Kini Manohara Malah Sibuk Keluar Masuk Hutan Setelah Tak Lagi Eksis di Panggung Hiburan

Kini, penguatan alutsista bagi TNI tak bisa ditunda-tunda lagi.

Terlebih semenjak China mulai mengklaim perairan Natuna Utara sebagai miliknya.

Bahkan, China dengan berani mendatangkan Coast Guard dan Fregat kelas berat Jiangkai II class untuk sekedar mengukur kesiapsiagaan angkatan perang Indonesia.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest