Fotokita.net - Para peneliti di Inggris menyebut bahwa obat deksametason mampu menyembuhkan pasien Covid-19.
Tentu pasien itu juga tetap diberikan terapi standar Covid-19.
Pasien itu bisa sembuh setelah diberikan deksametason dosis rendah hingga sedang (6 mg/hari) selama 10 hari.
Hingga saat ini, vaksin maupun obat untuk virus corona belum ditemukan.
Namun, beberapa obat diklaim mampu membantu pasien virus corona untuk sembuh.
Tim peneliti dari Oxford University baru-baru ini menyampaikan bahwa obat dexamethasone atau deksametason efektif untuk menangani pasien Covid-19 dengan kondisi kritis di Inggris.
Banyak pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 pun dinyatakan sembuh tanpa harus dilarikan ke rumah sakit.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun menyambut baik keberadaan obat ini yang terbukti dalam sejumlah kasus mampu mengobati pasien Covid-19 dalam keadaan yang parah.
Akibat informasi tersebut, masyarakat pun banyak yang mencari keberadaan obat ini dan membelinya secara bebas di pasaran, termasuk masyarakat di Indonesia.
Melansir pemberitaan Antara, Kamis (18/6/2020), para pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta mengaku kehabisan stok dexamethasone karena diburu masyarakat.
Namun demikian, beragam pihak telah mengingatkan bahwa obat ini tidak bisa sembarang dikonsumsi oleh masyarakat.
Salah satunya disampaikan oleh Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng Muhammad Faqih.
Kondisi tertentu
Faqih menyebut dexamethasone hanya bisa diminum oleh orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang sesuai dengan peruntukan obat ini.
"Konsumsi obat harus sesuai indikasi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/6).
Dexamethasone merupakan obat kartikosteroid yang bisa untuk mengatasi reaksi alergi, asma, gangguan darah/hormon/sistem kekebalan tubuh dan masalah pernapasan.
Jika kondisi medis seseorang tidak menunjukkan indikasi yang sesuai, maka tidak disarankan untuk mengonsumsi dexamethasone meskipun obat ini mudah didapatkan di warung atau apotik.
Tak hanya itu, meski menunjukkan gejala yang sesuai pun seseorang tetap memerlukan resep dari dokter untuk mengonsumsinya.
Jadi tidak semua orang bisa meminumnya dengan dalih untuk mencegah Covid-19.
"Iya (dexamethasone) obat keras dan seharusnya (diminum) setelah konsultasi ke dokter," ujar dia.
Senada dengan Faqih, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melalui laman resminya juga menyebut obat ini tidak berfungsi bagi penderita Covid-19 ringan dan mengandung efek samping membahayakan bagi orang yang mengonsumsi tanpa adanya indikasi medis dan resep dokter.
"Obat ini tidak bermanfaat untuk kasus Covid-19 ringan dan sedang atau yang tidak dirawat di rumah sakit. Deksametason tidak dapat digunakan untuk pencegahan Covid-19," bunyi keterangan yang disampaikan BPOM.
Menurut penjelasan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), apoteker Ika Puspitasari, M.Si., Ph.D, pasien yang mengalami kesembuhan sebanyak 2.100 adalah pasien Covid-19.
Pasien itu mendapatkan terapi oksigen atau menggunakan ventilator (pasien Covid-19 berat atau kritis).
"Di situs majalah Nature, deksametason tidak akan berefek jika diberikan pada pasien Covid-19 ringan," ujarnya seperti dikutip dari laman Fakultas Farmasi UGM, Minggu (21/6/2020).
Harus di bawah pengawasan dokter
Dikatakan, penggunaan kortikosteroid lain juga sudah biasa digunakan pada Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) oleh para klinisi, walaupun bukan deksametason.
Kortikosteroid yang digunakan adalah metil prednisolone (MP) 2 mg/kg selama 32 hari atau hidrokortison injeksi 100 mg/24 jam selama minimal 3 hari.
ARDS merupakan salah satu manifestasi infeksi Covid-19 pada tahap berat hingga kritis, sehingga pasien memerlukan terapi oksigen bahkan ventilator.
"Untuk penggunaan kortikosteroid apakah metil prednisolon, hidrokortison ataupun deksametason harus digunakan di bawah pengawasan dokter secara ketat," katanya.
"Tentu mengingat efek samping yang ditimbulkan sangat berbahaya," imbuhnya lagi.
Golongan obat keras
Dijelaskan, deksametason adalah obat keras golongan kortikosteroid yang telah lama dipergunakan untuk penanganan alergi serta penyakit autoimun.
Seperti rematik dan Lupus Eritematosus Sistemik (LES), kanker, nyeri dan mual muntah paska operasi, penyakit insufisiensi adrenal (Addison’s disease), serta penyakit Cushing.
Selain itu deksametason memiliki efek anti radang yang sangat kuat karena mampu menghambat enzim fosfolipase yang berperan dalam terjadinya radang.
Serta menghambat pelepasan vasoaktif dan faktor kemoatraktif serta faktor lain yang berperan dalam peradangan yaitu interleukin (IL-1, IL-2, IL-3, IL-6) dan TNF-α.
Baca Juga: Inilah 8 Minuman Paling Aneh dan Menjijikan, Tapi Masih Juga Diminum, Berani Coba?
Deksametason sendiri juga sering disalahgunakan yaitu ditambahkan pada jamu tradisional untuk pegal linu tanpa memperhitungkan dosis deksametason yang ditambahkan.
Sehingga dikenal oleh masyarakat sebagai jamu pegal linu yang manjur. Jamu seperti ini merupakan jamu yang ilegal karena membahayakan masyarakat dan dilarang diperjualbelikan.
Adapun penggunaan deksametason harus dalam pemantauan dokter mengingat efek samping yang terjadi sangat berbahaya.
Efek samping yang terjadi pada pemakain deksametason terjadi akibat dari efek yang memang dimiliki oleh deksametason yaitu efek metabolic dan katabolic pada tulang, otot, jaringan ikat, saraf, saluran pencernaan, pertumbuhan dan paru-paru.
Terdapat efek samping yang sering dialami oleh pengguna kortikosteroid termasuk deksametason jika digunakan dalam waktu jangka panjang, atau dosis yang besar.
Efek samping
Tulang: pengeroposan tulang, gangguan otot
Saluran pencernaan: ulkus peptikum/radang lambung, radang pankreas, perlemakan hati
Imun: penurunan fungsi imun
Jantung dan pembuluh darah: hipertensi, gangguan irama jantung, penumpukan plak di jantung
Mata: glukoma, katarak
Kulit: tumbuhnya banyak bulu, atrofi kulit, jerawatan, penumpukan jaringan lemak di bahu dan wajah
Hormon: diabetes, peningkatan berat badan, gangguan hormone reproduksi
Perilaku: sulit tidur, gangguan kejiwaan, gangguan ingatan dan emosi
Dilarang ikut-ikutan konsumsi secara illegal
Kesimpulannya, mengingat efek samping yang sangat berbahaya, maka penggunaan deksametason harus diawasi secara ketat oleh dokter.
Masyarakat diimbau tidak membeli deksametason tanpa resep dokter, sebagaimana saat ini deksametason tablet maupun injeksi sudah diperjual belikan secara online melalui situs-situs belanja online.
Untuk pengobatan Covid-19, deksametason hanya diberikan pada kasus Covid-19 berat dan kritis yang dirawat di rumah sakit.
"Masyarakat tidak perlu ikut-ikutan konsumsi deksametason jika tidak ingin mengalami efek samping yang berbahaya," ujarnya.
"Jika orang sehat konsumsi deksametason malah daya tahan tubuh turun sehingga mudah terkena infeksi apa saja termasuk Covid-19," tandas Ika.
Luthfia Ayu Azanella/Albertus Adit
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dexamethasone Diklaim Ampuh untuk Covid-9, Ini Imbauan IDI"