Follow Us

Seperti Lecehkan Keputusan PBB di Laut China Selatan dan Natuna, Rupanya Kelakuan Sok Jago China Itu Juga Bikin Kesal Negara-negara Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 06 Januari 2020 | 09:11
Siap Pertempuran Laut, TNI Kirim 600 Prajurit Dan 5 Kapal Perang ke Perairan Natuna, 18 Kali Operasi Siaga Tiap Hari, Pangkogabwilhan: TNI Wajib Melakukan Penindakan...
DOK TNI

Siap Pertempuran Laut, TNI Kirim 600 Prajurit Dan 5 Kapal Perang ke Perairan Natuna, 18 Kali Operasi Siaga Tiap Hari, Pangkogabwilhan: TNI Wajib Melakukan Penindakan...

Illustrasi Tanggapi Soal Konflik Natuna, Prabowo: China adalah Negara Sahabat
kompas tv youtube

Illustrasi Tanggapi Soal Konflik Natuna, Prabowo: China adalah Negara Sahabat

Tensi hubungan Indonesia China dalam beberapa hari terakhir sedang panas dingin. Ini setelah insiden masuknya kapal-kapal nelayan asal China yang dikawal kapal coast guard terdeteksi masuk ke Zona Eksklusif Ekonomi ( ZEE) Natuna secara ilegal.

Tak hanya kapal nelayan, kapal penjaga pantai atau coast guard negara itu juga terang-terangan masuk dan mengawal penangkapan ikan secara ilegal.

Pemerintah Beijing mengklaim kalau kapal nelayan dan coast guard tak melanggar kedaulatan Indonesia.

Baca Juga: Posisinya Diapit Malaysia, Rupanya Begini Alasan Natuna Masuk ke Dalam Wilayah Indonesia. Kini Jadi Sumber Konflik dengan China

Dasar yang dipakai Negeri Tirai Bambu mengklaim perairan Natuna yang masuk wilayah Laut China Selatan adalah sembilan garis putus-putus atau nine dash line.

Nine dash line merupakan garis yang dibuat sepihak oleh China tanpa melalui konvensi hukum laut di bawah PBB atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

Dasar klaim wilayah China atas hampir seluruh perairan Laut China Selatan sebenarnya sudah dipatahkan putusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2016 silam.

Ini bermula setelah negara tetangga Indonesia, Filipina, mengajukan mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrase Internasional atau Permanent Court of Arbitration (PCA) yang merupakan kelembagaan hukum di bawah PBB.

Menara penangkal serangan udara dan serangan rudal di pulau Spratly, dibangun oleh China
INQUIRER.net

Menara penangkal serangan udara dan serangan rudal di pulau Spratly, dibangun oleh China

PCA telah membuat putusan mengenai sengketa di Laut China Selatan yang diajukan oleh Filipina, meski Beijing secara tegas menolak putusan PCA itu.

Bahkan, sejak awal China menolak gugatan Filipina itu, dengan dalih gugatan itu adalah cara konfrontatif untuk menyelesaikan sengketa.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest