Memiliki barang-barang mewah atau branded memang menjadi impian banyak orang. Terkadang, orang rela melakukan apapun asal bisa mendapatkan barang yang dianggap mewah itu.
Psikolog sosial Hening Widyastuti mengatakan, seseorang menyukai barang mewah karena faktor gengsi.
Mengutip teori psikologi Abraham Maslow, saat kebutuhan tiga kebutuhan utama manusia terpenuhi, yaitu sandang, pangan, dan papan, maka meningkatlah kebutuhan lebih tinggi.
"Peningkatan kebutuhan tersebut bersifat tersier seperti rekreasi lifestyle dan self esteem berkaitan dengan harga diri," ujarnya kepada Kompas.com (8/12/2019).
Selain itu, kehidupan yang modern menuntut kepraktisan dan serba cepat dibarengi pengaruh sosial media membuat semua informasi sangat mudah terakses.
Menurut Hening, hal ini membuat toko-toko online bermunculan dan dengan mudah menawarkan berbagai macam barang kebutuhan hidup yang merambah ke dunia fesyen dan vacation, sangat mudah didapat hanya dengan mengoperasikan ponsel dari rumah.
"Semaraknya komunitas arisan sosialita serta komunitas lainnya memicu mereka untuk saling bersaing menjaga eksistensi mereka serta harga diri di dalam peer grup mereka," tambahnya.
Padahal, kata Hening, masyarakat Indonesia seperti kurve normal jumlah masyarakat yang masuk kategori ekonomi menengah lebih banyak dibanding menengah ke bawah atau pun menengah atas.
Masyarakat kategori ekonomi menengah biasanya terjadi di kalangan keluarga muda yang tengah berproses dan berkembang dengan pendapatan yang boleh dikatakan di atas UMR.