Follow Us

Sudah Lama Resahkan Warga Klaten, Tawon Ndas Kembali Renggut Korban Jiwa. Begini Penjelasan Ahli Cara Kerja Serangga Ini Hilangkan Nyawa

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 16 November 2019 | 15:57
Tak Hanya di Klaten, Tawon Ndas Juga Resahkan Warga Bojonegoro, Posisi Sarangnya di Atas Atap Rumah
Capture Kompas.com

Tak Hanya di Klaten, Tawon Ndas Juga Resahkan Warga Bojonegoro, Posisi Sarangnya di Atas Atap Rumah

Fotokita.net – Serangga yang dalam bahasa Jawa disebut tawon ndas, atau sebagian orang menyebutnya tabuhan, itu memang sudah lama menjadi masalah, khususnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Upaya pemberantasan dan pencegahan terus dilakukan, salah satunya menggandeng para ahli untuk mensosialisasikan bahaya dari tawon ndas.

Sengatan tawon Vespa affinis, atau sering juga disebut dengan tawon endas atau tawon ndas, kembali merenggut nyawa dua warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Daftar itu menambah jumlah korban jiwa akibat serangan tawon ndas. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, tujuh warga meninggal dunia akibat sengatan tawon jenis Vespa affinis atau sering disebut tawon ndas.

Baca Juga: Punya Arti yang Unik dalam Islam, Wishnutama Pilih Nama Ini untuk Putrinya yang Telah Lahir. Begini Perbedaan Maknanya dengan Nama Cucu Ketiga Jokowi

Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Klaten Nur Khodik menjelaskan, jika tersengat tawon jenis ini harus segera mendapat penanganan medis dalam waktu 1x24 jam.

Berikut ini 5 fakta di balik serangan tawon ndas di Klaten:

1. Segera tangani secara medis bila tersengat tawon ndas

Sengatan tawon Vespa Affinis bisa menyebabkan kematian pada seseorang. Untuk itu, korban harus segera ditangani secara medis dalam waktu 1 x 24 jam.

"Tawon ini sangat berbahaya. Sudah ada 7 warga yang meninggal karena sengatan tawon Vespa affinis. Dua warga pada tahun 2017 dan 5 orang warga tahun 2018," kata Nur Khodik, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (11/1/2019).

Baca Juga: Jokowi dan Gibran Rakabuming Pilih Nama Anak dari Bahasa Jawa, Wishnutama Sematkan Nama yang Islami untuk Putrinya yang Baru Lahir. Apa Artinya?

Nur Khodik mengatakan, pihaknya telah memusnahkan ratusan sarang tawon Vespa Affinis. Pada 2017, sebanyak 217 sarang dan 207 sarang pada tahun 2018.

Damkar berusaha menghancurkan sarang tawon ndas
(kompas.com/ syahrul munir)

Damkar berusaha menghancurkan sarang tawon ndas

2. Pemusnahan sarang tawon dilakukan sore hari

Sarang tawon ndas diameternya mencapai sekitar 2 meter. Biasanya, sarang tersebut terdapat di pohon, batu, lemari dan atap rumah.

Jika warga mengetahui sarang tawon itu untuk segera melaporkan ke Damkar.

"Evakuasi biasanya kami lakukan setelah Maghrib sekitar pukul 18.00 WIB. Karena tawon ini tidak terlalu agresif sehingga tidak membahayakan yang mengevakuasi," ujar Nur Khodik.

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, ada pula yang menggunakan zat. Metode pemusnahan menyesuaikan dengan medan lokasi tawon tersebut.

Pada awal 2019, petugas telah memusnahkan sebanyak 18 sarang tawon Vespa Affinis dan 22 sarang dalam antrean.

Petugas damkar BPBD Bojonegoro membasmi tawon ndas
Surya/M Sudarsono

Petugas damkar BPBD Bojonegoro membasmi tawon ndas

3. Data sebaran tawon ndas di wilayah Klaten

Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Klaten tahun 2017, sedikitnya ada 24 kecamatan sebagai tempat persebaran sarang tawon beracun ini.

Adapun 24 kecamatan itu antara lain, Ceper, Trucuk, Pedan, Cawas, Wedi, Kebonarum, Klaten Utara, Gantiwarno, Karangnongko, Juwiring, Karangdowo, Klaten, Jogonalan, Ngawen. Kemudian Tulung, Klaten Tengah, Jatinom, Bayat, Karanganom, Delanggu, Wonosari, Manisrenggo, Prambanan, Kalikotes dan Polanharjo.

Pada 2018, sarang tawon paling banyak ditemukan di Kecamatan Klaten Utara.

Baca Juga: Jokowi dan Gibran Rakabuming Pilih Nama Anak dari Bahasa Jawa, Wishnutama Sematkan Nama yang Islami untuk Putrinya yang Baru Lahir. Apa Artinya?

4. Sosialisasi bahaya serangan tawon ndas

Saat mencari sarang tawon, petugas menyisir di lokasi-lokasi kumuh. Tempat kumuh menjadi favorit bagi tawon, khususnya tawon ndas.

Tawon Vespa lebih memilih bersarang di tempat yang banyak sumber makanan, terutama tempat kumuh.

Selain itu, biasanya juga memilih sarang di pohon-pohon, tanaman hias, batu, dan atap rumah.

Baca Juga: Gaji PNS Golongan Tertinggi Pun Masih Lebih Rendah Daripada Upah Buruh, Lantas Kenapa Tes CPNS Selalu Membeludak? Inilah Alasannya

Pihak Damkar Klaten bersama LIPI akan mengadakan sosialsiasi tentang pencegahan dan tata laksana penanganan terhadap tawon Vespa Affinis di Pendapa Pemkab Klaten pada Senin (14/1/2019).

Sosialisasi tersebut mengundang seluruh kepala desa, SKPD, para camat se-Kabupaten Klaten ditambah dengan kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di wilayah Solo Raya.

Jenis tawon Vespa Affinis.
Pixabay

Jenis tawon Vespa Affinis.

5. Penjelasan ahli tentang tawon ndas

Pakar toksinologi, Dr dr Tri Maharani MSi SPEM mengatakan, tawon Vespa Affinis merupakan jenis tawon predator.

Tawon jenis ini memiliki kemampuan untuk memasukkan racunnya ke tubuh manusia. Dosis racun kecil jika hanya satu atau dua tawon yang menyengat.

Namun, bila jumlah tawon yang menyengat banyak, maka mampu menyebabkan hiperalergi.

Sementara itu, pakar ilmu serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Nugroho menjelaskan, tawon ndas telah tersebar di Asia tropis.

Tawon ini bukan jenis baru.

Tawon ndas memiliki ciri tubuh yang mudah dikenali, yakni ukuran badan agak besar dan panjang sekitar tiga sentimeter, tubuh berwarna hitam dan belang berwarna kuning atau oranye di bagian perut, katanya.

Baca Juga: Sempat Berdebat Sengit Soal Anggaran, Prabowo Subianto Unjuk Gigi di Depan Wakil Rakyat Kita. Sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Bisa Minta Seluruh Rakyat Ikut Perang

Sengatan tawon Vespa affinis, atau sering juga disebut dengan tawon endas atau tawon ndas, kembali merenggut nyawa dua warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Korban meninggal adalah Lanjarwati, warga Kecamatan Wedi; dan Warsomo, warga Kecamatan Wonosari.

Menanggapi peristiwa ini, Kompas.com menghubungi peneliti serangga di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Rosichon Ubaidillah MPhill, Sabtu (16/11/2019).

Rosichon menjelaskan, serangga yang dalam bahasa Jawa disebut tawon ndas, atau sebagian orang menyebutnya tabuhan, itu memang sudah lama menjadi masalah, khususnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Tawon Vespa Annifis atau Hornet.
Kompas.com

Tawon Vespa Annifis atau Hornet.

Dia mengakui bahwa penyebaran tawon ini sebetulnya cukup luas dan ditemukan hampir di seluruh kawasan subtropis Asia, mulai dari Hong Kong, Taiwan, Sri Lanka, Taiwan, Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Singapore, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Filipina (Palawan), hingga Papua.

Akan tetapi, khusus di Klaten, tawon ndas sudah lama menjadi masalah dan berkali-kali menelan korban jiwa.

"Sebenarnya tawon Vespa affinis (tawon ndas) merupakan serangga sosial dan sebagai pemangsa serangga dan atau Arthropoda lain. Sengatan dan racun (venom) sebenarnya digunakan sepenuhnya untuk pertahanan diri ketika individu dan koloninya terganggu (diserang) oleh siapa pun, termasuk oleh manusia," kata Rosichon.

Dalam satu koloni atau satu sarang, bisa terdapat ratusan hingga ribuan individu tawon. Hal inilah yang membuat sengatan tawon ndas tidak bisa disepelekan.

"Sengatan (tawon ndas) bisa mematikan binatang vertebrata lain atau manusia yang mengganggunya dan apabila jumlah sengatannya cukup banyak, sangat mematikan," jelasnya.

Dalam konteks sengatan pada manusia, kata Rosichon, umumnya gejala awal yang timbul berupa rasa nyeri di tempat yang disengat dan nekrosis (cedera sel yang mengakibatkan matinya sel-sel jaringan hidup).

Baca Juga: Teror di Kantor Polisi Medan Jadi Pembuka, Sosok yang Dekat dengan Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Sudah Siapkan Aksi yang Lebih Besar di Ikon Wisata Dunia. Siapa Dalangnya?

Tidak hanya itu, reaksi anafilaksis berat juga sangat mungkin terjadi pada mereka yang terkena sengatan tawon ndas ini.

Untuk diketahui, anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.

"Apabila jumlah sengatan cukup banyak yang dilakukan oleh banyak individu tawon atau rame-rame (tawon ndas itu) dan manusia yang tersengat memiliki alergi dengan venomnya (racun), bisa fatal alias mati," tuturnya.

Buruknya, sering kali tawon ndas menyerang beramai-ramai. Alasannya bukan karena serangga ini punya rasa setia kawan dan akan saling bantuk kalau ada yang menganggu.

Namun, hal ini terjadi karena ketika satu individu tawon melakukan penyerangan atau menyengat, individu tawon tersebut akan mengeluarkan feromon berbahaya.

Feromon berbahaya yang disebut Alarm Pheromone ini dikeluarkan dengan maksud untuk mengundang individu-individu lain atau temannya dari satu koloni ikut menyengat.

"Nah disitulah bisa mengakibatkan kematian," ucap dia. (Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest