Saat itu ia ikut membangun asrama milik perusahaan kayu. Saat itu juga sedang marak-maraknya bisnis kayu. Dia menyaksikan kayu ditebang, berhektar-hektar hutan gundul tanpa sisa.
"Dari situ muncul motivasi. Saya akan merawat hutan. Saya kemudian beralih jadi petani tapi garap lahan orang lain," ujar dia.
Kakek dua anak ini menginjak tanah Kalimantan Timur pertama kali pada 1971. Saat itu ia ikut membangun asrama milik perusahaan kayu. Saat itu juga sedang marak-maraknya bisnis kayu.
Dia menyaksikan kayu ditebang, berhektar-hektar hutan gundul tanpa sisa.
"Dari situ muncul motivasi. Saya akan merawat hutan. Saya kemudian beralih jadi petani tapi garap lahan orang lain," ujar dia.
Lahan seluas 1,5 hektar itu ia beli dengan harga Rp 100.000 tahun 1979. Kala itu ia membeli untuk bertani.
Konsep pertanian yang diterapkan bernama agroforestri, menggabungkan pepohonan dengan tanaman pertanian.
Kini pohon yang ia tanam pada 1986 silam sudah tinggi menjulang membentuk hutan dalam kota. Awalnya, ia menanami komoditas pertanian seperti lombok, sayuran juga buah-buahan.