Fotokita.net - Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Gibran Rakabuming Raka bisa menang jika mencalonkan diri di Pilwakot Solo 2020.
Namun, tentu bisa juga kalah jika bersaing dengan tokoh yang lebih populer.
Salah satu contoh tokoh populer di Kota Solo itu adalah Didi Kempot.
"Karena itu, jika ditanya apakah bisa kalah ? Ya bisa. Oleh siapa? Tokoh yang populer, siapa itu? Didi Kempot misalnya," ucap Hendri.
Penyanyi campursari Didi Kempot dinilai lebih populer di kalangan masyarakat Solo dibanding putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Untuk itu, Gibran kemungkinan kalah dalam Pemilihan Wali Kota Solo (Pilwakot) 2020 jika bersaing dengan Didi Kempot.
Menanggapi hal itu, Didi Kempot tertawa.
"Hahaha.. kalau saya enggak mungkin. Saya enggak tahu persis jalan menuju ke situ. Jadi saya enggaklah (mengikuti Pilwakot Solo)," ujar Didi Kempot saat dihubungi, Sabtu (2/11/2019).
Diketahui, Didi Kempot juga berasal dari Solo. Namun, Didi belum tertarik terjun ke dunia politik. Pria yang dijuluki the Godfather of Broken Heart itu memilih setia dengan para Sobat Ambyar.
"Tentu saja yang berani maju itu kan pastis semuanya pantas di situ. Kalau saya kan tidak, saya sebagai seniman aja di atas panggung," lanjut Lord Didi.
Siapakah Didi Kempot sebenarnya?
Seorang pemuda berkaus merah marun menyanyikan lagu berjudul "Stasiun Balapan" itu dengan penuh penghayatan.
Ia melenggokkan badan dengan dua jari telunjuk diangkat mengikuti irama lagu dengan aransemen musik koplo itu.
Percayalah, pemuda itu bukan satu-satunya yang terlena dan menghayati alunan suara sang Godfather of Broken Heart Didi Kempot di Dynamic Stage Synchronize Fest 2019 yang digelar di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2019).
Padahal, itu lagu awalnya beredar luas pada 1991. Jangan-jangan si pemuda berkaus merah itu pun belum lahir atau kalaupun sudah lahir ya masih ingusan.
Pemandangan seperti itu sudah biasa di setiap penampilan Didi Kempot di mana pun. Semua penonton hanyut dalam lagu-lagu bertema patah hati tetapi musiknya menghipnotis orang untuk bergoyang.
Setiap lagu yang dibawakan Lord Didi—begitu dia dipanggil—selalu memancing emosi penontonnya.
Pada pertengahan lagu ”Pamer Bojo”, misalnya, mereka serempak mengepalkan tangan ke atas sambil berteriak "Cendol Dawet! Cendol Dawet!". Beberapa penonton naik ke pundak temannya dan terus menggerakkan tangan dan tubuhnya.
"Daripada sakit hati mending dijogetin," kata Didi di atas panggung.
Begitulah titah Lord Didi kepada semua pencintanya yang dinamai Sobat Ambyar.
Fenomena bernama Didi Kempot ini bermula ketika sebuah video yang diunggah akun twitter Agus Magelang @AgusMagelangan menjadi viral.
Sosok Agus inilah yang kemudian memberi julukan Godfather of Broken Heart kepada Didi Kempot.
Video tersebut menampilkan sekelompok anak muda yang begitu menghayati lagu-lagu yang dibawakan Didi Kempot. Video itu diunggah kembali oleh akun Instagram @sobatambyar pada 12 Juni 2019.
Popularitas Didi Kempot semakin melambung tinggi ketika dia menjadi bintang tamu dalam vlog Ngobam dengan Gofar Hilman.
Istilah-istilah seperti Godfather of Broken Heart, Sobat Ambyar, Sadbois, Sadgels, Lord Didi, dan Bapak Loro Ati Nasional tiba-tiba menjadi perbincangan.
Didi Kempot sudah kondang jauh sebelum 2019. Namun, daya tariknya tak terbendung sepanjang tahun ini.
Bila sebelumnya lagu-lagu Didi yang kebanyakan berbahasa Jawa hanya dinikmati penutur bahasa itu, kini semua kalangan bak kena sihir patah hati Lord Didi.
Penggemar lagu-lagu pria asal Solo, Jawa Tengah, itu kini tidak terbatas pada kalangan orang tua atau generasi pada masa lagu-lagunya pertama kali dirilis. Didi merebut hati anak muda seantero Nusantara.
Yang penting lagunya asyik, soal bahasa bisa dicari di Google Translate, adalah kata banyak penggemarnya yang tidak paham bahasa Jawa.
Buat yang ketinggalan kereta sihir Didi Kempot, ini salah satu video unggahan ulang lagu Stasiun Balapan yang sudah ditonton lebih dari 7 juta orang