Fotokita.net - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, telah menyatakan minatnya untuk mencalonkan diri sebagai wali kota Solo dalam Pilkada 2020.
Untuk memuluskan langkahnyanya itu Gibran pun mendaftar sebagai anggota PDI-P untuk maju pada Pilkada Solo 2020.
Gibran mengaku tak punya tekanan dan arahan dari bapaknya saat berniat maju menjadi bakal calon wali kota Solo.
"Pokoknya bapak nggak pernah memaksa apa pun, nggak pernah mengarahkan harus ke sini, harus ke sana, nggak. Semuanya bebas. Semuanya, yang penting harus mandiri," kata Gibran kepada wartawan Fajar Sodiq di Solo untuk BBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Kemunculan Joko Widodo di kancah politik nasional pada mulanya diyakini bisa mendobrak dinasti politik Indonesia. Tapi sekarang, satu per satu anggota keluarganya mulai berniat mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
Gibran Rakabuming Raka, si anak sulung, mengaku hendak mencalonkan diri sebagai wali kota Solo— kursi yang pernah ditempati bapaknya.
Bukan hanya Gibran. Bobby Nasution, menantu Jokowi, sudah mengambil formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota Medan pada 13 September lalu.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai fenomena ini sebagai awal kelahiran dinasti politik baru dari klan Jokowi.
"Secara moral menjadi sesuatu yang disayangkan oleh banyak kelompok. Karena ternyata kekuasaan itu menggoda, dan godaan itu sulit ditepis oleh lingkungan di sekitar Jokowi," kata Titi kepada wartawan Muhammad Irham yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Jokowi bukan berasal dari keluarga politikus, bukan pula anak ketua partai berlambang banteng bermoncong Putih, Megawati Soekarnoputri. Tapi karier politiknya moncer sejak menjabat wali kota Solo selama dua periode (2005 dan 2010).
Setelah menjadi wali kota Solo, Jokowi meniti tangga politik sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012 dengan mengalahkan petahana, Fauzi Bowo.
Sebagai pemimpin ibu kota, dia bertahan selama dua tahun karena anak dari pasangan Wijiatno Notomiarjo dan Sujiatmi mencoba peruntungan menjadi orang nomor satu di Indonesia pada Pilpres 2014.
Menang pada pilpres 2014, Jokowi mempertahankan kursinya pada 2019. Sebanyak dua kali pula lawannya, mantan menantu Presiden Soeharto, Prabowo Subianto, kalah.
"Beliau memang terlihat polos, tapi beliau ini politisi yang ulung. Justru dengan gayanya itu (polos), dia adalah politisi ulung," kata Wakil Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia, Hurriyah kepada BBC News Indonesia.
Keulungan Jokowi, menurut Hurriyah, salah satunya diwujudkan dengan mempersiapkan regenerasi, walau dia sendiri dipersepsikan sebagai antitesa dari semua hal buruk di Orde Baru, termasuk dinasti politik.
"Sebenarnya yang dilakukan Jokowi hanyalah mengikuti, meneruskan, tradisi yang sudah berjalan lama, sejak masa reformasi," kata Hurriyah.
Gibran Rakabuming Raka awalnya dikenal sebagai seorang yang antipolitik.
Bahkan, suami dari Selvi Ananda itu beranggapan sebagai seorang pengusaha, dirinya bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat tanpa harus terjun ke dunia politik.
Namun, beberapa tahun terakhir, ayah Jan Ethes Srinarendra tersebut berubah pikiran.
Dengan latar belakang sebagai seorang pengusaha, Gibran ingin menunjukkan kontribusinya kepada masyarakat melalui kebijakan politiknya.
Terlebih lagi, setelah bertemu dengan Wali Kota Surakarta sekaligus Ketua DPC PDI-P Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, dirinya menyatakan siap terjun ke dunia politik.
Gibran pun mendaftar sebagai anggota PDI-P untuk maju pada Pilkada Solo 2020.
"Beberapa tahun terakhir ini saya mulai bertemu banyak orang. Saya beranggapan bahwa kalau begini-gini terus, orang yang bisa saya bantu itu cuma ya begini-gini saja," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/11/2019).
"Misal saya punya CSR. Saya punya les Inggris gratis muridnya sudah ribuan. Kalau saya cuma jadi pengusaha, yang bisa saya bantu cuma ribuan saja. Kalau saya bisa masuk politik, yang bisa saya bantu ya kalau di Solo 600.000 orang melalui kebijakan saya," kata dia.
Sebagai wujud keseriusannya maju pada Pilkada Solo 2020, Gibran mengatakan akan menyerahkan beberapa bisnis kepada sang adik, Kaesang Pengarap.
Gibran diketahui telah mendaftarkan diri sebagai anggota PDI-P Kota Surakarta. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah Gibran untuk maju pada Pilkada Solo 2020.
Namun, langkah bos Markobar untuk maju pada Pilkada Solo 2020 terhalang Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDI-P Surakarta. Pengurus DPC PDI-P Surakarta menyatakan sepakat mengajukan pasangan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada 2020.
Adapun Achmad Purnomo merupakan Wakil Wali Kota Surakarta. Sementara itu, Teguh Prakosa menjabat anggota DPRD Surakarta periode 2014-2019.
Berkas keduanya pun telah dikirim Ketua DPC PDI-P Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo alias Rudy untuk mendapatkan rekomendasi dari DPD dan DPP.
Kendati demikian, Gibran masih terus berupaya agar bisa maju sebagai calon wali kota pada Pilkada 2020.
Ia langsung bergerak ke pemimpin tertinggi PDI-P, yaitu Megawati Soekarnoputri. Setelah bertemu Megawati, Gibran menyatakan akan berjuang dalam kontestasi Pilwalkot Solo melalui PDI-P.
Ia juga mengatakan, sebagai kader baru, sudah sewajarnya sowan ke rumah ketua umum.
"Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju (Pilkada Solo). Saya sampaikan juga ke Bu Mega, saya sudah punya KTA PDI-P (kartu tanda anggota PDI-P) dan saya tidak akan maju lewat independen seperti yang dikatakan di Solo kemarin. Itu tidak benar," kata Gibran di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019). (BBC Indonesia/Kompas.com)