Follow Us

Bagaikan Cicak Berlari di Dinding, Atlet Panjat Tebing Kita Sukses Patahkan Rekor Dunia Andalan China. Kenali Sosok Perempuan Berhijab Nan Bersahaja Ini!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 21 Oktober 2019 | 06:38
Atlet panjat dinding putri kebanggaan Indonesia, Aries Susanti Rahayu
FPTI

Atlet panjat dinding putri kebanggaan Indonesia, Aries Susanti Rahayu

Fotokita.net - Bendera Merah Putih kembali berkibar dalam pentas olah raga dunia. Kali ini, kabar gembira itu datang dari ajang Piala Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cup) yang digelar di Xiamen, China, Sabtu (19/10/2019).

Dalam ajang dunia itu, atlet Indonesia berhasil harumkan nama Indonesia. Sang atlet panjat tebing perempuan itu menjadi yang terbaik dalam salah satu nomor yang dilombakan. Bukan cuma itu, dia bahkan sukses pecahkan rekor dunia.

Atlet perempuan itu adalah Aries Susanti Rahayu. Dia kembali mencetak prestasi sebagai atlet panjat tebing Indonesia. Ia berhasil memperoleh emas dalam ajang Piala Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cup) yang digelar di Xiamen, China, Sabtu (19/10/2019).

Aries berhasil menjadi juara dunia dan mengalahkan pemegang rekor dunia, Yi Ling Song, dari Cina. Selain itu, ia juga memecahkan rekor dunia sebagai perempuan pertama dalam sejarah yang mencatatkan waktu di bawah 7 detik, yaitu 6,995 detik dalam nomor speed world putri.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Ikut Hangus, Rupanya Polisi Tak Temukan Nama Raffi Ahmad dalam STNK Lamborghini Aventador yang Terbakar di Sentul. Jadi, Siapa Sebenarnya Pemilik Mobil Mewah Itu?

Aries Susanti Rahayu, raih podium pertama di Kejuaraan Dunia Panjat Dinding di Xianmen, China
FPTI

Aries Susanti Rahayu, raih podium pertama di Kejuaraan Dunia Panjat Dinding di Xianmen, China

Aries Susanti Rahayu diketahui lahir di Grobogan, 21 Maret 1995. Pendidikannya dimulai dari SDN Taruna, Klambu, Grobogan. Ia melanjutkan pendidikan dasarnya di SMPN 1 Grobogan.

Kemudian, melanjutkan sekolah di SMAN 9 Semarang dan SMA Kristen Purwodadi. Ia juga menempuh pendidikan tinggi di jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Semarang.

Diberitakan Kompas.com (21/05/2018), saat SD, Aries sudah menekuni cabang olahraga lari. Ia kemudian diperkenalkan cabang olahraga panjat tebing oleh guru olahraganya.

Baca Juga: Sudah Bangun Lebih dari 1.000 Masjid di Penjuru Indonesia, Begini Alasan Pengusaha Sukses Asal Banten Itu Pilih Depok Sebagai Lokasi Masjid Kubah Emas

Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu mengibarkan Bendera Merah Putih setelah berhasil meraih medali emas pada kategori speed Asian Games 2018 di Arena Panjat Tebing Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (23/8/2018).
ANTARA FOTO/INASGOC/IWAN CHERISTIAN

Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu mengibarkan Bendera Merah Putih setelah berhasil meraih medali emas pada kategori speed Asian Games 2018 di Arena Panjat Tebing Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (23/8/2018).

Melansir pemberitaan harian Kompas (28/08/2018), Aries menjadi atlet panjat tebing termuda di Grobogan saat berusia 14 tahun. Aries terus mengasah kemampuannya dalam panjat tebing dan berhasil masuk menjadi atlet PON.

Akan tetapi, Aries tidak langsung masuk menjadi tim inti. Awalnya, ia menjadi atlet cadangan untuk lawan tanding atlet PON. Namun, Aries justru mampu mengalahkan semua atlet Pelatda dan akhirnya dimasukkan menjadi tim inti Jateng untuk PON.

Kemudian, ia bertarung di PON Riau, tetapi terhenti di babak delapan besar. Pada PON 2016 di Jawa Barat, Aries bermain di nomor kecepatan beregu dan memperoleh emas bersama timnya.

Namun, ia belum turun di nomor perseorangan. Di awal 2017, Aries diminta memberikan pelatihan singkat tentang panjat tebing untuk tim Kopassus di Jakarta.

Di acara itu, ia bertemu dengan Hendra Basir, pelatih nasional panjat tebing. Aries diajak Hendra untuk turut serta berlatih bersama atlet top nasional yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018 dengan syarat membiayai sendiri akomodasi selama latihan.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Selalu Kalah Telak dalam 4 Pertandingan Timnas Indonesia Dicemooh Supporter. Piala Dunia Tinggal Mimpi!

Status Aries dalam latihan ini adalah lawan tanding atau cadangan. Namun, dalam tiga kali simulasi dengan atlet pelatnas, Aries menjadi juara. Oleh karena itu, FPTI pun menjadikan Aries sebagai atlet inti Pelatnas.

Di debut internasional pertamanya, yaitu Kejuaraan Asia di Iran, September 2017, Aries hanya memperoleh perunggu dari nomor spesialisasinya. Ia kalah dari atlet pemanjat China, Song Yiling, di semifinal.

Aries Susanti Rahayu
Instagram Aries Susanti Rahayu

Aries Susanti Rahayu

Pada seri kejuaraan dunia tahun 2017 yang diadakan di Xiamen Cina, Aries memperoleh perak. Kemudian, pada IFSC 2018 yang diadakan di Tai'an China, Aries mendapatkan perunggu dalam nomor speed world record.

Namanya menjadi sangat menonjol setelah keberhasilannya menjadi juara pada seri piala dunia di Chongqing, China, Mei 2018. Ia pun menjadi salah satu andalan Indonesia dalam Asian Games 2018 di nomor speed.

Pada Asian Games 2018, Aries berhasil menang mengalahkan Song yang sempat mengunggulinya di Kejuaraan Asia di Iran tahun 2017. Selain itu, ia juga berhasil mengungguli seniornya sendiri di bidang panjat tebing Indonesia, Puji Lestari.

Baca Juga: Kemarau Panjang Tahun Ini, Puncak Gunung di Indonesia Munculkan Lagi Fenomena Unik Ini. Foto-fotonya Jadi Viral di Media Sosial

Jadi Juara Dunia Panjat Tebing Spiderwoman Asal Indonesia, Aries Susanti Pecahkan Rekor Dunia dan
instagram @fpti_official

Jadi Juara Dunia Panjat Tebing Spiderwoman Asal Indonesia, Aries Susanti Pecahkan Rekor Dunia dan

Yang terbaru, ia berhasil menjadi memecahkan rekor sebagai atlet panjat tebing tercepat dengan catatan waktu di bawah 7 detik di acara IFSC World Cup 2019 yang diselenggarakan di Xiamen, Cina, Sabtu lalu (19/10/2019).

Kini, ia pun tengah menanti ajang terbesar di dunia, yaitu Olimpiade Tokyo 2020. Di Olimpiade Tokyo, panjat tebing untuk pertama kalinya akan dilombakan, yaitu untuk nomor perlombaan kombinasi speed, lead, dan boulder. (Sumber: Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho/Vina Fadhrotul Mukaromah)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest