Presiden Trump dikatakan telah mendesak kepada Turki untuk tidak melancarkan serangan militer terhadap Kurdi di Suriah, namun permintaan itu diabaikan Erdogan.
"Presiden Erdogan menerima surat itu, (kemudian) sepenuh hati menolaknya dan menaruhnya di tempat sampah," kata sumber kepresidenan Turki, seperti dikutip BBC.
Menurut staf kepresidenan Turki, surat dari Trump yang isinya mencampurkan antara ancaman dengan candaan telah membuat marah Presiden Erdogan.

Presiden Turki Erdogan
Erdogan membuang surat itu ke tempat sampah dan kemudian mengumumkan memulai operasi militer ke Suriah pada hari yang sama.
Hal itu bisa dianggap sebagai bukti bahwa Trump tidak memberikan lampu hijau kepada Erdogan maupun Ankara untuk melancarkan serangan terhadap Kurdi Suriah.

Ilustrasi- ISIS melakukan eksekusi pemenggalan kepala.
Amerika Serikat telah bekerja sama dengan Kurdi Suriah yang tergabung dalam Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dalam perang melawan ISIS di Suriah sejak pemerintahan Presiden Barack Obama.
Hal itu sejak awal telah jelas akan menimbulkan permasalahan antara AS dengan Turki. Ankara memandang Kurdi Suriah, termasuk SDF, yang didominasi anggota milisi Kurdi, Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) Turki, yang telah dianggap sebagai kelompok teror oleh Ankara. (BBC Indonesia/Kompas.com)