Follow Us

Dapat Usulan Perubahan Waktu Pelantikan dari Relawan, Jokowi Tanggapinya dengan Begini Saja. Ada Apa Sebenarnya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 09 Oktober 2019 | 08:22
Jokowi-Maruf saat menyampaikan pidato kemenangan di Kampung Deret, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Ihsanuddin/Kompas.com

Jokowi-Maruf saat menyampaikan pidato kemenangan di Kampung Deret, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Fotokita.net - Meski usul untuk memajukan hari pelantikan tak dimungkinkan, namun akhirnya Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) memutuskan mengubah jam pelantikan. Acara pelantikan yang semula dijadwalkan pukul 10.00 WIB diundur menjadi pukul 16.00 WIB.

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengakui salah satu alasan pengunduran jam pelantikan ini untuk memberi kesempatan bagi para pendukung Jokowi yang ingin beribadah di Minggu pagi

"Kita ingin agar memberi kesempatan saudara-saudara kita beribadah pagi hari," kata Bambang di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Baca Juga: MPR Akhirnya Putuskan Jadwal Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang Baru Berubah. Apa Penyebabnya?

Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) memundurkan jam pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden 2019-2024.

Acara pelantikan di Gedung MPR yang semula dijadwalkan pukul 10.00 WIB, Minggu (20/10/2019) pagi, diundur menjadi pukul 16.00 WIB.

Setelah wacana majunya waktu pelantikan Joko Widodo atau Jokowi sebagai Presiden RI periode 2019 - 2024 ramai dibahas hingga ditolak oleh KPU, pihak Istana dan Projo pun menyampaikan klarifikasi.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak pernah meminta agar pelantikan presiden periode 2019-2024 dimajukan sehari menjadi 19 Oktober.

"Tentunya Presiden memahami tentang ketatanegaraan. (Yang) menyampaikan kan bukan dari Istana. Sehingga (permintaan) itu tidak ada," ujar Pramono.

Budi Arie juga meluruskan pernyataannya. Ia mengatakan, usul untuk mempercepat pelantikan dari 20 Oktober menjadi 19 Oktober itu justru datang dari Projo.

Usul itu disampaikan saat Projo dan sejumlah pimpinan organisasi relawan bertemu Jokowi di Istana.

Baca Juga: Rapat Kabinet Terakhir, Para Menteri Jokowi Ini Tertangkap Kamera Mencatat di Buku Kecil. Tapi, Ada Satu Menteri Pakai Gadget Keren...

Pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin menjanjikan kabinetnya diisi orang-orang muda.
Kompas.com

Pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin menjanjikan kabinetnya diisi orang-orang muda.

"Kami mengusulkan kepada Presiden Jokowi soal pelantikan 19 Oktober 2019. Beliau senyum- senyum saja. Kita semua memahami bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang taat aturan dan konstitusi. Kami berharap dan yakin KPU cukup bijak dalam hal ini," kata Budi Arie.

Budi mengusulkan pelantikan jadi hari Sabtu 19 Oktober karena meyakini pada tanggal itu akan lebih banyak masyarakat yang datang mengawal pelantikan Jokowi-Ma'ruf di gedung MPR.

"Tanggal 19 Oktober 2019 jatuh pada hari Sabtu. Keluarga Indonesia sedang santai. Kami yakin jutaan rakyat akan mengawal Pelantikan Presiden," ujar Budi.

Berbeda dengan hari Minggu 20 Oktober, dimana sebagian masyarakat ingin menjalankan ibadah dan berolahraga di Car Free Day. Budi memastikan tidak ada alasan politis apapun dengan usulan ini, hanya pertimbangan kepraktisan masyarakat saja.

Baca Juga: Dulu Dikenal Ramah dengan Warga, Mengapa Kini Presiden Jarang Berdialog dengan Mahasiswa? Inilah Alasan Mahasiswa Tolak Bertemu Jokowi

Presiden Jokowi menuangkan air mineral ke gelas Kiai Maruf Amin
medan.tribunnews.com

Presiden Jokowi menuangkan air mineral ke gelas Kiai Maruf Amin

Budi juga berpendapat pelantikan pada 19 Oktober 2019 tak akan menimbulkan kekosongan kekuasaan. "Jika jadwalnya mundur baru masalah. Ada masalah vacum of power dan pasti menimbulkan masalah ketatanegaraan, " ujar Budi.

Majelis Pemusyawaratan Rakyat ( MPR) memundurkan jam pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden 2019-2024.

Acara pelantikan di Gedung MPR yang semula dijadwalkan pukul 10.00 WIB, Minggu (20/10/2019) pagi, diundur menjadi pukul 16.00 WIB.

Perubahan waktu pelantikan ini berawal dari pernyataan yang disampaikan relawan Pro Jokowi (Projo). Awalnya Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menyebut Presiden Jokowi lah yang meminta waktu pelantikan diubah.

Dia menjelaskan bahwa Presiden sudah mengusulkan dan meminta tanggal pelantikan dimajukan sehari menjadi Sabtu, 19 Oktober 2019.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Enggan Dengarkan Emosi Publik Soal UU KPK, Gelombang Mahasiswa Berdatangan Menuju Senayan. Akankah Tuntutan Mereka Dikabulkan Seperti Aksi 1998?

KPU Tetapkan Hasil Pilpres 2019, Jokowi-Maruf Menang Atas Prabowo-Sandiaga dengan Selisih 16 Juta Suara
Dany Permana/Tribunnews

KPU Tetapkan Hasil Pilpres 2019, Jokowi-Maruf Menang Atas Prabowo-Sandiaga dengan Selisih 16 Juta Suara

Hal itu disampaikan Ari usai ia bersama kelompok relawan di Istana Merdeka pada Jumat (27/9/2019). Namun Komisi Pemilihan Umum menegaskan hari pelantikan Jokowi-Ma'ruf tetap pada 20 Oktober.

Jadwal pelantikan tak bisa dimajukan atau dimundurkan karena sudah ditetapkan sejak awal. "Tetap 20 Oktober 2019," kata Komisioner KPU Hasyim Ashari, Senin (30/9/2019).

Hasyim menjelaskan, masa jabatan presiden adalah 5 tahun. Sejak pilpres langsung pertama tahun 2004, pelantikan Presiden dilakukan pada 20 Oktober 2014.

"Sejak itu pada Pemilu 2009, Pemilu 2009 dan Pemilu 2019 siklus lima tahunan masa jabatan presiden adalah 20 Oktober. Karena itu hasil Pemilu 2019 pelantikan Presiden 20 Oktober 2019, tanpa melihat jatuh pada hari apa," ucapnya.

Baca Juga: Dulu Berseteru, Kini Fahri Hamzah dan Fadli Zon Akur dengan Pemerintah. Gara-gara Ini, Mereka Bisa Berfoto Ceria dengan Utusan Presiden Jokowi!

Jokowi dan Maruf Amin
Garry Lotulung/Kompas.com

Jokowi dan Maruf Amin

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengakui salah satu alasan pengunduran jam pelantikan ini untuk memberi kesempatan bagi para pendukung Jokowi yang ingin beribadah di Minggu pagi

"Kita ingin agar memberi kesempatan saudara-saudara kita beribadah pagi hari," kata Bambang di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Selain itu, Bambang juga menyebut pelantikan dimundurkan ke sore hari agar tidak mengganggu aktivitas warga yang ingin berolahraga di area bebas kendaraan atau car free day.

"Karena akan ada penutupan jalan karena ada tamu-tamu kepala negara sahabat yang hadir. Kalau pagi maka akan ganggu rakyat kita yang olahraga. Makanya kami memutuskan dan mengusulkan kalau diterima diundur jam 4 sore," kata dia.

Baca Juga: Biarpun Masih Ada Kurang-kurang Sedikit, Jokowi Tampak Sumringah. Foto-foto Ini Buktikan Jokowi Tak Paksa Kita Beli Mobil Esemka, Tapi...

Gaya pendukung Jokowi-Maruf saat memberikan semangat jelang debat kedua pilpres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.

Gaya pendukung Jokowi-Maruf saat memberikan semangat jelang debat kedua pilpres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.

Dua alasan yang dikemukakan Bambang terkait perubahan waktu pelantikan itu serupa dengan alasan yang disampaikan relawan Projo. Relawan Projo pun menyambut baik keputusan MPR.

"Usulan pelantikan menjadi sore jam 16.00 WIB tanggal 20 Oktober sangat bagus. Karena para warga yang ingin berolah raga di saat CFD bisa melaksanakan aktifitasnya. Sementara yang ingin beribadah dapat menjalaninya di pagi hari. Saya pikir bagus usulan itu. Kami dukung," ujar Budi Arie Setiadi. (Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berawal dari Usul Relawan, Waktu Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Dimundurkan"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest