Bahkan dalam kesadisannya pun kadang-kadang Amin masih menunjukkan selera humor. Suatu kali ia dikirim untuk melucuti persenjataan suku Karamajong, suku pencuri ternak, berupa perisai dan lembing.
Sudah tentu mereka ogah menyerahkan senjata. Namiun Amin punya cara yang amat ampuh untuk membujuk mereka.
Ia memerintahkan mereka berdiri di depan meja dengan meletakkan, maaf, penis masing-masing di atas meja. Maklum, mereka belum kenal busana.
Amin mengancam akan memotong "senjata" mereka yang ini, bila tidak memberi tahu letak gudang senjata. Bisa dimengerti kalau suku Karamajong memilih buka rahasia.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 1993)