Follow Us

Tak Banyak yang Tahu, Begini Kisah Menakjubkan Para Perempuan Muda yang Menjadi Pencicip Makanan Adolf Hitler

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 17 September 2019 | 15:03
Hitler dan istrinya, Eva Braun.
thelocal.de

Hitler dan istrinya, Eva Braun.

Hitler memiliki masalah pencernaan akut
allthatinteresting

Hitler memiliki masalah pencernaan akut

"Apa yang mereka bicarakan saat itu? Saya rasa, untuk bertahan hidup, Anda harus selalu kembai menjadigadis muda pada umumnya: saling mengepang rambut, tertawa, dan mencari cara menghadapi kegilaan yang terjadi," kata Brooks.

Sejauh yang kita tahu, tak ada di antara perempuan muda itu yang akhirnya benar-benar keracunan makanan. Namun kisah mereka nyaris tidak terdokumentasikan. Jika bukan karena Wölk, kita mungkin tak akan pernah mengetahuinya.

Sepertinya, Wölk adalah satu-satunya pengecap makanan Hitler yang selamat.

Saat pasukan Rusia mengepung Jerman, seorang letnan menyelundupkan Wölk di kereta yang ditumpangi pimpinan Nazi, Joseph Goebbels, yang tengah menuju Berlin.

Baca Juga: Maksud Hati Ingin Berbagi Keprihatinan Soal Kabut Asap, Pemilik Akun Twitter Ini Justru Bagikan Foto-foto Lawas

Hitler dan tentara pasukannya.
kompas.com

Hitler dan tentara pasukannya.

Diperkirakan, seluruh pengecap makanan Hitler tewas ditembak pasukan Soviet, kecuali Wölk.

Membuat suatu komedi atas kejadian itu bisa berujung pada sesuatu yang dihindari, kata Brooks. Orang-orang bertanya padanya apakah tertawa diperbolehkan selama teater berlangsung. Ada pula yang menolak menyaksikan drama tersebut.

"Beberapa orang menyebut tak ingin menonton karena kita menertawakan sesuatu yang keji. Tapi jika Anda menyaksikan teater itu, Anda akan menyadari bahwa kami tidak menertawakannya.

Baca Juga: Sinar Mentari Tak Lagi Mampu Tembus Daratan Kalimantan, Foto-foto Ini Jadi Bukti Indonesia Ekspor Kabut Asap ke Malaysia

"Kami tidak bersekongkol dengan Hitler. Kami sebenarnya tidak menyukainya!" kata Brooks bercanda. Ia tak percaya perlu menjelaskan hal itu.

Source : BBC Indonesia

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest