Follow Us

Duh, Bikin Miris Foto Ini Lagi-lagi Buktikan Sungai Citarum Tercemar Berat. Airnya Enggak Kelihatan Lagi Karena Tertutupi Busa Putih

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 16 September 2019 | 07:11
Citarum bak sedang sekarat. Hal itu bahkan sejak jauh-jauh hari dipaparkan oleh orang nomor satu di

Citarum bak sedang sekarat. Hal itu bahkan sejak jauh-jauh hari dipaparkan oleh orang nomor satu di

Fotokita.net - Sungai Citarum yang membentang di wilayah Jawa Barat kembali menuai perhatian warga. Maklum, sungai ini diketahui mengalami pencemaran berat, lantaran ada sejumlah aktivitas industri yang tak bertanggung jawab membuang limbah langsung ke sungai.

Tak hanya limbah, Cungai Citarum pun dijadikan tempat pembuangan sampah raksasa oleh sejumlah orang yang tak bertanggung jawab. Beragam upaya masyarakat dan pemerintah untuk mengembalikan kondisi Sungai Citarum seperti sedia kala. Pada beberapa bagian upaya itu mulai membuahkan hasil.

Namun, baru-baru ini ada kabar yang bikin heboh warganet. Sebuah video yang memperlihatkan sungai yang diduga Sungai Citarum tercemar hingga terlihat polutan berbusa berwarna putih menutupi permukaan sungai viral di media sosial Twitter, Minggu (15/9/2019).

Baca Juga: Rakyat Menjerit, Pencemaran Sungai Ciujung yang Tak Berujung. Foto-Foto Ini Perlihatkan Kisahnya

Sungai Citarum berbusa
Kolase tangkap layar @DedeSya37803653

Sungai Citarum berbusa

Video itu diunggah oleh salah satu pengguna Twitter Dede Syarifudin, @DedeSya37803653. "Miris, kondisi sungai Citarum," demikian tulis akun @DedeSya37803653 dalam twitnya.

Dede pun membagikan video ini dengan me-mention sejumlah akun media hingga dibagikan ulang oleh pengguna Twitter lainnya.

Berbagai tanggapan diberikan warganet dengan komentar yang membenarkan kondisi Sungai Citarum seperti yang terekam pada video.

Baca Juga: Sungai Ciujung Banten Menghitam, Ternyata Sudah Tercemar Sejak 20 Tahun Lamanya! Foto-foto Ini Buktinya

Citarum
Gita Laras Widyaningrum

Citarum

Ada pula yang mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi sungai tersebut. Kompas.com menghubungi Dede untuk mengonfirmasi video yang dibagikannya ini, namun belum mendapatkan jawaban.

Untuk memastikan benar atau tidaknya sungai yang tercemar adalah Sungai Citarum, Kompas.com mengonfirmasinya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah, membenarkan bahwa video sungai yang tercemar polutan putih itu terjadi di Sungai Citarum.

Baca Juga: Jadi Megapolitan, Jakarta Ternyata Masih Simpan Cerita Foto Nan Kelam dari Tepi Sungai Ciliwung

"Benar di Sungai Citarum. Hari Jumat (13/9/2019) dilakukan verifikasi lapangan ke lokasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten bersama Komandan Sektor 8. Kondisi sungai seperti pada video, kemungkinan adanya busa karena surfaktan yang terakumulasi," ujar Karliansyah saat dihubungi pada Minggu (15/9/2019) malam.

Ia menjelaskan, penyebab polutan busa karena debit air sungai yang kecil dan beban air limbah yang tetap besar dari industri dan kegiatan domestik yang berasal dari Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Sementara itu, 21 perusahaan terkait pencemaran sungai di Terowongan Desa Nanjung, Kecamatan Mergaasih, Bandung telah diberikan sanksi administrasi. Peristiwa ini tak hanya terjadi di Sungai Citarum.

Menurut Karliansyah, permasalahan pencemaran yang sama juga terjadi di beberapa sungai lainnya di Jawa Barat. Sungai-sungai itu adalah Sungai Cileungsi, Cikeas, dan kali Bekasi.

Baca Juga: Bagian Muara Sungai di Karawang Sudah Mulai Terkena Dampak Minyak Mentah Pertamina yang Bocor. Lihat Foto-fotonya

Pabrik di dekat Citarum.
Gita Laras Widyaningrum

Pabrik di dekat Citarum.

"Meningkatnya alih fungsi lahan dan berkurangnya daerah resapan air menyebabkan fluktuasi debit air sungai, sehingga menyebabkan banjir di musim penghujan dan debit mendekati nol di musim kemarau," ujar Karliansyah.

Dengan kondisi ini, lanjut dia, perlu dilakukan perbaikan debit air sungai bersama dengan pengendalian pencemaran air dari sumbernya. (Retia Kartika Dewi/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest