Seorang tokoh agama di Negeri Mamala memoleskan minyak Mamala yang dipercaya dapat menyembuhkan bekas luka sabetan lidi dari Atraksi Pukul Sapu di Malama, Maluku Tengah, Selasa (11/6/2019). Ritual ukuwala mahiate atau pukul sapu merupakan upacara adat tahunan negeri Mamala, dengan rasa senang maupun
Fotokita.net - Pukul Manyapu atau Baku Pukul Manyapu merupakan atraksi unik dari Maluku Tengah yang biasanya dipentaskan di Desa Mamala dan Desa Morella, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.
Berlangsung setiap 7 Syawal (penanggalan Islam) dan telah berlangsung dari abad XVII yang diciptakan seorang tokoh agama Islam dari Maluku bernama Imam Tuni.
Ukuwala Mahiate diikuti 20 peserta dari kedua desa yang saling berhadapan dengan memegang sapu lidi di kedua tangan.
ANTARA FOTO
Seorang peserta menahan pukulan lidi dari peserta lain saat atraksi Pukul Sapu di Malama, Maluku Tengah, Rabu (12/6/2019). Ritual ukuwala mahiate atau pukul sapu merupakan upacara adat tahunan negeri Mamala, dengan rasa senang maupun rasa sakit yang dirasakan bersama bertujuan mewujudkan kehidupan y
Upacara ritual 'ukuwala mahiate' atau pukul sapu merupakan upacara adat negeri Mamala yang dilaksanakan setiap tahun, dilatarbelakangi pembangunan Masjid Mamala.
Kata ukuwala diambil dari bahasa negeri Mamala yang artinya sapu lidi, sedangkan Mahiate artinya baku pukul.
Sakit di kuku, rasa di daging yang artinya rasa senang maupun rasa sakit dapat dirasakan bersama demi terwujudnya kehidupan yang harmonis antar-sesama.
Namun, ada cerita yang juga berkembang bahwa asal tradisi itu berawal dari sejarah masyarakat di Maluku Tengah saat bertempur mempertahankan Benteng Kapapaha dari serbuan Penjajah, meskipun perjuangan mereka gagal dan Benteng Kapapaha tetap jatuh ke tangan penjajah yang dipimpin oleh Kapiten Telukabessy.
Untuk menandai kekalahannya, pasukan Telukabessy mengambil lidi enau dan saling mencambuk hingga berdarah.