Lantas, ikan apa saja yang berhasil mereka tangkap? Tongkol atau Komo dalam bahasa lokal, Sihiri, dan Kembung mengisi jaring mereka. Semua awak kapal mendapat bagian yang sama. Setelah itu pajeko langsung bertolak untuk pulang.
Ketika merapat di Rabutdayo, waktu menunjukan pukul 7:00 WIT. Artinya keseluruhan proses ini hanya memakan waktu tiga setengah jam. Para nelayan hanya sekali melepas jala, setelah itu pulang.
Baca Juga : Foto-foto Ini Paparkan Kisah Sukes Desa Doudo Terlepas dari Kekeringan
Hasil hari itu lumayan banyak dan menjanjikan. Satu ton ikan berhasil ditangkap. Kalau dipilah ke dalam keranjang, tangkapan hari itu mencapai delapan hingga sepuluh keranjang. Satu keranjang akan dibeli oleh pengepul dengan harga satu juta rupiah.
Mama pedagang ikan sudah menunggu untuk membeli ikan milik awak kapal. Hari ini mereka menjual enam ekor ikan dengan harga Rp10.000. Kalau ikan dagangan sedang banyak, harga yang sama dapat menebus 12 ekor ikan. Setiap nelayan pada akhirnya mendapat Rp100.000 hingga Rp200.000.
Pedagang ikan kemudian menjual ikan tadi ke kampung-kampung sekitar dengan harga dua kali lipat. Transaksi seperti itu terus berlangsung setiap hari dalam musim menangkap ikan.
Ridwan mengungkapkan bahwa tidak jarang mereka pulang dengan sedikit ikan, atautanpa hasil sama sekali. Namun kondisi yang berlawanan juga dapat terjadi. “Kita pernah dapat sampai 14 ton,” ucap Ridwan dengan bangga.
Baca Juga : Bikin Hasil Keren Seperti Kamera DSLR, Begini Tips Motret Pakai Hape