Enak-enak Kejepit, Gisel Pajang Foto di Karang Indah Kepulauan Alor

Senin, 19 September 2022 | 23:54
Dimas Cungkring

Gisel bangga memajang foto terjepit di antara karang indah Kepulauan Alor. Dia terlihat bahagia enak-enak kejepit di bawah laut.

Fotokita.net - Gisella Anastasia atau Gisel tampak bahagia saat berada di tempat sempit di antara terumbu karang indah yang berada di Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur. Dari foto yang diunggahnya, Gisel terlihat enak-enak kejepit karang nan cantik.

Gisel belum bosan memajang foto trip diving di kawasan Kabupaten Alor, yang wilayah lautnya berbatasan langsung dengan negara tetangga, Timor Leste. Dia begitu bangga dengan foto karya pemandu selam Dimas Cungkring.

Tentu saja, Gisel dengan senang hati menjadi model foto trip diving di Alor. Ibunda Gempita Nora Marten itu dengan gemulai berenang di antara terumbu karang nan apik di kawasan Alor. Gisel bangga memajang foto berpose di antara karang indah Kepulauan Alor.

Saking girangnya, Gisel mengunggah 10 foto karya Dimas Cungkring. "Biar foto di gang kejepitnya kepost yaaa kaka Dim!@cungkring????," tulis Gisel dalam keterangan foto karya Dimas Cungkring.

Dalam foto yang diunggah, Gisel tampak berpose di antara termbu karang kipas, salah satu karang cantik yang umum ditemui perairan tropis Indonesia. Ada pula bentuk karang seperti gang sempit. Bagian inilah yang disebut Gisel sebagai gang kejepit. Gisel pun makin bahagia lantaran terlihat enak-enak kejepit di antara karang indah Kepulauan Alor.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Wilayah Kabupaten Alor bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia meluncurkan kegiatan Reef Health Monitoring (RHM) atau pemantauan kesehatan terumbu karang di Kawasan Konservasi Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar dan Laut Sekitarnya.

RHM telah digelar mulai 31 Maret hingga 13 April 2021 di 47 titik lokasi pengamatan yang tersebar dari Kecamatan Pantar Barat Laut hingga Kecamatan Alor Timur.

RHM adalah salah satu metode penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengamati dampak pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan terhadap kondisi ekosistem terumbu karang baik di dalam maupun di luar kawasan. Hasil pengamatan akan menjadi rekomendasi untuk pengelolaan adaptif dan kolaboratif kawasan tersebut agar lebih efektif dan efisien.

Baca Juga: Sentil Jodohnya, Gisel Pamer Foto Kejar Makhluk Idaman di Alor

Dimas Cungkring

Gisel bangga memajang foto terjepit di antara karang indah Kepulauan Alor. Dia terlihat bahagia enak-enak kejepit di bawah laut.

Rangkaian kegiatan RHM melibatkan tim gabungan peneliti terumbu karang dari berbagai institusi, yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Dinas Perikanan Kabupaten Alor, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilker NTT, Universitas Diponegoro Semarang serta Yayasan WWF Indonesia.

“Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Kabupaten Alor selaku Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) SAP Selat Pantar dan Laut Sekitarnya, saat ini sedang menyusun roadmap pengembangan KKPD sebagai landasan dalam melakukan pengelolaan kawasan secara kolaboratif guna mengakomodir semua kepentingan dalam KKPD dengan tujuan akhir adalah peningkatan ekonomi masyarakat untuk mendorong masyarakat Alor Sejahtera.” tutur Muhammad Saleh Goro selaku Kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan.

Lebih lanjut menurut Muhammad Saleh Goro, “Kegiatan Kolaboratif ini didorong dimulai dari Desa di Sekitar KKPD SAP Selat Pantar dan Laut Sekitarnya dengan tetap melakukan pendekatan Adat dan Agama yang saling terkoneksi antar semua pemangku kepentingan baik di Pusat, Provinsi NTT maupun Kabupaten Alor.

Selain itu, saat ini juga dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak serta mempersiapkan revisi dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi (RPZ) KKPD SAP Selat Pantar dan Laut Sekitarnya mengacu kepada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 31 tahun 2020 terkait Pengelolaan Kawasan Konservasi.

Data RHM 2021 dari Yayasan WWF Indonesia, kami jadikan pedoman dalam penyusunan dokumen revisi RPZ Kawasan Konservasi Perairan Daerah SAP Selat Pantar dan Laut Sekitarnya”, tutupnya pada saat sambutan pembukaan rangkaian kegiatan di Hotel Simfony, Kota Kalabahi (31/3/2021).

Dimas Cungkring

Gisel bangga memajang foto terjepit di antara karang indah Kepulauan Alor. Dia terlihat bahagia enak-enak kejepit di bawah laut.

Kawasan konservasi SAP Selat Pantar dan Laut Sekitarnya secara resmi ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KEPMEN-KP/2015 pada 16 Juni 2016. Kawasan ini memiliki potensi tutupan terumbu karang, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang lamun, serta jalur migrasi setasean dan tempat tinggal beragam megafauna laut karismatik seperti: paus, dugong, lumba-lumba, hiu paus, hiu tikus, pari manta serta penyu. Data survei tahun 2002 menunjukkan, ditemukan kurang lebih 3.211 individu dari 11 spesies setasean yang terdiri dari 5 spesies paus dan 6 spesies lumba-lumba.

Kegiatan pengamatan ini merupakan pengambilan data repetisi (T2) dari pengambilan data dasar (T1) yang dilakukan tahun 2017 silam, untuk melihat status dan tren kesehatan ekosistem terumbu karang. Pada pengamatan sebelumnya tercatat tutupan karang keras hidup sebesar 32,5%. Kondisi ini menurun dari pemantauan sebelumnya di tahun 2014, yaitu sebesar 36%.

“Kegiatan pengamatan ini akan melihat lagi kondisi kesehatan terumbu karang setelah 3 tahun upaya perlindungan. Kami berharap kondisi terumbu karang di dalam kawasan akan lebih baik, sehingga bisa kita katakan bahwa upaya perlindungan yang dilakukan selama ini sudah efektif,” terang Tutus Wijanarko selaku Project Executant Yayasan WWF Indonesia.

Selain mengamati kondisi kesehatan terumbu karang, kegiatan pengamatan ini juga melihat keragaman jenis ikan karang serta megafauna lainnya (penyu, hiu, pari manta, dsb), dan keragaman makrobentos (kima, teripang, bintang laut, mahkota berduri/Crown of Thorns, drupella, dan lola).

Baca Juga: Diving Bareng Ikan di Alor, Gisel Ketagihan Unggah Foto Begini

Dimas Cungkring

Gisel bangga memajang foto terjepit di antara karang indah Kepulauan Alor. Dia terlihat bahagia enak-enak kejepit di bawah laut.

Hasil pengamatan ini akan menjadi masukan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Wilayah Kabupaten Alor, untuk digunakan dalam merumuskan strategi rencana pengelolaan ke depan.

Sebelumnya, terumbu karang di Perairan Pulau Pura, Kabupaten Alor, terancam rusak total akibat maraknya penangkapan anemon laut yang merupakan ekosistem terumbu karan oleh warga sekitar.

Ketika dihubungi dari Kupang, Selasa (14/7/2020), Ketua Pengelola Kawasan Konservasi Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar dan sekitarnya di Kabupaten Alor, Muhammad Saleh Goro menjelaskan bahwa pada 1998-1999, aktivitas penyelaman di sekitar Perairan Pulau Para masih menemukan terumbu karang dalam kondisi yang sangat sehat.

Namun seiring berjalannya waktu, lanjut dia, tampak kerusakan yang diakibatkan penempatan bubu atau alat penangkap ikan yang tidak dikontrol. "Ketika para penyelam kembali lagi di Perairan Pura sekitar 2006-2007, diketahui kerusakan terumbu karang semakin luas dan tersisa hanya patahan karang yang ditutupi alga dan di sela-selanya ditumbuhi anemon," katanya.

Muhammad Saleh Goro yang juga menjabat Kepala Cabang DKP NTT Wilayah Kabupaten Alor menjelaskan persoalan terjadi ketika populasi anemon semakin banyak tumbuh untuk menggantikan patahan karang dan alga, justru ditangkap warga untuk dijual ke luar daerah.

Ia mengaku sangat menyayangkan praktik ini karena anemon yang tumbuh ini sebenarnya menandakan sedang terjadi suksesi dari terumbu karang yang rusak menuju pemulihan secara alami.

Dimas Cungkring

Gisel bangga memajang foto terjepit di antara karang indah Kepulauan Alor. Dia terlihat bahagia enak-enak kejepit di bawah laut.

"Namun saat warga mengambil anemon dari alam untuk dijual artinya kita mengganggu proses suksesi tadi dan proses tersebut tidak tuntas sampai terumbu karang pulih seperti semula," katanya

Hal ini yang membuat terumbu karang terancam rusak total karena proses suksesinya mulai kembali dari awal, katanya.

Saleh Goro berharap ada surat dari Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi untuk menghentikan praktik ini karena telah mengancam ekosistem laut sebagai bagian dari potensi kekayaan wisata laut di kawasan konservasi setempat.

"Perairan Pulau Pura Masuk ini juga merupakan kawasan zona pemanfaatan pariwisata dalam Kawasan SAP Selat Pantar sehingga harus dilindungi bersama," katanya.

Baca Juga: Pesta di Beach Club Hotman Paris, Gisel Cueki Respon Wijin di Foto ini

Dimas Cungkring

Gisel bangga memajang foto terjepit di antara karang indah Kepulauan Alor. Dia terlihat bahagia enak-enak kejepit di bawah laut.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma