Istri Ferdy Sambo Tampil Bak Orang Kondangan di Rekonstruksi, Putri Candrawathi Lihai Sembunyikan 2 Barang Bukti Vital Ini, Foto Sosoknya Jadi Sorotan

Minggu, 18 September 2022 | 09:34
Kompascom/Kristianto Purnomo

Putri Candrawathi disebut lihai menyembunyikan 2 barang bukti vital ini hingga bisa tampil seperto orang kondangan di rekonstruksi.

Fotokita.net - Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo terus mendapatakan sorotan publik. Saat menjalani rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, penampilan Putri disebut seperti orang yang mau pergi kondangan.

Beberapa waktu lalu penampilan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi menjadi sorotan tajam. Sebab, istri Ferdy Sambo menjadi satu-satunya tersangka yang tidak memakai baju tahanan. Sampai sekarang pun Putri masih melenggang bebas di rumahnya alias belum menjalani masa penahanan.

Pengacara keluarga Brigadir J, Johnson Simanjuntak menduga istri Ferdy Sambo menjadi pengatur segala urusan terkait Satgassus Polri yang pernah dipimpin suaminya. Itu sebabnya, dia lihai menyembunyikan 2 barang bukti vital yang sampai saat ini kabarnya belum ditemukan. Foto Putri Candrawathi jadi sorotan publik.

Penampilan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi sudah membuat keluarga Brigadir J. Sebab, Putri dengan terang-terangan memamerkan kekayaan sebagai istri jenderal polisi. Baju mewah hingga tas jinjing berharga fantastis.

Bukan cuma keluarga Brigadir J, banyak pihak juga merasa heran atas perjalanan kasus pembunuhan yang terlihat begitu berbelit. Salah satunya, aktivis perempuan Irma Hutabarat.

Saat menjadi narasumber dalam podcast milik penasihat Kapolri, Refly Harun, Irma Hutabarat blak-blakan membahasdugaan adanya kesepakatan yang membuat Putri Candrawathi, tidak kunjung ditahan meski telah berstatus tersangka.

"Itu mungkin salah satu darideal-nya," sebut Irma dalam podcast Refly Harun seperti dilihat padaKamis (15/9/2022). "Don't touch my wife, I will tell people what you do.Dia punyalist-nya dong, dosa-dosa semua petinggi-petinggi. Jadi dia punyalistsiapa saja yang sudah terima apa saja, saya pikir itu sangatpowerful," papar Irma dengan lugas.

Dalam perbincangan itu, Irma jugamengingatkan soal pengakuan beberapa pihak yang menyiratkan seberapa berkuasanya Ferdy Sambo. "Makanya bolak-balik kan Mahfud MD bilang ini luar biasa kuasanya Kaisar Sambo," imbuh mantan jurnalis ini.

Baca Juga: Curiga Putri Candrawathi Selingkuh, Ferdy Sambo Disebut Bikin Deal Begini ke Petinggi Polri Demi Sang Istri, Foto Tersangka Ramai Dibahas

Kompascom/Kristianto Purnomo

Putri Candrawathi disebut lihai menyembunyikan 2 barang bukti vital ini hingga bisa tampil seperto orang kondangan di rekonstruksi.

Aktivis perempuan yang makin giat mengawal kasus pembunuhan Brigadir J ini menyebut Ferdy Sambo sangat mementingkan pencitraan. Ada beberapa hal yang diincar Sambo, seperti agar tidak dijadikan tersangka kasus penembakan Brigadir J.

Itu sebabnya, skenario pertama adalah menempatkan Bharada E sebagai eksekutor utama penembakan Brigadir J. Namun, skenario itu mulai rontok setelah satu-persatu tersangka berbalik arah, mulai dari Bharada E hingga Bripka RR.

"Soal citranya tuh, yang harus dia jaga. Bagaimana supaya satu, dia tidak ditahan. Dua tidak pakai baju tersangka," tutur Irma.

"Jadi soal pencitraan yang sangat penting itu harus menjadi bagian dari kesepakatan. Kesepakatan bahwa tetap terjaga harkat dan martabat sebagai seorang nyonya jenderal, tetap pakai baju bagus, tas bagus, dengan tidak mau disamakan dengan tahanan atau tersangka lain," urai Irman dengan lantang.

Irma mengakui, keistimewaan yang diterima Putri seperti tak ditahan sampai bisa hadir dengan pakaian putih-putih di rekonstruksi adegan membuat keluarga Brigadir Jjuga kesal.

"Roslin Simanjuntak bilang, 'Ini gimana sih rekonstruksi kayak mau kondangan. Pakai tas bagus, pakai baju bagus, seolah-olah bukan tersangka'. Dan itu penting lho," tandas Irma.

Dalam konten YouTube Refly Harun lainnya, pengacara Brigadir J, Johnson Simanjuntak menyoroti jika motif dibalik kematian almarhum sudah sangat berbau busuk. “Sudah dijelaskan juga bahwa tidak ada motif itu (pelecehan seksual), cuma waktu itu sudah sangat bau busuk dan becek motif itu,” kata Johnson.

Johnson lantas kembali menyinggung terkait peristiwa pengusiran dirinya dan rekannya, Kamaruddin Simanjuntak, yang mendatangi lokasi rekonstruksi pada tanggal 30 Agustus 2022 lalu.

Johnson mengakui tindakan pengusiran itu amat sangat disayangkan. Sebab, mereka telah berkomitmen untuk mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang tengah memperjuangkan marwah institusi Polri.

Baca Juga: Terlanjur Lukai Hati Keluarga Brigadir J, Komnas HAM Ungkap Dugaan Pelecehan Putri Candrawathi Demi Tujuan Mulia Ini, Foto Istri Ferdy Sambo Dikuliti

Kompascom/Kristianto Purnomo

Putri Candrawathi disebut lihai menyembunyikan 2 barang bukti vital ini hingga bisa tampil seperto orang kondangan di rekonstruksi.

“Setelah Kapolri ngomong dimana-mana dan mendapat dukungan dari masyarakat, kami pun berkomitmen mendukung Kapolri dan semua pihak yang ingin institusi ini berdiri tegak dan marwahnya ada,” terang Johnsosn.

“Bukan orang-orang yang hanya menjalankan rekonstruksi dan mengusir kami, yang memperjuangkan itu. Kami juga memperjuangkan itu. Jadi itu bukan lembaga nenek moyangnya. Jadi jangan suka-suka, ngomong sembarangan, manis-manis-manis tapi menipu,” papar Johnson Panjaitan panjang lebar kepada Refly Harun.

Selain itu, dia juga ikut menyinggung tindakanKomnas HAM yang seolah-olah mendukung motifpelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, yang menjadi skenario awal kasus terjadi.

Johnson menilai sikap itu cukup janggal. Sebab, sejak awal menangani kasus Brigadir J, Komnas HAMini sudah membahas soal motif. “Komnas (HAM) yang gak punya laboratorium forensik, cuma mungkin dapat data dari baca-baca saja, bahkan dia juga tahu di mana TKP sudah hancur-hancuran, alat bukti hilang,” imbuhnya.

“Saya ngomong gini karena ini sudah terbukti karena salah satunya obstruction of justice. Extra judicial killing itu berlanjut dengan obstruction of justice, bukan pelecehan seksual. Ingat itu,” tegas Johnson untuk menekankan pernyataan sebelumnya.

Tak hanya itu, dia juga menegaskan bahwa legitimasi, nyawa, dan kewibawaan Komas HAM dalam kasus ini, tengah dipertaruhkan. Menurut Johnson, hal-hal tadi dibangun dengan menggunakan darah dan air mata dari orang-orang yang hingga saat ini belum juga ditemukan.

Johnson Panjaitan juga menilai, pelanggaran obstruction lebih berbahaya daripada pembunuhan berencana karena menyangkut nama besar Polri. "Padahal ini obstruction ya. Obstruction ini jauh lebih berbahaya ketimbang soal pembunuhan berencananya itu. Karena ini menyangkut institusi," ucapnya.

Johnson menyayangkan hal ini, sebab transparansi dan akuntabel yang dikatakan Polri hanya menampilkan soal sidang dan pencopotan personel.

"Kita tidak hanya butuh hukuman yang berat untuk membersihkan," ucapnya. "Karena ini bukan cuma soal pembersihan, tapi juga soal institusinya," lanjut dia.

Baca Juga: Ngaku Alat Vital Dipegang Brigadir J, Putri Candrawathi Bilang Kontak Fisik Terjadi Setelah Yosua di Posisi Begini, Foto Adegan Istri Ferdy Sambo Dibahas

Kompascom/Kristianto Purnomo

Putri Candrawathi disebut lihai menyembunyikan 2 barang bukti vital ini hingga bisa tampil seperto orang kondangan di rekonstruksi.

Pola-polanya bagaimana, dia melakukan obstruction of justice dan bagaimana berjaringan," ungkapnya. "Karena ini bukan oknum, saya khawatir juga kalau institusi. Tapi kalau jumlahnya 97, mau bilang bagaimana?" kata Johnson. Apalagi, selanjutnya, pembunuhan berencana ini dilakukan polisi pada polisi.

Selain itu, Johnson menyoroti istri Brigjen Hendra Kurniawan, Karo Paminal Propam Polri, Seali Syah yang beberapa waktu belakangan aktif melakukan pembelaan-pembelaan untuk suami.

Namun, menurut Johnson, aksi pembelaan yang dilakukan Seali Syah tidak seapik dan canggih Putri Candrawathi. "Tapi tidak secanggih PC (Putri Candrawati, istri Sambo)," kata dia.

Johnson juga menyatakan keheranannya dengan dugaanpelecehan seksual terhadap istriFerdy Samboyang kerap berubah tempat kejadian perkaranya. Belum lagi perkara dugaan pelecehan tersebut sudah lama dihentikan penyidikannya, tapi hingga saat ini, gaungnya masih digemakan dengan lantang.

“Yang pro justitia sudah di-SP3, gak ada jalannya pro justitia, tahu-tahu yang gak pro justitia ngomong soal pelecehan. Canggih kan permainan ini?” tuturnya.

“Yang lebih canggih lagi orang yang sudah jadi tersangka, jadi kayak bintang film. Istri orang kaya, dari keluarga terhormat dan sejahtera, calon Kapolri di masa depan, pelukan, ciuman sambil rekonstruksi. Betapa pedihnya saya,” urai Johnson.

Melihat itu semua, Johnson hanya bisa teringat dengan air mata ibu dari Brigadir J, sehingga dia pun urung untuk menyampaikan hal penting terkait rekonstruksi kepada media. Ini sebabnya dia sampai mengatakan jika jaringan yang dimiliki oleh pasanganFerdy Sambo danPutri Candrawathi, telah berhasil menekannya.

“Menurut saya Sambo dan istrinya dan jaringannya itu berhasil menekan saya karena saya gak bisa jawab dengan jernih sebagaimana yang selalu teman-teman komunikasikan dengan saya,” jelasnya.

“Kalau ditanya substansi, pasti saya jawab substansi. Tapi akibat rekonstruksi yang kayak begitu, saya gak bisa melayaninya,” lanjutnya.

Meskipun begitu,Johnson Panjaitanmasih meyakini jika Tuhan pasti akan menjawab doa para ibu yang telah didiskriminasi dan ditahan, yang berbanding terbalik denganPutri Candrawathi.

Baca Juga: Dengar Adegan Naik Turun Brigadir J, Bripka Ricky Sampai Pakai Cara Begini Demi Juniornya Mau Bicara ke Putri Candrawathi, Foto CCTV Tak Bisa Jadi Bukti

Kompascom/Kristianto Purnomo

Putri Candrawathi disebut lihai menyembunyikan 2 barang bukti vital ini hingga bisa tampil seperto orang kondangan di rekonstruksi.

Sebab, istri Jenderal bintang dua itu sampai sekarang tak kunjung ditahan, dengan alasan kondisi kesehatan yang kurang stabil dan memiliki anak berumur 1,5 tahun.

Dikatakan oleh Johnson jika Putri Candrawathi ini telah menunjukkan bagaimana kelasnya dia, dan lalu kembali menghembuskan isupelecehan seksual yang entah berdasarkan apa.

“PC itu menunjukkan bagaimana kelasnya dia, kemudian memunculkan lagi isu pelecehan seksualhanya dari sebuah pengakuan atau cerita-cerita entah dimana itu. Entah berdasarkan BAP atau bagaimana,” terangnya.

Johnson Panjaitan juga mengingatkan jikaFerdy Sambo dan komplotannya masih bisa membuat peradilan sesat, yang nanti bisa mengakibatkan sulitnya kebenaran itu terungkap. Apalagi di dalam undang-undang, kebohongan dalam pemeriksaan polisi itu, ternyata mendapat dukungan.

Terakhir, dia lalu membeberkan kecurigaannya terhadap Putri Candrawathi, yang diduga kuat sebagai orang yang mengatur Satgassus Merah Putih, yang sempat dipimpin oleh suaminya.

“Di dalam praktik, secara resmi memang Kadiv Propamnya Sambo, tapi yang mengontrol semua apa segala macam, uang rumah tangga, termasuk ajudan dan lain sebagainya kan Putri,” bebernya. "Pertanyaan saya, apakah Putri juga mengatur semua Satgasus, kebutuhan-kebutuhan Satgasus?” kata Johnson.

Namun sayangnya, hal tersebut sulit untuk dibuktikan, karena DPR sendiri tidak menggunakan hak konstitusionalnya untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap hal tersebut.

Secara substansi, masalah dalam kasus ini ada dua. Yang satu mengenai pelanggaran pasal 340 KUH Pidana dan kedua yakni bagaimana institusi ini terutama yang berhubungan dengan Satgasus.

"Dalam konteks Satgasus, ini jadi berlapis-lapis dan banyak tanda tanya. Kenapa tanda tanya? Pertama, sampai sekarang saya tidak mendapatkan rekening dan handphone. Padahal handphone itu juga rekening dan sebagainya kan," kata dia.

Johnson mengatakan, 2 barang bukti vital itu malah hilang karena tindakan menghalang-halangi penanganan hukum (obstruction of justice).

Baca Juga: Bareskrim Sengaja Tutupi Hasil Lie Detector Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Curiga Istrinya Main Api dengan Sosok Ini, Foto Sang Jenderal Disorot

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya