Foto Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Ditangkap KPK Dicari, Pernah Cuma Pakai Kaos Oblong Ketemu Presiden

Rabu, 05 Januari 2022 | 20:02
Facebook

Wali Kota Rahmat Effendi yng dikabarkan ditangkap oleh KPK.

Fotokita.net - Wali Kota Bekasi Rahmat Bekasi menjadi sorotan publik. Sebab, namanya disebut menjadi pejabat yang ditangkap oleh KPK dalam OTT di Kota Bekasi.

"Betul ada tangkap tangan di Bekasi, kita masih bekerja," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat dimintai konfirmasi, Rabu (5/1/2022).

Dia belum menjelaskan detail apa kasus yang membuat Pepen terjaring OTT KPK. Menurutnya, tim penyelidik KPK masih terus bekerja.

"Tolong bersabar beri waktu untuk kami bekerja. Nanti pada saatnya kami akan sampaikan ke publik," ucapnya.

Kini, para pihak yang ditangkap itu telah dibawa ke gedung KPK. Para pihak yang terjaring OTT KPK masih berstatus terperiksa.

KPK punya waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak tersebut.

Penampilan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang cuma gunakan kaos oblong dan sepatu boots saat temui Presiden Jokowi di Istana jadi sorotan.

Penampilan sederhana Rahmat Effendi saat bertemu Jokowi banjir pujian di saat Ridwan Kamil dan Anies Baswedan gunakan pakaian batik resmi.

Diketahui bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah kepala daerah untuk membahas banjir di Jabodetabek.

Pemanggilan tersebut berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (8/1/2020).

Jokowi memanggil para gubernur dan bupati untuk melakukan pembahasan terkait banjir.

Di antara kepala daerah yang dipanggil oleh Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Banten Wahidin Halim, Bupati Bogor Ade Yasin, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Pertemuan tersebut membahas penanganan pascabanjir hingga evakuasi pencegahan agar banjir yang dinilai cukup parah itu tidak terulang.

Dalam pertemuan itu ada suatu hal yang mencolok, yakni penampilan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang biasa disapa Pepen.

Pepen ketika bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara hanya menggunakan sepatu boots dan kaos oblong berwarna oranye yang dibalut jas warna hitam.

Pepen ketika bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara hanya menggunakan sepatu boots dan kaos oblong berwarna oranye yang dibalut jas warna hitam.

Penampilan Pepen sangat berbeda dengan kepala daerah lainnya ketika berjalan masuk ke ruang rapat bersama kepala daerah lainnya.

Penampilan itu jauh berbeda dengan kepala daerah lain yang menggunakan pakaian formal yaitu batik, celana bahan hitam hingga sepatu pantofel.

Semua kepala daerah lainnya kompak menggunakan batik.

Anies menggunakan batik bermotif ondel-odel.

Kang Emil juga menggunakan batik oranye bermotif gambar burung garuda.

Begitu juga dengan ketiga kepala daerah lainnya, seperti Gubernur Banten, Bupati Bogor dan Bupati Lebak.

Foto Pepen yang menggunakan sepatu boots itu di upload di akun Instagram Humas Provinsi Jawa Barat dengan sumber foto dari Sekretariat Negara.

Foto itu juga beredar di group warga Kota Bekasi hingga status Whatsapp warga Kota Bekasi.

Foto Pepen menggunakan sepatu boots menuai pujian.

Pujian itu berisikan, Cuma Wali Kota Bekasi yang menghadap Presiden di Istana pakai sepatu boots bukti nyata saat situasi banjir bahwa pemerintah kepala daerah hadir ditengah-tengah rakytanya yang hadapi musibah.

Caption pujian itu juga dipertegas, bukan pencitraan ke Istana pakai sepatu boots tapi bukti kerja nyata.

Dalam pengantarnya di awal pertemuan dengan sejumlah kepala daerah tersebut, Presiden ingin tindaklanjuti hasil kunjungannya ke beberapa wilayah terdampak beberapa hari terakhir.

Untuk diketahui, Selasa, 7 Januari 2020 kemarin, Presiden Joko Widodo meninjau langsung lokasi bencana di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dan Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak.

"Yang pertama saya ingin menyampaikan, dalam jangka pendek, saya melihat langsung di lapangan fokus penanganan tanggap darurat, proses evakuasi, berjalan baik"

"Pemenuhan logistik kepada pengungsi saya cek di lapangan juga berjalan dengan baik," kata Presiden Dalam keterangannya Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

"BPPT, TNI, juga melakukan TMC (teknik modifikasi cuaca) dalam rangka menggeser curah hujan yang ada. Ada yang berhasil, ada yang tidak. Saya kira ini juga baik," imbuhnya.

Kedua, Kepala Negara meminta agar setelah tanggap darurat selesai, tahap rekonstruksi dan rehabilitasi segera dilakukan, terutama di Banten dan Jawa Barat.

Rekonstruksi tersebut mencakup fasilitas umum maupun rumah-rumah warga yang terdampak bencana.

"Untuk rumah-rumah yang terkena longsor maupun banjir saya kira jumlahnya kemarin sudah teridentifikasi dengan baik"

"Mohon agar ini diverifikasi lagi sehingga setelah nanti hujan selesai pelaksanaan di lapangannya sudah bisa dikerjakan oleh pemerintah pusat," jelasnya.

Untuk warga di Kabupaten Bogor, secara khusus Presiden menyebut bahwa proses relokasi bisa dilakukan.

Ia juga meminta pemerintah daerah setempat bisa menentukan tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi yang ada.

Sementara untuk Kabupaten Lebak, Presiden meminta kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk segera memutuskan relokasi warga yang terkena banjir bandang.

Hal tersebut terutama karena di beberapa tempat yang terdampak bencana banjir bandang saat ini tidak bisa dilakukan pembangunan kembali.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Hadir juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo.

KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kota Bekasi. Pejabat yang terjaring OTT adalah Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen.

"Betul ada tangkap tangan di Bekasi, kita masih bekerja," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat dimintai konfirmasi, Rabu (5/1/2022).

Dia belum menjelaskan detail apa kasus yang membuat Pepen terjaring OTT KPK. Menurutnya, tim penyelidik KPK masih terus bekerja.

"Tolong bersabar beri waktu untuk kami bekerja. Nanti pada saatnya kami akan sampaikan ke publik," ucapnya.

.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma