Fotokita.net - Enak-enak tinggal di Bali hingga habiskan Rp 1 miliar, Ashanty buka suara usai dituding tendang bocah penjual cilok.
Adanya pandemi COVID-19 yang hingga kini belum juga menunjukkan tanda berakhir telah membuat sejumlah selebriti Tanah Air memutuskan untuk pindah ke Bali.
Salah satunya adalah keluarga Anang Hermansyah dan Ashanty yang diketahui telah tinggal di Bali selama lima bulan lamannya.
Pada akhir tahun lalu, melalui kanal YouTube The Sungkar Family, Ashanty mengaku belum pernah kembali ke Jakarta selama lima bulan terakhir.
Hanya Anang dan Aurel Hermansyah yang masih pulang pergi Jakarta-Bali.
Alasan Ashanty dan Aurel betah di Bali karena mereka merasakan suasana yang nyaman yang tidak mereka temukan di Jakarta.
Kini, Ashanty memang sudah kembali beraktivitas di Jakarta usaisempat lima bulan memilih tinggal di Bali.
Tak sendiri, Ashanty memboyong keluarganya serta asisten hingga tim YouTube-nya. Dengan total 25 orang.
Membawa orang sebanyak itu, Ashanty mengakui pengeluarannya menjadi banyak.
Namun, Ashanty membantah rumor yang menyebutnya habiskan biaya sampai Rp 1 miliar selama menetap lima bulan di Bali.
Bantahan itu disampaikan Ashanty saat Titi Kamal mengonfirmasi perihal rumor tersebut.
“Udah lima bulan di Bali. Hah siapa yang ngomong (Rp 1 miliar), satu ember kali,” ucap Ashanty dikutip Kompas.comdari kanal YouTube Titi dan Tian, Minggu (17/1/2021).
Meskipun demikian, Ashanty tak menampik pengeluarannya selama di Bali sangatlah besar, terutama soal makanan.
“Kalau makan 25 orang itu yang lumayan,” ujar Ashanty lagi.
Selama berada lima bulan di Bali, istri Anang Hermansyah ini juga tak menampik bahwa sempat keteteran dengan pekerjaannya.
Oleh karena itu, Ashanty terkadang menyiapkan waktu luang untuk pulang ke Jakarta. Apalagi, ia tengah merenovasi rumahnya.
“Kerjaan aku bisa mobile, ada beberapa yang keteter, udah numpuk juga. Aku mau renovasi rumah,” ucap Ashanty.
Setelah sempat diguncang kabar biaya pengeluaran di Bali yang setinggi langit, Ashanty kembali diterpa isu tak sedap.
Bocah penjual cilok yang beberapa waktu lalu viral di media sosial, Muhammad Saputra, mempertanyakan alasan Ashanty memberhentikan biaya sekolahnya usai liburan semester ganjil.
Hal itu diungkapkan Saputra atau Putra lewat Abdul Hamim Jauzie selaku pengacara dari LBH Keadilan.
Diketahui, Putra sudah dianggap seperti keluarga dan dijadikan anak angkat Ashanty dan Anang.
“Putra dianggap sebagai anak angkat dalam tanda petik karena tidak ada legalitas. Jadi hanya sebatas berjanji akan dibiayai pendidikannya oleh Ashanty, beberapa kali diajak jalan-jalan," kata Abdul dalam konferensi pers virtual, Sabtu (6/2/2021).
Abdul meminta pertanggungjawaban Ashanty yang berjanji akan membiayai pendidikan Putra di Pesantren Al Basyir, Bogor.
Padahal dalam kanal YouTube The Hermansyah, Ashanty menggembar-gemborkan untuk menyekolahkan Putra di pesantren tersebut.
"Setelah libur semester, semua santri pulang. Setelah beberapa minggu libur kita sudah antar lagi ke sana, tapi ditolak pesantren katanya Putra sudah tidak menjadi tanggung jawab pihak Ashanty," ujar Abdul.
Meski tak mempermasalahkan soal biaya pendidikan Putra, Abdul hanya heran apa alasannya uang pangkal yang sudah dibayarkan ke pesantren malah dialihkan ke siswa lain.
"Kami hanya mempertanyakan saja. Ini artinya Putra tidak bisa melanjutkan tanpa biaya sendiri.
Kalau mau melanjutkan dianggap sebagai santri baru yang harus membayar uang pangkal. Ini jadi tanda tanya, kok bisa uang pangkal yang sudah dibayarkan untuk Putra dialihkan ke orang lain?" ucap Abdul.
Dengan adanya kejadian tersebut, Abdul menganggap Ashanty tak serius ingin membiayai Putra.
Bahkan dia menuding Ashanty hanya menggunakan Putra sebagai daya tarik views konten YouTube-nya.
“Kesimpulan pihak kami, Ashanty tidak bersungguh-sungguh membiayai (pesantren) Putra. Ketika ditanya hanya disampaikan bahwa 'Ini kebijakan kami', tanpa menyebut alasan apa pun. Bagi saya ini hal serius. Putra ini orang lemah, tidak berdaya," kata Abdul.
Menurut Abdul, tindakan Ashanty yang menggantung biaya pendidikan Putra membuat sekolahnya terganggu.
Pasalnya, dia awalnya berstatus di SD Juramangu, lalu dipindah ke Pesantren Al Basyir tanpa kejelasan status.
Oleh karena itu, ia meminta Ashanty memberikan penjelasan apa yang menyebabkan dia menghentikan membiayai sekolah Putra.
“Kemudian ini diputus tanpa ada surat pindah. Tidak masalah Putra diberhentikan. Ini statusnya apa? Ini tidak hanya mengganggu psikologi Putra tapi juga mengancam pendidikan Putra ke depan,” kata Abdul.
“Kami tentu bisa membiayai Putra di sana, tapi tolong pihak Ashanty memberi jawaban, kenapa?" tuturnya.
Dituding telantarkan bocah penjual cilok, Ashanty hanya mengunggah foto sedang berpose di akun Instagram, Sabtu (6/2/2021) malam.
Di unggahan itu Ashanty menuliskan keterangan foto, "Senyumin aja."
Meski tidak menjelaskan maksud tulisannya, banyak follower menduga keterangan itu ditujukan Ashanty terkait kabar dugaan menelantarkan anak angkat.
Banyak yang kemudian memberikan semangat kepada Ashanty.
Ada pula yang menyebutkan bahwa dugaan menelantarkan anak angkatnya yang bernama Muhammad Putra itu hanya untuk pansos.
Tidak jarang yang meminta Ashanty untuk membiarkan kabar miring tersebut.
Dugaan menelantarkan anak angkat itu tersebar luas setelah Muhammad Putra kembali menanyakan janji Ashanty.
Ashanty pernah berjanji membiayai sekolah Muhammad Putra hingga memberikan handphone sebagai kado ulang-tahun.
Namun sampai saat ini, janji Ashanty itu disebutkan hanya sebatas ucapan dan tidak terealisasi.
Oleh karenanya, Ashanty dan Anang Hermansyah diduga telah melakukan kebohongan publik.
Ashanty dan Anang Hermansyah diminta untuk minta maaf didepan publik.
Dugaan melakukan kebohongan itu muncul saat biaya sekolah yang semula diberikan Ashanty ke Muhammad Putra atau Putra justru diberikan ke anak lain.
Putra adalah anak yang sempat viral lantaran berjualan cilok untuk menghidupi keluarganya.
Merasa iba, Ashanty dan Anang Hermansyah kemudian mengangkat Putra sebagai putranya.
Ashanty dan Anang Hermansyah berjanji membiayai sekolah Putra di pesantren.
Putra bahkan disebutkan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan konten YouTube Ashanty dan Anang Hermansyah saja.
Beberapa kali Putra juga dikabarkan diajak berlibur keluarga Ashanty dan Anang Hermansyah.Terakhir, Putra diajak berlibur ke Bali.
Bocah Penjual Cilok saat menjenguk Ashanty yang terbaring lemah di rumah sakit.
Namun saat ini nasib Putra dikabarkan justru semakin tidak jelas.
"Kami menduga Ashanty tidak niat dan sungguh-sungguh memasukkan Putra ke pesantren," kata Abdul Hamim Jauzie berbincang Jumat (5/2/2021) petang.
Abdul Hamim Jauzie adalah pendiri LBH Keadilan yang saat ini membantu Putra mempertanyakan haknya kembali.
Menurut Abdul Hamim Jauzie, Ashanty diduga menjadikan Putra sebatas untuk kepentingan selebritas semata.
"Secara sederhana, kami menduga Putra ini dieksploitasi (Ashanty) hanya menjadi konten yutub, diambil keuntungan semata," kata Abdul Hamim Jauzie.
Ia kecewa bahwa biaya yang sudah dibayarkan saat Putra masuk pesantren justru 'dialihkan' ke anak lain.
Abdul Hamim Jauzie mendapatkan informasi tersebut ketika ditanyakan ke manajemen Ashanty dan Anang Hermansyah.
Artinya, jelas Abdul Hamim Jauzie, jika Putra mau melanjutkan sekolah di pesantren, harus membayar uang pangkal layaknya santri baru.
"Disini ada dugaan kebohongan. Ashanty harus menjelaskannya ke publik dan minta maaf," katanya.
Janjikan Handphone
Sebelumnya, Ashanty sempat memasukkan Putra ke Pesantren Al Basyir, Bogor, Jawa Barat.
Namun, Abdul Hamim Jauzie, Teman Putra dan LBH Keadilan menerima informasi bahwa saat ini Ashanty tidak lagi membiayai sekolah Putra.
"Bagi kami, sekolah yang tidak lagi dibiayai (Ashanty) bukan persoalan, karena kami siap membiayai Putra dari hasil donasi lewat Kitabisa.com," katanya.
Ashanty bahkan dianggap berbohong saat berjanji akan memberikan handphone sebagai kado ulang-tahun Putra.
Sampai saat ini, handphone yang dijanjikan itu tidak sampai ke tangan Putra.
Setahu Abdul Hamim Jauzie, Ashanty pernah menjanjikan membantu membayar uang pangkal Putra masuk pesantren sebesar Rp 10 juta.
Ashanty juga berjanji memberikan uang bulanan untuk anak angkatnya itu.
Uang tersebut, jelas Abdul Hamim Jauzie, sudah dibayarkan ke pesantren, tapi kemudian diperuntukkan untuk anak yang lain dan bukan untuk Putra.
"Ashanty diduga melakukan kebohongan publik," katanya.
(*)