Fotokita.net -Bongkar alasan kenapa pengikut Habib Rizieq makin banyak, Jusuf Kalla meradang karena tudingan mantan orang kepercayaan SBY, ada apa?
Terkait kasus kerumunan massa di acara Habib Rizieq Shihab, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut akan dipanggil pihak kepolisian.
Namun, pemanggilan Rizieq Shihab akan menunggu hasil gelar perkara.
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Awi Setiyono.
"(Masih) menunggu gelar perkara," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/11/2020).
Rencananya, kata Awi, gelar perkara akan dilakukan pekan depan.
Tapi, rencana itu batal karena ada kegiatan serah terima jabatan (sertijab) di Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.
Kegiatan sertijab itu dilakukan untuk mengganti posisi Kapolda Metro Jaya yang akan diisi oleh Irjen Mohammad Fadil Imran.
Diketahui, Kapolda Metro Jaya sebelumnya, Irjen Nana Sudjana, dicopot dari jabatannya.
Sebab ia dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan terkait acara pernikahan putri Rizieq Shihab dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Sabtu (14/11/2020) lalu.
"Rencana antara Kamis-Jumat ini, tapi karena ada kegiatan mutasi kapolda, ada serah terima di Mabes dan Polda Metro, dengan kesibukannya mungkin tertunda, enggak apa-apa, nanti kita lihat,” terang Awi.
Tak hanya di Jakarta, acara kunjungan Rizieq Shihab di Bogor pada Jumat (13/11/2020) juga tengah diselidiki.
Dua Gubernur Sudah Diperiksa
Kepala daerah Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, dipanggil polisi terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan dalam acara Rizieq Shihab di Petamburan dan Kabupaten Bogor.
Diketahui, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dijadwalkan datang ke Gedung Bareskrim Polri pada Jumat (20/11/2020).
Mengutip Kompas.com, pria yang akrab disapa Kang Emil ini dipanggil terkait kunjungan Rizieq Shihab ke Kabupaten Bogor.
"Iya betul (Gubernur Jabar dipanggil)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Awi Setiyono, ketika dikonfirmasi, Rabu (18/11/2020).
Selain Ridwan Kamil, sepuluh orang lainnya juga akan diperiksa tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Jabar.
Sepuluh orang tersebut adalah Kepala Desa Sukagalih, Kepala Desa Kuta, Ketua RW, Ketua RT, Camat Megamendung, Kasatpol PP Kabupaten Bogor, anggota Bhabinkamtibmas, Sekda Kabupaten Bogor Burhanuddin, dan Habib Muchsin Alatas dari FPI.
Bupati Bogor, Ade Yasin, juga akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
Namun, karena Ade terpapar Covid-19, polisi akan menjadwal ulang pemeriksaan terhadapnya.
"Iya (pemeriksaan Ade) pasti akan dijadwalkan ulang," ungkap Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, ketika dihubungi secara terpisah, Rabu.
Imam Besar Front Pembelas Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tiba di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Barat pada Selasa (10/11/2020)
Mengenai undangan pemanggilan dirinya ke Gedung Bareskrim, Ridwan Kamil mengaku telah siap.
Dikutip dari Kompas.com, undangan tersebut telah diterima Ridwan Kamil pada Rabu sore.
"Jadi bahasanya bukan diperiksa, tapi dimintai tambahan keterangan terkait acara di Bogor."
"Tentunya saya sebagai warga negara yang taat hukum (undangan) seperti ini wajib kita penuhi dengan sebaik-baiknya," ungkap Ridwan Kamil dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (19/11/2020).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah menjalani pemeriksaan pada Selasa (17/11/2020), terkait acara Rizieq Shihab di Petamburan.
Anies diperiksa selama sembilan jam dan diberi 33 pertanyaan.
Awi mengatakan pihaknya mencoba mencari tahu tindakan apa saja yang dilakukan Anies terhadap kerumunan massa yang terjadi.
"Saya tadi telah selesai memenuhi undangan untuk memberikan klarifikasi dan prosesnya berjalan dengan baik, dan ada 33 pertanyaan yang disampaikan menjadi sebuah laporan sepanjang 23 halaman," ucap Anies kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman.
Anies menyerahkan soal isi pemeriksaan kepada Polda Metro Jaya. Dia hanya mengatakan bahwa yang disampaikannya saat klarifikasi sudah sesuai dengan fakta.
"Semua sudah dijawab, sesuai dengan fakta yang ada, tidak ditambah, tidak dikurangi. Adapun detail isi pernyataan klarifikasi dan lain-lain, nanti menjadi bagian pihak Polda Metro Jaya untuk meneruskan dan menyampaikan sesuai kebutuhan," katanya.
Sejak Habib Rizieq Shihab tiba di Tanah Air setelah pulang dari Arab Saudi Selasa 10 November 2020 pekan lalu, gejolak di Jakarta belum reda.
Bahkan Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pun ikut berbicara soal kegaduhan di Jakarta belakangan ini.
Jusuf Kalla (JK) mengemukakan analisanya mengenai semakin banyak masyarakat yang kini menjadi pengikut Habib Rizieq Shihab.
Ia mengatakan, banyaknya ummat mempercayakan aspirasinya kepada habib Rizieq Shihab, lantaran aspirasi kepada wakil rakyat maupun pemerintah, sulit didengar.
Jusuf Kalla menyebut ramainya persoalan Habib Rizieq Shihab (HRS) dan menjadi bahan pergunjingan publik Indonesia karena adanya kekosongan kepemimpinan yang menyerap aspirasi masyarakat.
"Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebatnya sehingga polisi, tentara turun tangan? Sepertinya kita sedang menghadapi sesuatu yang goncangan," ujar JK saat acara Webinar Kebangsaan yang digelar PKS, Jumat (20/11/2020) malam.
"Kenapa itu terjadi? Ini menurut saya, karena ada kekosongan pemimpin. Kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas," sambung JK.
Menurut JK, persoalan Habib Rizieq merupakan suatu indikator, bahwa proses sistem demokrasi yang berjalan di Indonesia harus diperbaiki.
"Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa dia tidak percaya DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercayai partai-partai, khususnya partai Islam untuk mewakili masyarakat itu, kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan, yang punya aspirasi," papar JK.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, kata JK, harus menjadi bahan evaluasi semua pemangku kepentingan, khususnya PKS dan partai-partai Islam lainnya.
"Ada kekosongan suatu sistem, atau cara demokrasi, khususnya dalam ideologi keislaman, yang kemudian diisi Habib Rizieq," papar JK.
Jika persoalan tersebut tidak dapat diatasi, kata JK, akan muncul masalah baru dikemudian hari dan rakyat bisa mengambil haknya kembali yang telah diberikannya kepada wakil rakyat.
"Jangan sampai kita kembali lagi ke demokrasi jalanan, ini bisa kembali apabila wakil-wakil yang dipilihnya tidak memperhatikan aspirasi seperti itu," papar JK.
Aparat gabungan TNI-Polri menurunkan baliho Rizieq Shihab di kawasan Slipi, Jumat (20/11/2020).
Juru bicara eks Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Husein Abdullah, menyatakan tulisan 'Sang Bandar Chaplin Pun Akhirnya Keluar Sarangnya Karena Kepanasan' tak memiliki data yang valid.
Tulisan itu dibuat oleh pengamat sosial politik Rudi S. Kamri.
Diduga tulisan tersebut dikaitkan dengan JK karena Chaplin yang dimaksud ialah Charlie Chaplin, komedian legendaris asal AS, yang memiliki kesamaan kumis dengan JK mantan wapres RI ke-10.
"Kalau itu ditujukan kepada Pak JK, maka tulisan tersebut merupakan sebuah tuduhan membabi buta, tanpa fakta dan data yang jelas. Tepatnya cocoklogi," kata Uceng, sapaan karib Husein, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).
Di dalam tulisan, Rudi menyinggung Chaplin-lah yang membiayai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia.
Uceng menegaskan, JK tidak memiliki hubungan sama-sekali terkait dengan kepulangan Rizieq.
Katanya, JK tidak pernah mengkomunikasikan maupun mendanai kepulangan Rizieq.
"Pak JK tidak pernah mengkomunikasikan atau pun mendanai kepulangan HRS (Habib Rizieq Shihab)," kata Uceng.
Uceng bilang, sejumlah buzzer saat ini sedang membangun opini negatif terhadap JK sejak sejak kepulangan Habib Rizieq ke Tanah Air.
Baca Juga: Ancam Tetap Gelar Reuni 212, FPI Minta Pemerintah Lakukan Tindakan Tegas Pada Kegiatan Ini
"Tuduhan yang bermula dari cuitan Ferdinand Hutahean pada akun Twitter-nya yang sebelumnya dalam suatu dialog di tvOne dengan saya, Ferdinand terbukti tidak mampu membuktikan kebenaran cuitannya itu," ujarnya.
"Kebohongan Ferdinand ini lalu dijadikan dasar oleh Rudi S Kamri, membangun kebohongan baru," imbuh Uceng.
Uceng menambahkan, perjalanan JK ke Vatikan dan Mekkah pada 20-25 Oktober 2020 lalu sebenarnya untuk menemui Pemimpin Umat Khatolik Paus Fransiskus dalam rangka penjurian pemberian gelar Sayeed Award for Human and Fraternity. Kegiatan tersebut digagas oleh Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al Tayeb.
"Dalam kapasitas Pak JK sebagai juri mewakili Asia atas penghargaan tersebut, bersama mpat juri dari benua berbeda merasa perlu bertemu langsung dan berdiskusi tentang kriteria nominator untuk penghargaan ini," katanya.
"Setelah bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Pak JK melanjutkan perjalanan ke Riyadh Saudi Arabia, menyaksikan penandatanganan perjanjian kerjasama Pembangunan Museum Rasulullah Muhammad SAW yang akan dibangun di Jakarta," sambung Uceng.
Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, melaksanakan ibadah umrah di tengah pandemi
Hadir di acara tersebut antara Dewan Mesjid Indonesia yang diwakili Komjen Pol (Purn) Drs. Syafruddin, M.Si selaku Wakil Ketua DMI dengan Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar selaku Deputi Eksekutif Liga Dunia.
"Usai penandatangan ini, karena sudah berada di Saudi Arabia, sebagai muslim tidak afdol rasanya jika Pak JK tanpa menunaikan ibadah umrah," kata Uceng.
"Saya sampaikan, Perjalanan Pak JK ke Vatikan dan Mekkah murni perjalanan misi kemanusiaan dan ibadah. Tidak bersangkut paut dengan kepulangan HRS apalagi politik dalam negeri apalagi 2024," ujarnya.