Fotokita.net - Bukan cuma acara Habib Rizieq Shihab di Petamburan, sosok ini duga Kapolda Metro Jaya dicopot karena persaingan calon Kapolri.
Pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mendapat banyak sorotan.
Diduga pencopotan tersebutmerupakan bagian dari persaingan bursa calonKapolri.
Hal ini diungkapkan olehKetua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Diketahui, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021 mendatang.
Nana Sudjana adalah salah satu nama yang digadang-gadang IPW bakal menjadi TB1.
"Yang lebih mengkhawatirkan adalah Kapolda Metro ini kan sempat digadang-gadang sebagai calon kuatKapolri. Apakah ini bagian dari persaingan untuk menjatuhkan?" ujar Neta, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (16/11/2020).
Neta menegaskan IPW melihat dari dua sisi. Di satu sisi, pencopotanNanaSudjanaadalah sanksi konsekuensi dari adanya peraturanKapolritentang pelarangan pengumpulan massa.
Di sisi lainnya, IPW melihat ini jangan-jangan bagian dari persaingan bursa calon Kapolri, karena beliau ini 'Geng Solo' yang disebut-sebut calon kuat juga," kata dia.
Neta kemudian menyinggung bahwa pihaknya pernah menyebutkan ada delapan jenderal, baik jenderal bintang dua maupun tiga, yang berpeluang menjadiKapolri.
Geng Solo
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mencopot Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana.
Pencopotan ini diduga merupakan buntut acara yang digelar oleh imam besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab.
Selain Kapolda Metro, Idham juga mencopot Irjen Pol Rudy Sufahradi Novianto sebagai Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Dalam jumpa pers, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, kedua kapolda itu dicopot lantaran tidak melaksanakan perintah terkait pengamanan protokol kesehatan.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan pihaknya melihat Pencopotan Kapolda metro jaya dalam dua hal.
Pertama, sebagai akibat Kapolda Metro ceroboh membiarkan kerumunan massa dalam kasus Habib Rizieq.
"Kedua, pencopotan Kapolda Metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri dimana Kapolda metro sebagai salah satu calon kuat dari geng solo. Sehingga kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri," kata Neta kepada Tribunnews.com, Senin (16/11/2020).
Sementara, lanjut Neta, dalam kasus pencopotan Kapolda Jabar, yang bersangkutan "diikutsertakan" karena dianggap membiarkan kerumunan massa dalam acara habib Rizieq di Jawa barat.
"Memang sejak berkembangnya pandemi Covid 19, polri sudah bersikap mendua dalam menjaga protokol kesehatan," katanya.
Irjen Pol Muhammad Fadil Imran saat menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Rabu (19/8/2020).
"Padahal, kapolri telah mengeluarkan ketentuan agar jajaran polri bersikap tegas dlm menindak kegiatan masyarakat yg mengabaikan protokol kesehatan."
Ia mencontohkan ada beberapa kegiatan masyarakat yang dibubarkan polisi di sejumlah daerah, apakah pesta perkawinan, atau sejenisnya.
Sementara, sambungnya, dalam kegiatan yang dilakukan sejumlah tokoh atau dihadiri sejumlah tokoh yang berpengaruh polisi tidak berani membubarkannya.
"Misalnya dalam Munas PBSI yang dipimpin Wantimpres Wiranto di Tangerang, acaranya tetap berlangsung tanpa dibubarkan polisi. Begitu juga dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Habib Rizieq sepulang ke Indonesia, polisi tak berdaya membubarkannya."
Dari kasus ini muncul opini di masyarakat bahwa polisi hanya berani pada masyarakat yang tidak punya pengaruh dan takut pada figur-figur yang berpengaruh.
"Apalagi dalam kasus Rizieq di mana massa dan pendukungnya cukup banyak, Polda Metro Jaya dan Kapolda Jabar sepertinya tidak mau ambil risiko dan membiarkannya."
Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyapa simpatisannya saat tiba di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). Dalam kunjungan tersebut, Rizieq Shihab dijadwalkan menghadiri acara peresmian pembangunan Masjid Raya di Markaz Syariah Pesantren Alam Agrokultural sekaligus men
"Padahal apa yang dilakukan polisi itu bisa dinilai masyarakat sebagai tindakan "tajam ke atas tumpul ke bawa"."
Menurutnya, sikap polisi yang mendua itu tidak hanya mengganggu rasa keadilan publik tapi juga membiarkan klaster pandemi Covid 19 berkembang luas.
Seharusnya polri satu sikap, yakni bersikap tegas pada semua pelanggar protokol kesehatan agar penyebaran pandemi Covid 19 bisa segera dikendalikan.
"Dengan adanya tindakan tegas kepada Kapolda metro dan Kapolda Jabar ini diharapkan para Kapolda lain bisa bersikap tegas untuk menindak dan membubarkan aksi kerumunan massa di massa pandemi Covid 19 ini. Jika mereka tidak berani bersikap tegas, siap siap mereka ditindak tegas dan dibubarkan atasannya," pungkas Neta.
Profil Irjen Pol Nana Sudjana
Profil Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana yang dicopot oleh Kapolri, Jenderal Idham Aziz, Senin (16/11/2020).
Dikutip dari Tribun Warta Kota, berikut profil Kapolda Metro Jaya.
Nana lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 26 Maret 1965.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana di lokasi banjir Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk Kota Tangerang, Selasa (25/2/2020)
Ia merupakan perwira tinggi lulusan Akademi Kepolisian RI tahun 1988 pada bidang intel.
Sebelumnya, Nana pernah menduduki jabatan diantaranya Kapolresta Solo tahun 2010 yang saat itu Wali Kotanya Jokowi.
Nana Sudjana kemudian digantikan Kombes Listyo Prabowo yang saat ini berpangkat Komjen sebagai Kabareskrim.
Dari Solo, Nana ditarik menjadi Dirintelkam Polda Jateng tahun 2011.
Lalu beralih Analis Utama Tk. I Baintelkam Polri pada tahun 2012 dan Analis Kebijakan Madya bidang Ekonomi Baintelkam Polri pada tahun 2013.
Tiga jabatan terakhirnya sebelum menjabat Kapolda NTB adalah Dirintelkam Polda Jawa Timur pada tahun 2014,
Ia juga pernah menjadi Wakapolda Jambi pada tahun 2015, dan Wakapolda Jawa Barat pada tahun 2016.
Jenderal bintang dua ini juga pernah menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Mei 2019.
Pada 7 Januari 2020, ia mengemban amanat sebagai Kapolda Metro Jaya ke-39 menggantikan Gatot Eddy Pramono yang dilantik sebagai Wakapolri.
Ketika Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo, Nana menjabat Kapolresta Solo.
Daftar Nama 8 Kapolda yang Diganti
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menunjuk Inspektur Jenderal Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya.
Fadil yang sekarang menjabat Kapolda Jatim akan menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana yang dicopot lantaran dianggap tak bisa mengendalikan pelanggaran protokol kesehatan.
Keputusan Kapolri tersebut tertuang dalam ST/3222/XI./KEP/2020 tertanggal 16 November 2020 dan ditandatangani oleh Asisten Sumber Daya Manusia Irjen Pol Sutrisno Yudi Hermawan.
Tak hanya Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jawa Barat pun ikut dicopot.
Berikut daftar lengkap kapolda yang dimutasi:
- Kapolda Bali Irjen Pol Petro Golose
- Kapolda Maluku Irjen Pol Baharuddin Djafar.
- Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta.
- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sujana.
- Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran.
- Kapolda Maluku Utara Irjen Pol Rikwanto.
- Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
- Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi.
Ferdy Sambo jadi Kadiv Propam
Selain rotasi, ada juga perwira yang mendapat promosi. Satu di antaranya adalah Brigjen Pol Ferdy Sambo.
Ia dipromosikan sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.
Ferdy resmi menggantikan Irjen Ignatius Sigit Widiatmono yang meninggal dunia akibat penyakit komplikasi, Jumat (30/10).
Baca Juga: Heboh, Pertama Kalinya Pejabat Korea Utara Punya Akun Twitter, Ternyata Ini Isi Cuitannya
Dengan posisi baru ini, lulusan Akademi Kepolisian Tahun 1994 yang sebelumnya menjabat Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri otomatis mendapat tambahan satu bintang di pundaknya menjadi inspektur jenderal.