Bikin Luhut Binsar Ngamuk di Depan Dosen Seluruh Indonesia, Begini Respons Teten Masduki Soal Gantungan Baju Impor dari China

Selasa, 27 Oktober 2020 | 11:10

Gantungan Baju

Fotokita.net - Bikin Luhur Binsar ngamuk di depan dosen seluruh Indonesia, begini respons Teten Masduki soal gantungan baju impor dari China.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia gemar mengimpor barang.

Bahkan, gantungan baju pun juga diimpor dari negara lain. Hal ini dia kemukakan di hadapan para dosen dari berbagai universitas dalam tayangan virtual Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

"Misalnya kita masih mengimpor, Anda bisa bayangkan gantungan baju kita masih impor. Saya bilang sama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), ngapain itu impor-impor semua.

Baca Juga: Kuota Penerima Banpres Masih Jauh dari Target, Ini 5 Solusi Atasi Kendala Saat Daftar BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Dijamin Langsung Cair

Suruh saja bikin di dalam negeri. Itu kan bukan rocket science. Kenapa enggak bisa?" ucapnya, Jumat (23/10/2020).

Lebih lanjut, kata Luhut, Indonesia juga selama ini kerap tergantung dengan sumber daya alam selama puluhan tahun.

Maka dari itu, pemerintah berupaya mengurangi eksploitasi alam.

Baca Juga: Biarpun NIK KTP Tak Masuk Daftar di eform.bri.co.id/bpum, Dana BLT UMKM Rp 2,4 Juta Tetap Cair, Kok Bisa?

"Kekayaan alam kita selalu bergantung selama puluhan tahun, nah kita enggak mau lagi seperti ini.

Kita mau menambah value added, menciptakan lapangan kerja, teknologi, kemudian juga pajak dan value added pada kita semua," katanya.

Tak hanya itu, Luhut juga membeberkan bahwa banyak kementerian/lembaga (K/L) saat melakukan belanja pemerintah justru dimanfaatkan untuk mengimpor barang.

Baca Juga: Upah Minimum 2021 Diputuskan Tak Naik, Bos Serikat Pekerja Singgung Hal Ini, Demo Buruh Makin Besar?

"Jadi kita punya dana Rp 200 triliun buat program pembelanjaan seperti ini. Banyak oleh kementerian/lembaga (K/L) hanya impor saja, tidak menggunakan produk dalam negeri. It's take of live, jadi kesempatan ini kita lakukan semua," ujarnya.

Luhut menambahkan, pemerintah berupaya dengan beragam cara menekan serta mengurangi aktivitas impor, seperti menggalakkan belanja produk dalam negeri dan mengolah kekayaan alam seperti batu bara agar dikelola di dalam negeri.

Baca Juga: Video Habib Rizieq Pulang Ke Tanah Air Bikin Gembira FPI, Pemerintah Malah Ungkap Fakta Sang Ulama Belum Bisa Keluar Arab Saudi

Wordcampindy.org

gantungan baju impor

"Kita lakukan reformasi untuk membuat Indonesia lebih efisien, menciptakan 2,9 juta lapangan kerja setiap tahun seperti yang dilakukan Pak Presiden kemarin itu.

Jadi semua itu kadang banyak yang tidak melihat dan berpikir ini semua salah. Jadi ini data yang saya sampaikan semua," katanya.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, banyaknya barang-barang konsumsi yang diimpor ke Indonesia, disebabkan daya saing dan pasar yang masih lemah dibanding negara luar lainnya.

Baca Juga: Dana Banpres Rp 2,4 Juta Tetap Bisa Cair? NIK Tak Terdaftar di eform.bri.co.id, Cepat Lakukan Hal Ini

Contohnya bersaing dengan China. "Sekarang banyak barang-barang konsumsi sepele, ya gantungan baju lah, alat-alat pertanian sederhana, kesehatan sederhana yang bisa diproduksi oleh dalam negeri.

Tapi karena market-nya dari luar masuk ke sini besar, jadi saya kira opportunity-nya menjadi banyak," ujar Teten dalan webinar virtual 1001 Cara UMKM Jadi Juara, Senin (26/10/2020).

"Memang soal daya saing pasti kita kalah. Produk kita seperti produk-produk manufaktur dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk China yang ternyata semua bahan bakunya diimpor," lanjut dia.

Baca Juga: Kabar Gembira, Banpres Rp 2,4 Juta Tetap Cair Meskpun Tempat Usaha Beda dengan Alamat KTP, Ini Syaratnya

Tribunnews

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki

Oleh sebab itu, ke depannya, pemerintah berupaya agar industri dan UMKM memproduksi barang konsumsi dengan barang setengah jadi atau menggunakan dari bahan baku lokal.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga telah memberikan arahan kepada seluruh menterinya agar tak lagi mengizinkan impor produk-produk barang konsumsi.

Karena sebenarnya produk konsumsi menurut Teten, bisa dihasilkan oleh produk dalam negeri.

Baca Juga: Pandemi Belum Juga Berakhir, Jokowi Potong Gaji Abdi Negara 2 Bulan Lagi, Berikut Besarannya

"Misalnya industri buah-buahan, yang secara perlahan pemerintah mengatur bagaimana supaya buah lokal itu diserap market.

Kita lihatlah dalam beberapa tahun terakhir sebelum covid, buah-buah lokal mulai mendominasi di toko-toko buah. Termasuk toko buah modern," katanya.

Maka dari itu, kualitas barang juga jadi fokus pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Jokowi Potong Gaji PNS, TNI dan Polri Mulai Januari 2021, Buat Apa?

Kompas

NIK Tak Terdaftar di eform.bri.co.id, Apakah BLT UMKM Bisa Tetap Cair?

"Ini kan kalau market-nya makin besar para petani juga terangsang untuk memproduksi dan terus dipertahankan.

Tuntutan akan kualitas barang juga akan diperbaiki oleh para produsennya. Juga melibatkan penelitian kampus untuk menyediakan yang lebih enak, warnanya bagus," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia gemar mengimpor barang.

Baca Juga: Kuota Banpres Ditambah 3 Juta Penerima, Cukup Pakai KTP untuk Daftar di Sini, BPUM Bisa Langsung Cair ke Rekening

Bahkan, gantungan baju pun juga diimpor dari negara lain. Hal ini dia kemukakan di hadapan para dosen dari berbagai universitas dalam tayangan virtual Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Dokumentasi Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan

"Misalnya kita masih mengimpor, Anda bisa bayangkan gantungan baju kita masih impor. Saya bilang sama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), ngapain itu impor-impor semua.

Suruh saja bikin di dalam negeri. Itu kan bukan rocket science. Kenapa enggak bisa?" ucapnya.

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya