Inspirasi Fotografi Ciamik dalam Tradisi Merarik, Dijamin Bakal Bikin Ketagihan Jalan-jalan ke Suku Sasak

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 05:45
Bayu Dwi Mardana

Perkampungan tradisional suku sasak, Bayan, Lombok Barat.

Fotokita.net -Merarik adalah budaya kawin lari dalam tradisi Suku Sasak.

Merarik memiliki makna yaitu keberanian bertanggung jawab, keteguhan mewujudkan pernikahan dan penyelesaian perkara melalui musyawarah.

Tradisi ini diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri.

Baca Juga: Cara Mudah Bikin Foto Instagram Keren dengan Fitur Kamera Hape

Desa Sade merupakan tempat tinggal suku Sasak, suku asli Lombok. Desa ini berlokasi di daerah Rembitan Kecamatan Puju, Lombok Tengah. Menariknya suku Sasak memiliki tradisi yang masih lestari hingga kini: ‘Merarik’.

Lombok. Bagian dari untaian Kepulauan Sunda Kecil. Selat Lombok memisahkan pulau ini dengan Bali dan Sumbawa. Apa tradisi yang masih lestari di sudut Lombok?

Baca Juga: Inspirasi Fotografi Saat Tinggal di Mongolia Ada di Tanjung Lesung

Lombok lebih dari sekadar pantai dan kuliner yang enak.

Lombok juga terkenal dengan tradisi merarik.

Apa yang menarik dari tradisi merarik?

Untuk lebih tahu soal merarik, yuk kita jalan-jalan ke Desa Sade yang menjadi tempat tinggal suku Sasak, suku asli Lombok.

Desa ini berlokasi di daerah Rembitan Kecamatan Puju, Lombok Tengah.

Baca Juga: Ragam Foto Jembatan Cinta, Si Ikon Wisata Unik di Pulau Tidung

Menariknya suku Sasak memiliki tradisi yang masih lestari hingga kini: Merarik.

Merarik merupakan budaya kawin lari dalam tradisi Suku Sasak.

Merarik memiliki makna yaitu keberanian bertanggung jawab, keteguhan mewujudkan pernikahan dan penyelesaian perkara melalui musyawarah.

Baca Juga: Inspirasi Romantisme Kepulauan Seribu dalam Bingkai Foto Pranikah

Samana
Samana

Salah satu rangkaian mararik dalam tradisi pernikahan di suku Sasak. Tradisi merari’ diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri. Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari.

Tradisi ini diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari.

Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri.

Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masih lestari. Banyak muda-mudi Suku Sasak yang masih melestarikan tradisi ini.

Baca Juga: Tengok Lika-liku Penghuni Ibu Kota dalam Kacamata Jurnalis Foto

Saya Pejalan Bijak

Saya Pejalan Bijak

Kaus Saya Pejalan Bijak dalam bahasa Lombok: Tiang Palampak Solah.

Akhir pekan ini, Sabtu, 24 Oktober, Saya Pejalan Bijak bersama kawan-kawan dari Samana akan menyelengarakan Avontur Daring dengan Tajuk “Akhir Pekan Bersama Lombok” Budaya Merarik Masih Lestari Hingga Kini.

Saya Pejalan Bijak merupakan sebuah gerakan perjalanan lestari dari National Geographic Indonesia

Silakan mendaftar melalui pranala bit.ly/spbtravelweek9

Salam jalan, Kawan jalan!

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya