Fotokita.net - Kerap bikin geger di awal pandemi Covid-19, Menko Luhut Binsar ungkap fakta mengejutkan soal Menkes Terawan Agus Putranto yang disindir telak Najwa Shihab.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sangat jarang tampil di hadapan publik untuk menjelaskan mengenai penanganan pandemi Covid-19.
Bahkan, jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab sampai mewawancarai bangku kosong untuk menyindir Terawan yang tidak pernah mau hadir saat diundang ke acara Mata Najwa.
Menurut Najwa, kehadiran Terawan sangat diperlukan untuk menjelaskan kepada publik terkait situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sementara, pengamat kebijakan Publik Agus Pambagio menilai wajar jika Terawan sulit muncul ke publik. Sebab, sejak awal pandemi Covid-19, Terawan sering membuat pernyataan yang memicu kontroversi.
Agus mencontohkan saat Terawan menyebut orang Indonesia tidak akan tertular Covid-19.
"Sampai sekian lama ya Menkes tidak muncul, sebab komentarnya tidak friendly dan tidak memberi kejelasan kepada masyarakat," tutur Agus.
Jika melihat lagi komentar-komentar Terawan pada medio Februari-Maret lalu, banyak pernyataan yang justru menjadi sorotan. Setelah itu, perlahan Terawan mulai jarang tampil di hadapan publik. Berikut rangkumannya:
1. Bersyukur Covid-19 tak terdeteksi
Pernyataan ini disampaikan Terawan pada 11 Februari lalu, saat virus corona belum terdeteksi di Indonesia.
Terawan mengaku heran dengan wartawan yang terus-terusan mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia.
Ia memastikan pemerintah terus berusaha melakukan tes untuk mendeteksi Covid-19.
Terawan pun meminta masyarakat bersyukur karena virus corona belum terdeteksi di Indonesia.
"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan.
Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," kata dia.
Ketika itu sejumlah pakar dan epidemiolog sudah mempertanyakan kemungkinan Covid-19 masuk ke Indonesia, namun tidak terdeteksi oleh pemerintah.
2. Salahkan warga yang beli masker
Pada 15 Februari, Terawan kembali menyampaikan pernyataan kontroversial saat menanggapi melambungnya harga masker.
Ia menyebut, harga masker mengalami lonjakan karena diburu masyarakat setelah munculnya virus Corona.
Terawan pun justru menyalahkan orang-orang yang membeli masker. "Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Terawan menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.
Seharusnya, kata Terawan, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar.
Hal itu sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun belakangan WHO pun merevisi ketentuan itu dan mewajibkan setiap orang untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
3. Kekuatan doa
17 Februari 2020, tak hanya pakar di dalam negeri, sejumlah negara lain juga mulai mempertanyakan kenapa Covid-19 belum terdeteksi di Indonesia.
Menanggapi itu, Terawan pun menyatakan kekuatan doa menjadi penyebab virus Corona tak masuk ke Indonesia.
"Kita ini negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan.
Terawan pun tak mau ambil pusing dengan pendapat negara lain.
"Saya kira itu tetap ada bekerja sambil berdoa. Dan itu sebuah hal yang sangat mulia.
Negara lain boleh protes biarin aja. Ini hak negara kita bahwa kita mengandalkan Yang Maha kuasa," kata dia.
4. Misinformasi soal pasien 1 dan 2
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia.
Menkes Terawan turut mendampingi Presiden Jokowi saat menyampaikan pengumuman.
Setelah pengumuman Jokowi, Terawan lalu menyampaikan informasi lebih detail kepada media soal pasien 1 dan 2.
Terawan menyebut kedua pasien adalah ibu dan putrinya yang tinggal di Depok, Jawa Barat.
Keduanya tertular dari warga Jepang domisili Malaysia yang sempat datang ke Indonesia dan berkunjung ke rumah mereka di Depok.
"Ini kan teman dekatnya, datangnya ke rumah dong. Di sini, di daerah Depok (rumahnya)," kata Terawan.
Terawan juga menyebut, warga Jepang itu baru terdeteksi positif corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.
Setelah itu, Kemenkes melakukan penelusuran kontak. Namun belakangan terungkap ada perbedaan informasi yang disampaikan Menkes dengan pengakuan kedua pasien positif Covid-19.
Pasien 2 menegaskan anaknya tak kenal dengan WN Jepang. Hal ini berbeda dengan keterangan Menkes yang menyebut bahwa WN Jepang itu berkunjung ke rumah pasien di depok. “Anak saya tidak kenal,” ucap pasien 2.
Pasien 2 mengatakan, anaknya menjadi host dalam sebuah acara yang diselenggarakan di daerah Kemang.
Kebetulan, saat itu ada seorang perempuan WN Jepang di acara tersebut. Pasien 2 juga menegaskan, ia dan anaknya lah yang berobat ke RS dan meminta untuk dilakukan tes Covid-19.
Permintaan ini diajukan setelah mereka mendapat kabar bahwa WN Jepang yang hadir di acara dansa dinyatakan positif corona.
Jadi, bukan hasil penelusuran kontak seperti yang disampaikan Terawan. "Atas inisiatif saya, kami minta kepada dokter untuk dilakukan tes virus corona saja. Terus terang kami khawatir terhadap diri kami," kata pasien kasus 2.
5. Penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya
Terawan sempat mengaku heran dengan hebohnya respons publik pasca-pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia.
Terawan mengatakan, publik mestinya tidak perlu khawatir karena penyakit flu yang biasa menjangkiti warga Indonesia justru mempunyai angka kematian lebih tinggi daripada virus Corona.
"Padahal kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini corona tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa," kata Terawan di Kantor Kemenkes, Senin (2/3/2020).
Terawan menuturkan, respons publik atas virus corona ini disebabkan oleh cara pandang publik dalam melibat virus tersebut.
"Saya sebagai Menteri Kesehatan ya saya hanya mengimbau mau dibikin horor, heboh, atau tidak, itu tergantung kita semualah, tergantung sudut pandang kita," ujar Terawan.
Terawan juga menyatakan, Covid-19 merupakan penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya. Hal ini dikatakan Menkes terkait tiga pasien positif Covid-19 di Indonesia yang telah dinyatakan sembuh.
"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).
Namun faktanya, banyak pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif. Mereka yang mengidap penyakit lain atau komorbid, berpotensi besar meninggal dunia saat terinfeksi virus corona.
Sampai Selasa (29/9/2020) hari ini, sudah 10.601 orang di Indonesia yang meninggal akibat Covid-19.
Persentase angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 3,77 persen, lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia sebesar 3,01 persen.
Jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab kini sedang jadi perbincangan.
Bahkan namanya jadi trending topic di berbagai sosial media di Indonesia.
Hal itu setelah Najwa lakukan gebrakan demi sentil Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto.
Dalam video yang viral baru-baru ini, Acara televisi besutan Najwa "Mata Najwa" di edisi "Menanti Terawan" menjadi perbincangan publik.
Sebab dalam video tersebut, Najwa berbincang dengan kursi kosong yang sedianya disediakan untuk Terawan,
Meski tak merespon undangan Najwa, Jurnalis perempuan yang dikenal tegas dalam memberikan pertanyaan pada bintang tamu tersebut melakukan wawancara imajinasi dengan sang menteri.
Berbagai pertanyaan pun disampaikan pada Terawan meskipun Najwa tidak sedang bersama sang menteri.
Najwa pun mengungkapkan alasan dirinya sangat ingin bertemu dengan Terawan di Mata Najwa.
Menurutnya sang menteri perlu memberikan penjelasan kepada publik terkait situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini.
"Tak ada yang lebih otoritatif selain menteri untuk membahasakan kebijakan-kebijakan itu kepada publik, termasuk soal penanganan pandemi," kata Najwa, Selasa (29/9/2020) yang dikutip dari Youtube Narasi TV.
"Selama ini, penanganan pandemi terkesan terfragmentasi, tersebar ke berbagai institusi yang bersifat ad-hoc, sehingga informasinya terasa centang perenang," ujarnya.
Melansir dari Kompas.com, memang beberapa waktu ini Menteri Kesehatan Terawan diketahui sangat jarang muncul di muka publik.
Oleh sebab itu menjadi alasan kuat Najwa untuk bisa mengundang sang menteri untuk duduk bersama dan berbincang mengenai covid-19 di Indonesia.
Bahkan Najwa mengaku ada banyak titipan pertanyaan mengenai pandemi saat ini dari masyarakat kepada menteri Terawan.
Rekan sekerjanya di Kabinet Indonesia Maju, Luhut Binsar Pandjaitanikut mengomentari jarang munculnya Terawan di muka publik beberapa waktu ini.
Luhut yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pun mengungkap alasan Terawan kini jarang muncul di layar kaca.
Mengutip dari Kompas.com, Luhut menduga Menteri Terawan tak terlalu senang berbincang sehingga jarang tampil di publik.
Hal itu disampaikan Luhut saat menjawab pertanyaan pembawa acara "Mata Najwa", Najwa Shihab, lewat kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/9/2020).
Namun Luhut membantah bahwa Terawan jarang muncul atau bahkan bersembunyi.
Dirinya mengatakan bahwa beberapa waktu ini Terawan terlihat sedang berbincang dengan Pimpinan TNI-Polri dan kepala daerah dalam rangka menyinergikan penanganan covid-19.
"Enggak juga, kemarin dia muncul tuh di depan para panglima, kapolda, gubernur, dia ngomong, bicara dia yang dia mau buat, ini begini-begini. Hadir dia," ucap Luhut.
Langkah yang diambil Terawan untuk tak banyak muncul di muka publik itupun dianggap Luhut hal yang biasa.
Hal itu bergantung pada kepribadian masing-masing pejabat yang bersangkutan.
Ia pun mengatakan bahwa ada pejabat yang suka berbincang dan ada yang tidak suka.
"Ya dulu banyak orang yang kaya gitu juga. Ada yang suka bicara ada yang tidak. Dia (Terawan) mungkin tidak suka bicara, saya enggak tahu," kata Luhut.
Luhut pun menambahkan bahwa sang menteri kesehatan selalu berkomunikasi dengan dirinya dan juga dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Komunikasi yang dijalin tersebut untuk selalu intensif berkoordinasi dalam menangani covid-19.
Sejalan dengan hal itu, seperti yang dikutip dari laman Kemkes.go.id, Kamis (24/9/2020), Menteri Terawan kini sedang disibukkan dengan kegiatan perihal penanganan covid-19.
Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto mengunjungi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjung Pinang dalam kunjungan kerjanya, Kamis (24/9/2020).
Ia memastikan langsung tenaga kesehatan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenkes di Provinsi Kepulauan Riau yang menangani kasus COVID-19 mendapatkan insentif secara menyeluruh.
Menkes Terawan juga mengingatkan agar semua orang dianggap positif COVID-19, tapi bukan sakit. Hal tersebut bertujuan supaya setiap orang menjalankan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan memakai masker.
'Harus menganggap semua orang positif, bukan sakit, kita pakai masker karena masa pandemi. Harus ikhlas pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak,'' tutur Menkes Terawan.
''Pengalaman kalian pasti luar biasa, saya minta untuk semua sabar, berdoa, tawakal, dan tetap berbahagia,'' tambahnya.