TNI Akui Anggotanya Jadi Pemicu Pembakaran Polsek Ciracas, Saksi Mata Ini Ketakutan Setengah Mati Hingga Pilih Sembunyi di Dalam Gereja

Minggu, 30 Agustus 2020 | 08:06
KOMPAS.COM/WALDA MARISON

Petugas menderek dua mobil yang terbakar, dua mobil dalam kondisi pecah kaca dan satu bus operasional di Mapolsek Ciracas, Sabtu (29/8/2020)

Fotokita.net -Pihak TNI akhirnya mengakui bila salah satu anggotanya jadi pemicu pembakaran Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Penyerangan kantor polisi itu telah membuat saksi mata ini ketakutan setengah mati hingga terpaksa sembunyi di dalam gereja.

Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman akhirnya menjelaskan secara detail peristiwa di balik penyerangan Polsek Ciracas.

Dalam wawancara yang disiarkan Metro TV, jenderal bintang dua ini menjelaskan bahwa penyerangan Mapolsek berkait dengankecelakaan tunggal yang dialami Prada MI (Muharman Ilham) di supermarket Arundina, Cibubur, Jakarta Timur pada 27 Agustus 2020.

Baca Juga: Selain Disebut Jadi Pelaku Penyerangan Polsek Ciracas, Anggota TNI Dituding Rusak Kebun Melon Milik Petani, Begini Duduk Perkaranya

"Yang bersangkutan ditolong oleh masyarakat dan anggota TNI yang ada di lokasi. Namun kemudian ada informasi prajurit itu dikeroyok, sehingga polisi dan TNI segera menyelidiki ke TKP. Tapi hasil pemeriksaan saksi, yakni masyarakat di lokasi, tak ada pengeroyokan," katanya.

Dari mana isu pengeroyokan tersebut muncul? Dijelaskan Pangdam, pihaknya telah mengamankan ponsel milik Prada MI.

Baca Juga: Tak Ingin Tutupi Fakta, Pangdam Jaya Sebut Prajurit TNI Ini Jadi Pemicu Penyerangan Polsek Ciracas Usai Sebar Hoaks ke Seniornya

"Dari telepon genggam Prada MI ditemukan yang bersangkutan menginformasikan ke angkatan 2017 mengaku dikeroyok, ditelepon seniornya bilang dikeroyok," ujarnya.

Pangdam Jaya menuturkan, TNI sudah melakukan penyelidikan mulai dari memeriksa barang bukti, memeriksa saksi-saksi dan memintai keterangan dari Prada MI.

Dan dari semua itu diapatkan fakta bahwa Prada MI terluka dan dilarikan ke rumah sakit bukan karena dikeroyok. Tapi dia mengalami kecelakaan tunggal.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Polsek Ciracas Hancur Diserang Massa, Begini Penjelasan Dandim Soal Isu Pengeroyokan Anggota TNI Jadi Pemicu Penyerangan

"Kini kami sedang lakukan investigasi kenapa yang bersangkutan menyebar informasi tak benar itu," katanya.

Sebelumnya, Komandan Kodim (Dandim) 0505 Jakarta Timur Kolonel Kav Rahyanto Edy Yunianto juga telah mengklarifikasi kabar pengeroyokan anggota Ditkumad bernama Prada Ilham yang diduga jadi pemicupenyerangan Mapolsek Ciracas Sabtu (29/8/2020) dini hari.

Rahyanto mengatakan kabar pengeroyokan tersebut tidak benar.

Youtube
Youtube

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman

Menurutnya Prada Ilham jatuh karena kecelakaan tunggal.

Namun muncul isu yang berkembang dari oknum yang tidak bertanggung jawab mengatakan kejadian tersebut dikarenakan pengeroyokan.

Isu pengeroyokan tersebutlah yang kemudian, kata Rahyanto, digunakan untuk memprovokasi sekira 100 orang untuk merusak san membakar Polsek Ciracas.

"Sehingga memprovokasi dan menimbulkan lebih kurang 100 orang terprovokasi yang menyebabkan kerugian pengrusakan gerobak di jalan dan Alfamart hingga pembakaran di Polsek Ciracas," kata Rahyanto dalam laman resmi Kodam Jaya,kodamjaya-tniad.mil.id, pada Sabtu (29/8/2020).

Baca Juga: Lama Bungkam, Gatot Nurmantyo Akhirnya Akui 3 Kali Tolak Tawaran Jabatan Ini: Saya Pernah Berkonflik dengan Menteri Pertahanan

Sebelumnya ia mengaku belum mengetahui informasi yang menyebutkan ada seorang anggota TNI bernama Prada Ilham yang diduga dikeroyok oleh sejumlah orang di Arundina Cibubur Jakarta Timur.

Informasi tersebut beredar di media sosial sebelum Polsek Ciracas Jakarta Timur dirusak dan dibakar oleh sekelompok orang tak dikenal pada Sabtu (29/8/2020).

Kabar tersebut juga diduga menjadi pemicu perusakan dan pembakaran terhadap kantor Polsek yang juga pernah dirusak dan dibakar dua tahun lalu yakni pada 11 Desember 2018.

Baca Juga: Polsek Ciracas Kembali Diserang Massa, Begini Dugaan Penyebabnya, Sama dengan Kejadian 2 Tahun Lalu?

ANTARA

Tangkapan layar fasilitas kerja di Mapolsek Ciracas, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, terbakar, Sabtu (29/8/2020).

Sementara itu, Rotua (26) tidak akan pernah lupa momen dirinya empat jam bersembunyi di sebuah gereja di malam terjadinya insiden pembakaran Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Ciracas, Jakarta Timur.

Polsek Ciracas dibakar ratusan orang tak dikenal Sabtu (29/8/2020) dini hari.

Empat mobil pribadi dan satu mobil mini bus Kepolisian Sektor Ciracas mengalami kerusakan akibat insiden penyerangan tersebut.

Baca Juga: Bukan Cuma Sekali, 2 Tahun Lalu Polsek Ciracas Diserang 200 Orang Diduga Tentara yang Membakar Bangunan Gara-gara Tak Puas Soal Ini

Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan Operator dan Unit Sabara Polsek Ciracas juga menjadi sasaran. Kaca-kaca ruang SPKT dan Operator dan Unit Sabara pecah tak berbekas.

Menurut informasi yang diterima Rotua, sebuah konvoi yang melibatkan ratusan orang tak dikenal berkumpul di lampu merah Arundina, Cibubur, pukul 23:30 WIB.

Ratusan orang tak dikenal dalam konvoi yang menggunakan sepeda motor tersebut berbadan besar dan tegak.

ANTARA

Polsek Ciracas dibakar massa.

Potongan rambut mereka kebanyakan cepak. Sebelum melancarkan konvoi, kata Rotua, mereka yang terlibat konvoi melengkapi diri dengan bermacam-macam senjata.

Terlihat mereka membawa mulai dari tiang besi, tongkat panjang, senjata tajam hingga sejumlah senjata api.

"Kira-kira pukul 00:00 WIB kata temen saya konvoinya udah gerak. Mereka ngiter (menyusuri) Jalan Raya Bogordari arah Cibubur- Polsek Ciracas," kata Rotua kepada Tribunnews, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (30/8/2020).

Baca Juga: Kerap Disantap Sehari-hari, Makanan dan Minuman Ini Ternyata Bisa Picu Kanker Usus yang Renggut Nyawa Chadwick Boseman Pemeran Black Panther

"Kata teman saya mereka sweeping, kita disuruh jaga-jaga dan engga lewat jalan gede (Jalan Raya Bogor) dulu," sambung Rotua.

Rotua saat itu baru selesai bermain futsal di kawasan Kalisari, Cijantung, Jakarta Timur.

Begitu menerima pesan berupa peringatan akan adanya konvoi tersebut, Rotua dan rekan-rekannya bergegas pulang.

Rotua dan seorang temannya menumpangi sebuah sepeda motor untuk pulang.

Rumah Rotua dan temannya berada di sekitaran Jalan Raya Sentek, Ciracas. Yang berarti dia harus menyebrangi Jalan Raya Bogoruntuk tiba di rumah.

Rotua memacu sepeda motornya dengan cepat, berharap tidak berpapasan dengan konvoi tersebut.

Sekira pukul 00:20 WIB, setelah keluar dari kawasan Kalisari, Rotua memasuki Jalan Raya Bogor. Ia melintas di depan GOR Ciracas sekira pukul 00:25 WIB.

"Pas itu dari arah Gongseng (arah belakang Rotua) udah ramai banget. Ratusan orang itu kayaknya yang ikut konvoi. Yang pada konvoi juga teriak-teriak, tapi omongannya kurang jelas," tutur Rotua.

Baca Juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Digadang-gadang Jadi Panglima TNI, Tiba-tiba Anak Buahnya Dituding Arogan Hingga Videonya Bikin Geger Netizen

Rusak Warung Pedagang Kaki Lima dan Pukul Pemotor hingga Tersungkur

Rotua menceritakan, iring-iringan konvoi tersebut melakukan sejumlah tindakan anarkis. Mulai dari merusak toko para pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Raya Bogordepan Gor Ciracas, hingga memukul pemotor sampai tersungkur ke tanah.

Warga yang turut menyaksikan konvoi, kata Rotua, juga diminta menjauh dan tidak mengambil foto maupun video. Ratusan orang tak dikenal dalam konvoi itu juga memblokade jalan serta memaksa para pengendara yang saat itu melintas di Jalan Raya Bogoruntuk menyingkir.

"Yang kasihan itu pedagang yang di sebrang juga ikut jadi sasaran. Mereka dipukuli, disuruh tutup. Dagangannya dirusak, anarkis banget pokoknya. Raya Bogor mencekam banget dah tadi malam," ujar dia.

Rotua saat itu masih berhenti di depan Gor Ciracas. Menyaksikan iring-iringan konvoi mendekat, Rotua bergegas memacu sepeda motornya. Namun, konvoi yang menggunakan sepeda motor tersebut juga bergerak dengan cepat.

Baca Juga: Perang di Ujung Senjata, Armada Laut dan Jet Tempur China Bidik Kapal Perusak Amerika yang Gerah Lihat Latihan Militer Tiongkok di Laut China Selatan

Sesaat jelang memasuki sekitaran Pool Mayasari Bakti, konvoi tersebut sudah hampir mencapai sepeda motor yang dipacu Rotua. "Persis 10 meter di belakang motor saya itu konvoi," kata Rotua singkat.

"Semalam itu pas kesusul (konvoi) langsung disuruh mandek semuanya (pengendara di Jalan Raya Bogor). Engga mobil, motor, disuruh mandek semua pokoknya yang di depan Pool Mayasari Bakti" sambung Rotua.

Rotua salah satu pengendara yang ikut dihentikan. Ia sempat diinterogasi, ditanya dari mana dan apa yang baru saja dilakukan.

Saat menerima pertanyaan lain, Rotua tiba-tiba terkejut karena ada sejumlah pemotor yang dipukul hingga tersungkur ke tanah.

Mereka yang terlibat dalam konvoi turut merusak toko-toko pedagang kaki lima yang ada di sekitar Jalan Raya Bogordepan Pool Mayasari Bakti.

"Kaget saya, ada itu orang-orang yang pakai motor abis ditanya tahu-tahu dipukuli sampai tersungkur di aspal," tutur Rotua.

Baca Juga: Bukan Eko Patrio, Ternyata Justru Sosok Inilah yang Bongkar Borok Selingkuh Raffi Ahmad dan Ayu Ting Ting: Saya Liat Mata Kepala Sendiri

Menyaksikan kejadian itu, Rotua kemudian hanya berpikir cara untuk kabur dari iring-iringan konvoi tersebut. Sejumlah pemotor yang dipukuli benar-benar nampak tak berdaya. Seusai dipukuli, kata Rotua, mereka disuruh menyingkir dari Jalan Raya Bogor oleh ratusan orang tak dikenal itu.

Beruntung Rotua melihat ada sejumlah kendaraan roda empat menerabas iring-iringan konvoi dan berhasil lolos.

"Pas itu saya beruntung karena ada mobil-mobil itu agak banyak langsung nerabas gitu aja. Akhirnya yang pada naek motor juga nekat nerabas, saya ngikut nerabas biar lolos" sambung Rotua.

Sembunyi di Gereja Selama Empat Jam

Rotua dan seorang rekannya berhasil lolos dari iring-iringan konvoi yang saat itu berhenti di Pool Mayasari Bakti. Rotua memacu sepeda motornya dengan sangat cepat dan lekas berbelok ke kiri di saat tiba pertigaan Denzipur.

Ia memasuki Jalan Sudirman, melewati sebuah sekolah dan berhenti tepat di Gereja Aloysius Gonzaga. Rotua masuk ke dalam gereja untuk mencari perlindungan. Beruntung ia melihat sejumlah sekuriti gereja saat itu sedang bersiaga di pos.

"Waktu itu udah hampir pukul 01:30 WIB. Abis lolos masuk ke Jalan Sudirman saya ama temen langsung masuk saja ke gereja. Nyari perlindungan saja, soalnya di depan serem banget. Mencekam banget pokoknya," tutur Rotua.

Baca Juga: Blak-blakan Tolak Lanjutkan Program Susi Pudjiastuti, Kini Menteri KKP Edhy Prabowo Malah Borong 200 Senapan Serbu Buatan Pindad, Buat Apa?

Rotua dan seorang temannya berlindung di gereja sampai sekira pukul 05:00 WIB. "Waktu itu kata satpam udah kondusif, udah dijagain juga sama Denzipur. Makanya bisa pulang pas jam 5," ujar Rotua.

Rotua mengatakan, pengalamannya bersembunyi di gereja tidak akan pernah terlupakan. Baginya, menyaksikan konvoi yang melibatkan ratusan orang tak dikenal itu sebuah momen tak terlupakan.

"Engga bakal lupa, waktu itu emang mencekam banget Jalan Raya Bogor. Soalnya di mana konvoi itu lewat, itu pasti ada aja yang dipukul atau dibakar," ujar Rotua.

(Tribunnews.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma