Sandiaga Uno Banting Setir Jadi Youtuber, Prabowo Subianto Malah Sudah Ancang-ancang Maju Kembali di Pilpres 2024, Tapi Terganjal Restu 2 Kelompok Ini

Selasa, 11 Agustus 2020 | 16:55
Tribunnews.com

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno .

Fotokita.net - Setelah menjadi pebisnis, lalu menjadi politikus, kini Sandiaga Uno banting setir menjadi seorang YouTuber.

Pengusaha yang digandrungi kaum milenial ini menjelaskan alasannya terjun ke dunia Youtube.

Sandi yang telah meninggalkan dunia bisnis ketika memutuskan terjun ke dunia politik, akhirnya merasa tidak mungkin untuk kembali lagi ke bisnis pasca gagal di pemilihan Presiden.

Sandi menjelaskan hal tersebut dalam YouTube The Hermansyah A6 ""Jodohku- Kisah Inspiratif Percintaan, Mpok Nur Harus Banyak Belajar dari Ibu Nur."

Baca Juga: Jadi Wakil Erick Thohir di Komite Penanganan Covid-19, Jenderal Andika Perkasa Perintahkan Kawal Ketat Istri Prajurit TNI Ini

"Jadi ideku. Terus terang setelah pilpres kita ngerasa juga kita balik lagi ke bisnis kayak dulu enggak mungkin juga," kata Sandi dikutip Selasa (28/7/2020).

"Karena udah kita serahkan pada profesional dan kita memang ingin berkontribusi sama masyarakat," sambungnya.

Sandi juga tidak tahu akan seperti apa karier politiknya nanti ke depan.

Baca Juga: Mau Terima Bansos Rp 600 Ribu Tiap Bulan? Ternyata Karyawan Swasta Harus Terdaftar di Sini

Hanya saja untuk saat ini dia ingin berkontribusi terhadap masa depan milenial.

Kesadaran Sandi akan pentingnya terjun di dunia YouTube untuk bisa mengena di hati anak milenial berawal dari tingkah anak bungsunya.

Baca Juga: Serius Masih Mau Makan? Warganet Muntah Lihat Proses Pengemasan Snack Curah, Cuma Dilapisi Terpal Plastik dan Diinjak-injak Orang yang Kerja

Dari perilaku sehari-hari, Sandi mengamati kalau anak bungsunya itu lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat Netflix, ataupun YouTube walaupun dari layar televisi.

Oleh karena itu, Sandiaga mulai menjajal YouTube dari nol subscriber.

Sandiaga mengisinya dengan berbagai tips kewirausahaan.

Seiring berjalannya waktu, ternyata banyak permintaan dari warganet untuk memperlihatkan kehidupan sehari-harinya juga.

Baca Juga: Teruskan Tradisi Unik dalam Pemberian Nama Cucu Jokowi, Begini Arti Panembahan Al Nahyan Nasution, Berasal dari 3 Bahasa Ini

tangkapan layar YouTube

Anang Hermansyah, Ashanty, dan Sandiaga Uno

"Dari nol subscriber, kita fight lagi, kayaknya ada challenge tersendiri, ada keinginan kita, yang pasti ini bukan dunia kita, ini dunia kalian, tapi kita ingin ada satu pesan, karena kebetulan mediumnya yang pas anak muda lihat ya medium ini (YouTube), kalau kita enggak di sini enggak relevan," kata Sandi.

Namun siapa sangka, ketika meilih untuk terjun ke dunia Youtube, Sandiaga Uno sempat ditertawakan anak-anaknya.

Baca Juga: Terungkap, Inilah Arti Nama Cucu Keempat Jokowi, Gabungan dari Bahasa Jawa, Arab, dan Batak

"Mereka (anak-anak) suka ketawa dengan konten-konten, diketawain (dibilang) 'ngapain sih guys guys, gitu, ngapain' tapi itulah cara bicara kami," kata Sandi.

Ashanty dan Anang yang mendengar ucapan Sandi kemudian hanya bisa tertawa.

Lebih lanjut Sandi mengatakan kalau dia dan istrinya juga mendapat julukan.

"Sampai saya dijuluki papa online mbak Nur mama online, papol dan mamol," sambung Sandi.

"Mereka suka jokes-jokes saja," kata Sandi lagi.

Baca Juga: Sering Dianggap Punya Arti yang Sama, Ternyata Begini Perbedaan ASN dan PNS

Instagram Sandiaga Uno
Instagram Sandiaga Uno

Sandiaga Uno bersama Prabowo Subianto

Sementara itu, seluruh pengurus Partai Gerindrakompak meminta Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, untuk maju kembali sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Menteri Pertahanan itu dinilai masih punya semua prasyarat untuk memimpin negara.

Namun, dua kelompok pendukung Prabowo di Pilpres 2019, PKS dan Persaudaraan Alumni (PA) 212, justru menolak wacana tersebut.

Bahkan, keduanya tak bisa menyembunyikan kekecewaan sejak Prabowo malah masuk kabinet.

Baca Juga: Rela Ditembaki Teman Sendiri, Anggota Kopassus Ini Bongkar Markas Kendali Lawan Usai Sembunyikan Istri Panglima Perang Musuhnya

"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami, dan untuk perjuangan kami ke depan, Prabowo sudah finish. Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," kata Ketua Umum PA 212Slamet Ma'arif saat dimintai tanggapan, akhir pekan lalu.

"Jika pengkaderan Gerindraberhasil akan muncul calon baru dan muda, tapi jika dipaksakan Prabowo capres lagi berarti pengkaderan Gerindragagal," kata dia.

Tangkapan layar kanal YouTube Podcast Ruang Sandi
Tangkapan layar kanal YouTube Podcast Ruang Sandi

Reaksi Sandiaga Uno saat mendengar candaan Raffi Ahmad

Slamet berpandangan sebaiknya di Pilpres 2024Prabowo cukup menjadi negarawan yang melahirkan capres baru dan muda. Sebab, Slamet meyakini di 2024 sudah saatnya yang muda memimpin Indonesia.

"Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.

Hal senada disampaikan Ketua DPP PKS Wilayah Daerah Sumatera Bagian Utara, Tifatul Sembiring.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Pasukan Khusus Paling Mematikan di Dunia, Kopassus Susupkan Prajuritnya Ke Jantung Musuh Lewat Cara Tak Terduga Ini

Eks Menkominfo itu menyebut Prabowo seperti mayoritas ketum parpol lain, sudah tua.

"Pada 2024 Jokowi sudah dua periode dan secara konstitusi sudah tidak bisa maju lagi, sementara ketua partai-partai besar sudah berumur," kata Tifatul Sembiring, di Padang, Minggu (9/8/2020).

Tifatul secara terbuka menyebut 2024 adalah panggung milik kaum muda. Dia menyebut beberapa tokoh potensial yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.

Kompas.com/Jimmy Ramadhan Azhari

PA 212 menggelar aksi protes di depan Kedubes India.

"Memang ada nama Anies Baswedan namun diserang terus secara politik. Ada pula Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil. Kalau Agus Harimurti Yudhoyono malah terlalu muda, kalau di Sumbar ada Irwan Prayitno yang sudah profesor," ujarnya.

Ketimbang mengusung kembali Prabowo, PKS justru menjagokan duet Habib Rizieq Shihab dan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk maju di Pilpres 2024.

"Para tokoh, baik yang di parpol ataupun ormas punya peluang maju di Pilpres 2024. Habib Rizieq dan Ustaz Abdul Somad seperti juga para ketua parpol dan para menteri. Utamanya para kepala daerah yang sukses punya peluang maju Pilpres 2024," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada wartawan, Senin (10/8/2020).

Namun, menurut Mardani, persoalan tokoh bukanlah hal yang penting saat ini. Saat ini, kata dia, yang patut diperjuangkan adalah menghapus ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) untukPilpres 2024.

Baca Juga: Masih Doyan Ngemil? Netizen Jijik Lihat Foto Proses Pengemasan Snack Curah, Cuma Beralaskan Terpal dan Diinjak-injak Kaki Kotor Pekerjanya

Tanggapan Gerindra

Sementara itu menanggapi pernyataan Ketua PA 212yang menyebut Prabowo sudah finish, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menilai bahwa pernyataan Slamet Ma'arif itu adalah sebuah pendapat yang tidak perlu dibesar-besarkan.

Kata Dasco, jika memang PA 212ingin mengajukan calon lain dalam bursa Pilpres 2024mendatang, ia pun mempersilakan Slamet Maarifdan kawan-kawannya itu untuk membuat partai sendiri.

Dasco menyatakan bahwa apapun langkah dan sikap politik Partai Gerindraadalah mekanisme partai yang telah disepakati bersama.

"Pendapat itu boleh-boleh saja, tetapi kita Gerindrapunya mekanisme sendiri dan mekanisme itu diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai Gerindra," kata Dasco.

"Ya kalau Pak Slamet Maarif mengatakan Pak Prabowo sudah selesai, mungkin berbeda pendapat dengan kader Partai Gerindra. Kami juga menghargai apabila kemudian Pak Slamet Maarif berpikir untuk membuat partai sendiri," imbuhnya.

Baca Juga: Disebut-sebut Bakal Kacaukan Pilpres Amerika, Negara Ini Langsung Terima Tawaran China Demi Lampiaskan Kebencian Pada Paman Sam

Selain itu, Dasco juga menanggapi bahwa usulan Slamet Maarifuntuk mencalonkan kader muda di Gerindratidak sesuai dengan apa yang diputuskan partai.

Dasco menegaskan pencalonan dari Gerindramengikuti mekanisme yang setelah ditetapkan oleh majelis partai berlambang kepala burung garuda itu.

"Pendapat dari Pak Slamet Maarifkawan saya itu tidak segaris dengan apa yang sudah diputuskan oleh mekanisme di Partai Gerindra," terangnya.

Dan lagi-lagi, Dasco tetap memberikan pilihan kepada PA 212untuk membentuk parpol sendiri agar bisa mengusung Capres dan Cawapres sesuai selera mereka sendiri.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma