Risma Dapat Pujian dari 2 Anak Buah Jokowi, Kini Angka Kematian Pasien Corona di Jawa Timur Malah Lebih Tinggi Dibanding Jakarta Hingga Bikin Dirut Rumah Sakit Menangis

Jumat, 12 Juni 2020 | 11:23
SonoraFM Surabaya

Puluhan pasien Covid-19 di Surabaya sembuh

Fotokita.net - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan angka kesembuhan pasien positif Covid-19 meningkat signifikan dalam beberapa waktu lalu.

Tercatat, 519 pasien positif Covid-19 sembuh dari 1-5 Juni 2020. Menurut Risma, peningkatan jumlah pasien sembuh tak lepas dari upaya testing, tracing, and therapy(3T) yang dilakukan Pemkot Surabaya.

Pemkot Surabaya didukung mobil laboratorium dari BNPB dan BIN untuk melakukan rapid test dan tes swab massal selama tujuh hari terakhir di berbagai titik.

Baca Juga: Puji Dosen Senior UI Sehabis Diskusi Soal Utang Negara, Luhut Binsar Kirim Pesan Menohok Buat Ekonom Kondang yang Ngacir Duluan Sebelum Terima Tantangan Debat: 'Semua Boleh Kritik, Asalkan...'

Tribun Wow

Surabaya Menghitam Pekat 4 Hari Terakhir, Terkuak Biang Kerok Jumlah Pasien Positif Corona di Kota Pahlawan Melonjak Tajam, Masihkah Ada Harapan?

"Adanya dukungan mobil PCR (polymerase chain reaction) ini yang menjadi salah satu indikator peningkatan kesembuhan pasien itu," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Jumat (5/6/2020).

Risma senang jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Ia yakin tren itu bisa terjaga. Sebab, Surabaya telah memiliki mobil PCR untuk memeriksa sampel cairan tenggorokan atau swab pasien positif Covid-19.

Baca Juga: Indonesia Lagi-lagi Pecahkan Rekor Tertinggi Penambahan Kasus Baru Covid-19 dalam Sehari, Karena Kondisi Transisi ke New Normal?

"Warga yang mestinya sudah harus swab yang kedua itu tertunda karena tidak punya alat. Dengan alat ini (mobil PCR), maka percepatan itu bisa kelihatan," jelas Risma.

Risma mengingatkan seluruh pasien positif yang sembuh menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.

"Bahkan mungkin nanti ke depan saya minta protokol seperti ini. Selalu cuci tangan dan menggunakan masker kalau mereka keluar. Karena itulah cara satu-satunya kita menjaga kesehatan kita pada saat seperti ini," kata Risma.

Baca Juga: Pintu Kamar Kos Terkunci Rapat Selama 3 Hari, Cium Bau Tak Sedap dari Dalam Warga Pun Mencungkilnya Hingga Kaget Temukan Kejadian Memilukan Ini

Rismajuga mengimbau semua pasien sembuh agar tidak lengah dan lalai. "Karena itu saya tidak mau warga lengah meskipun mereka sudah dinyatakan sembuh oleh dokter," tutur Risma.

Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kesembuhan meningkat.

SonoraFM Surabaya

Tri Rismaharini sampaikan paparan saat menerima kunjungan kerja Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto, bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo di Balai Kota Surabaya, Selasa (02/06/2020) sore.

Salah satunya, dukungan moril petugas medis di rumah sakit dan pusat karantina. Dukungan itu membuat pasien menjadi gembira.

"Kalau di Asrama Haji itu positif tapi OTG (orang tanpa gejala), mereka gembira imunnya naik, kemudian kita berikan vitamin. Kemudian makannya juga kita pantau, dan mereka juga olahraga berjemur," ungkap Febria.

Selain itu, Febria menekankan pentingnya keberadaan mobil laboratorium PCR milik BIN dan BNPB untuk mendukung peningkatan angka kesembuhan pasien.

Sebab, pasien positif Covid-19 baru dinyatakan sembuh setelah dua kali mendapatkan hasil negatif berdasarkan tes swab.

Sementara, pemeriksaan sampel cairan tenggorokan pasien Covid-19 tertunda karena keterbatasan alat.

Baca Juga: Bak Ramalan Paranormal Kondang yang Jarang Meleset, Prediksi Ahli Soal Lonjakan Kasus Corona di Surabaya Terbukti: Tanda-tanda Jadi The Next Wuhan?

Kini, kendala itu telah teratasi. Pemkot Surabaya bisa memangkas waktu pemeriksaan sampel swab pasien positif Covid-19.

"Memang swab kemarin sempat tertunda, jadi kita lakukan swab ulang. Tapi sekarang bisa cepat, karena kemarin terhambat karena labnya lama kemudian antre, kalau sekarang bisa cepat," ujar dia.

Dok. Pemkot Surabaya via Kompas.com
Dok. Pemkot Surabaya via Kompas.com

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpamitan kepada warga saat perayaan hari jadi Kota Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan penanganan Covid-19 di Surabaya di depan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020) sore.

Kedatangan Terawan dan Doni merupakan kegiatan kunjungan kerja. Di hadapan keduanya, Risma menjelaskan, pihaknya telah berupaya melakukan tracing dan pemetaan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Surabaya.

"Ketika pertama saat kami menerima data seseorang itu positif di awal dulu, kami selanjutnya men-tracing. Jadi kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya. Kita tracing, siapa dia, ketemu di mana, kemudian siapa saja di situ," kata Risma saat mengawali paparannya di lobi lantai II Balai Kota Surabaya, Selasa.

Baca Juga: Tragis! Dulu Bergelimang Harta Hingga Manjakan Rakyatnya, Kini Negara Ini Tak Mampu Pasok Listrik, Air Bersih dan Alat Medis ke Rumah Sakit yang Terancam Ambruk Jika Tangani Lonjakan Pasien Corona

Dari hasil tracing itu, kemudian ditemukan orang dengan risiko (ODR). Dari data itu, pihaknya kemudian mendetailkan siapa saja yang melakukan kontak.

Ia mencontohkan, dalam satu perusahaan, ditemukan satu orang positif setelah dilakukan tes. "Maka, satu orang itu langsung kita ikuti (tracing) seluruh keluarganya, dan itu kita masukkan ODR," papar Risma.

Setelah itu, dokter mendatangi rumah ODR dan melakukan pemeriksaan. Jika kondisinya berat, maka dirawat ke rumah sakit.

Namun, jika sebaliknya, orang tersebut dibawa ke Hotel Asrama Haji untuk diisolasi.

Risma menyampaikan, ada beberapa pasien yang tidak mau diisolasi karena mereka menyatakan tidak terjangkit dan ingin diisolasi mandiri di rumah.

"Nah, ketika melakukan isolasi mandiri di rumah itu kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan tiga kali sehari. Siangnya kita berikan telur dan jamu. Itu mereka isolasi mandiri, kadang-kadang ada vitamin," ujar Risma.

Pemkot Surabaya juga gencar melakukan rapid test massal dan swab test di beberapa lokasi yang dinilai menjadi sumber pandemi.

Tak lupa Risma berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan BNPB karena telah membantu kebutuhan alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan.

Baca Juga: Anies Baswedan Kabarkan Terdapat 62 RW di Zona Merah Corona, Anak Indigo Ini Ingatkan Ada Kebiasaan Leluhur yang Bisa Cegah Penyebaran Virus: Sekarang Nyaris Hilang

Sebab, ketika di awal, wali kota dua periode ini mengaku sedikit kesulitan karena keterbatasan alat kesehatan.

"Jadi kita lakukan rapid test massal di beberapa tempat. Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya. Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27.000 orang," kata Risma.

Mendengar paparan yang disampaikan Risma, Menkes Terawan memberikan apresiasi.

Ia mengaku kagum dengan cara yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Ia menilai, ada sisi lain yang luar biasa dari upaya yang telah dilakukan Risma.

"Saya melihat ini luar biasa Ibu, etosnya, semangatnya. Meski dengan keterbatasan (alat) dan itu luar biasa. Kalau orang lain boleh menilai yang lain, tapi saya melihat ini luar biasa," kata Terawan.

Baca Juga: Bungkam Selama 25 Tahun Soal Misi Rahasia di Timor Timur, Sniper Terbaik TNI Akui Sengaja Simpan 1 Peluru Terakhir dalam Aksi Pertamanya Demi Alasan Ini

Terawan mengatakan,rapid test massal yang digelar Pemkot Surabaya dapat memisahkan dan memetakan mana warga yang positif dan negatif.

Terlebih lagi, ketika diperiksa hasil rapid test reaktif, tetapi swab negatif, maka bisa diketahui pula orang tersebut adalah calon untuk donor plasma.

"Nah, dia pasti punya imunitas terhadap Covid-19. Artinya, imunitas di masyarakat sudah tumbuh dengan luar biasa dan Ibu sudah melakukan hal yang baik, memisahkan dan sebagainya. Mudah-mudahan ini bisa terus terdukung dengan swab yang sudah didatangkan," kata Terawan.

Terawan menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh Pemkot Surabaya dalam upayapercepatan penanganan Covid-19.

Baca Juga: Bak Hilang Ditelan Bumi Buronan Kakap Ini Berhasil Ditangkap, Refly Harun Malah Bongkar Kejanggalan Kasus Korupsi Eks Caleg PDIP yang Lenyap Tak Berbekas

Dalam kesempatan itu, ia menawarkan langsung kepada Risma untuk mendatangkan alat kesehatan jika kebutuhan di Surabaya masih kurang.

"Kalau kurang lagi nanti kita datangkan lagi, tidak usah khawatir, Bu. Bu Risma tinggal matur (bilang) saja. Jujur untuk PCR, swab test itu rebutan seluruh dunia. Jadi kalau kita bisa dapatkan, maka Pak Doni (Kepala BNPB) ini luar biasa menjalin konektivitasnya. Namun, yang lebih sulit lagi adalah perjuangan Ibu Wali Kota," kata dia.

Ia berharap semangat yang ditunjukkan Risma bersama jajarannya tidak pernah pudar. Apalagi, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan menjadi ibu kota Provinsi Jawa Timur.

"Saya harapkan semangat yang ibu tunjukkan tidak luntur, tapi tetap harus sehat. Dan ibu tinggal telepon saya dan Pak Doni, kami akan mengupayakan yang terbaik untuk kota ini," ucap Terawan.

Baca Juga: Geram Gegara Merasa Diboikot Mobil PCR Kiriman Doni Monardo, Risma Akhirnya Pamitan Kepada Warga Surabaya Sekaligus Minta Mereka Terus Lakukan Hal Ini

Adapun Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan, kehadirannya di Surabaya atas instruksi langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya.

"Kami mengikuti terus perkembangan Kota Surabaya. Jadi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Kota Surabaya saya rasa ini sudah sangat baik," kata Doni.

Baca Juga: Bilang Kapok Jadi Presiden, Soeharto Ternyata Pernah Ramalkan Kondisi Indonesia Bakal Hancur Pada 2020 Bila Hal Ini Dijalankan: Pesan Itu Seperti Terbukti

Menurut dia, peningkatan kasus terkonfirmasi positif di Surabaya karena kerja keras untuk mengambil sampel-sampel dari berbagai kawasan.

Pemkot Surabaya sudah melakukan di beberapa tempat atau wilayah yang dinilai menjadi sumber penularan virus corona.

"Tentunya ini tidak mudah juga untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya itu ada yang positif, dan ini suatu langkah strategi yang cukup cerdas," kata Doni.

Angka kematian pasien Covid-19 di Jawa Timur melebihi angka kematian DKI Jakarta pada Kamis (11/6/2020).

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengemukakan keprihatinannya setiap mendengar kabar kematian pasien Covid-19 di Jawa Timur.

"Saya sebagai Dirut RSU dr Soetomo Surabaya menangis setiap hari dalam hati karena selalu mendapatkan laporan pasien meninggal akibat Covid-19," tutur Joni.

Baca Juga: Kini Jadi Viral, Foto Kemasan Indomie Goreng dengan 2 Macam Bumbu Saus Ternyata Sudah Ada Sejak 10 Tahun Lalu, Begini Penjelasannya

Merujuk data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, hingga Kamis (11/6/2020) ada 575 orang meninggal dunia di Jatim.

Dalam satu hari jumlah penambahan pasien meninggal mencapai 22 orang. Padahal di kurun waktu yang sama, jumlah pasien meninggal di DKI Jakarta sebanyak 537 pasien.

Sonora/ budi Santoso

Putus Penyebaran Covid-19, Pemkot Surabaya dan BIN Gelar Rapid Test Massal Gratis

Joni menjelaskan, kondisi ancaman Covid-19 memang sulit diprediksi. Ada di antara mereka yang kondisinya membaik, namun akhirnya meninggal.

Sebaliknya, ada yang mampu bertahan meski dalam kondisi kesehatan yang tak baik. Joni bercerita, pernah merawat pasien Covid-19 berusia 37 tahun.

Baca Juga: Sempat Berganti Posisi Saat Antarkan dari Bandung ke Subang, Driver Ojol Ini Enggak Ngeh Jika Penumpangnya Bukan Manusia, Risa Saraswati Pun Dibikin Merinding

Kondisi pasien membaik setelah sempat menggunakan ventilator 7 hari. Tiba-tiba pasien itu meninggal mendadak.

Ada pula pasien yang saat datang dalam kondisi memprihatinkan. "Namun bisa sembuh dan sekarang gemuk lagi. Ini artinya ancaman Covid-19 unpredictable," kata dia.

(Kompas.com/Kontributor Surabaya, Ghinan Salman dan Achmad Faizal)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma