Pemerintah Sempat Ekspor Besar-besaran Masker ke China, Akhirnya Jokowi Bikin Para Penimbun Kebingungan dengan Cara Ini: Bak Karma dalam Sinetron Azab

Rabu, 10 Juni 2020 | 06:48
Freepik

Penggunaan masker.

Fotokita.net - Kabar wabah virus corona mulai menyebar mulai berembus pada akhir Desember 2019. Ketika itu, virus corona menyerang warga Kota Wuhan di China.

Cuma berselisih dua bulan dari kabar awal itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuat pengumuman resmi terkait kasus pertama warga Indonesia yangterinfeksi virus corona.

Dari kejadian itu, stok alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer sempat mengalami penurunan stok secara signifikan, bahkan terbilang langka.

Baca Juga: Dipanggil Berkali-kali Tak Juga Menoleh, Pengusaha Tajir Ini Kaget Bukan Kepalang Waktu Pergoki Sang Biduan Dangdut Lihat Tayangan Video di HPnya: Tontonan Khusus Orang Dewasa?

Namun, beberapa waktu lalui sejumlah warganet mengaku telah menemukan produk masker dengan harga normal di beberapa minimarket.

"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis akun Twitter @ferdiriva dalam twitnya, Minggu (26/4/2020).

Lantas, apa penyebab harga masker kembali normal di tengah pandemi virus corona yang segera masuk masa new normal?

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkapkan, normalnya harga masker dan hand sanitizer merupakan bentuk wujud demand (permintaan) dan supply (pasokan) yang sudah seimbang.

"Kalau harga fundamentalnya cuma lokal, kalau demand dan supply relatif sudah seimbang, maka harga akan kembali normal," ujar Enny saat dihubungi Kompas.com,Selasa (28/4/2020).

Baca Juga: Ngotot Bilang Kondisi Badan Sehat, Ketiga Anggota Keluarga Ini Akhirnya Diseret Polisi dan Tentara ke Rumah Sakit Begitu Terbukti Positif Corona: Mati Itu Takdir Tuhan

Ia mengungkapkan, awal-awal harga masker mengalami lonjakan tinggi karena Pemerintah Indonesia mengekspor masker ke China di mana saat itu jumlah kasus terinfeksi virus corona mengalami peningkatan tajam.

Tetapi, saat pemerintah sibuk mengekspor masker, mereka lalai bahwa virus corona dapat masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, pasokan masker menjadi sedikit dengan jumlah permintaan stok masker terus mengalami peningkatan.

Hal inilah yang menyebabkan harga masker di Indonesia melonjak naik.

Baca Juga: Terpaksa Serahkan Berton-ton Cadangan Emas Batangan ke Iran, Negara yang Pernah Kaya Raya Karena Minyak Ini Berada di Ujung Frustasi: Ditinggal Warganya Sendiri

"Tapi beriring dengan waktu, ada proses produksi pasokan menjadi meningkat lagi, jadi tidak hanya masker dalam kodisi normal, proses produksi juga membutuhkan waktu," terang Enny.

Menurutnya, kenormalan harga tidak hanya terjadi pada produk masker, namun produk-produk lain di mana permintaan dan adanya pasokan melimpah yang membuat harga turun.

Freepik

Penimbun masker kalang kabut jual rugi

Sementara itu, Enny mengungkapkan bahwa terjadinya kelangkaan masker yang sempat terjadi di Indonesia, dikarenakan tidak adanya "pengatur" saat kegiatan ekspor dilakukan.

"Coba kalau kita di awal ada yang mengatur, ada yang mengantisipasi kita ekspor maskernya, tidak ugal-ugalan begitu, tidak terjadi kekurangan stok pasokan," ujar Enny.

Baca Juga: Jokowi Kabarkan Kekurangan Stok Pangan Saat Ramadhan di Tengah Pandemi, Kasus Warga Kelaparan Pun Terus Bermunculan: Apa Kabar Bansos Corona?

Selain itu, penurunan harga masker juga disebabkan oleh masyarakat saat ini telah menemukan alternatif dari kelangkaan masker bedah, yakni membuat masker kain.

Tak hanya pembuatan masker kain, pembuatan hand sanitizer sendiri dan beberapa sumbangan dari instansi atau lembaga yang memberikan produk secara suka rela di masyarakat yang membuat produk hand sanitizer tidaklah langka.

"Itu yang membuat pasokan kembali seimbang dan membuat harga normal kembali," lanjut dia.

Terkait masih berlangsungnya wabah virus corona di Indonesia, Enny menyampaikan bahwa kenormalan harga masker dan hand sanitizer akan berlangsung lama jika pasokan masih terus bisa diproduksi.

"Selama pasokan ada dan masih bisa diproduksi, masalah harga ya masih seimbang," katanya lagi.

Baca Juga: Tepat Dua Bulan Sejak Pengumuman Resmi dari Jokowi, Ahli Ingatkan Rakyat Indonesia Adanya Kejadian Luar Biasa Ini Sehabis Alami Puncak Pandemi

Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yakni pihak-pihak yang telah membantu memberikan jalan keluar bagi fenomena kelangkaan alat kesehatan.

Misalnya, di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator yang mulai langka di Indonesia.

Alat ini mampu membantu gangguan pernapasan, terutama pada paru-paru, akibat terinfeksi virus corona dengan kondisi parah.

"Mestinya yang begitu diberi insentif agar pasokan tidak terganggu. Anggaran pemerintah yang Rp 75 triliun itu tidak digunakan untuk impor-impor alkes justru ini kesempatan bahwa anggaran tersebut dapat dioptimalkan kepada public health untuk menggerakan ekonomi," kata Enny.

Selain itu, Enny mengungkapkan, beberapa produk yang perlu dioptimalkan yakni vitamin dan produk-produk yang meningkatkan imunitas tubuh, bisa juga dengan alat olahraga mandiri.

Baca Juga: Sebut Erwin Prasetya Paling Rajin Shalat 5 Waktu, Ternyata Ahmad Dhani Adalah Orang yang Paling Vokal dalam Keputusan Mantan Pembetot Bas Itu Keluar dari Dewa 19. Begini Ceritanya

Adapun alat olahraga yang dimaksud adalah alat yang dapat digunakan atau dimainkan oleh 2-3 orang saja, agar warga tidak perlu berkerumun untuk melakukannya.

"Contohnya raket, alat kesehatan ini bisa dikerjakan oleh 2-3 orang, justru alat olahraga yang mendiri itu lebih banyak permintaannya," lanjut dia.

Dengan anggapan banyaknya permintaan, hal ini dapat menjadi penggerak ekonomi.

Seiring meningkatnya penggunaan masker, hal ini juga berakibat pada persediaan masker yang kian langka dan susah dicari.

Kendati demikian, banyak penjual yang menimbun masker untuk dijualnya kembali dengan harga yang fantastis.

Baca Juga: Bikin Heboh Karena Diyakini Sebagai Tanda Akhir Pandemi, Benda Langit yang Cantik Ini Ternyata Memang Jadi Simbol Kebaikan di Banyak Daerah. Begini Penjelasan AhliTerlebih saat ini banyak orang-orang memilih menggunakan masker kain dari pada membeli masker medis yang mahal.Faktor tersebut memberikan dampak bagi penjual masker medis yang sudah menimbun beberapa masker untuk kepentingan pribadi.

twitter.com

harga masker di supermarket sudah balik normal lagi

Alih-alih ingin mendapat keuntungan yang besar, penjual masker medis ini justru ketimpa sial.Pasalnya banyak dagangannya yang belum laku terjual.Penjual dengan nama akun @cewekgendut tersebut telah memberikan harga serendah mungkin demi mendapatkan kembali uang modalnya.

Baca Juga: Bikin Gemas Warganet dan Dibilang Lebih Mirip Pada Sang Mama, Ternyata Ahok Ketakutan Setengah Mati Lakukan Hal Ini Pada Putranya: Anak Jenderal Ini Jadi SaksinyaHal ini diketahui melalui akun Instagram @lambe_turah pada Sabtu (2/5/2020).Penjual masker tersebut pun mengaku telah menjual masker medis dalam harga yang wajar.Dirinya mengatakan akan menjual rugi semua barang dagangannya lantaran ia membutuhkan uang.

Postingan tersebut langsung dibanjiri komentar dari netizen Tanah Air.

"Kalo Nggak musim covid-19 harga normal cuman 30 ribu per 1 kotak. 100 ribuan sih harga belum normal," kata @showeringsun.

Baca Juga: Tokopedia Sebutkan Password Pengguna Aman dari Usaha Peretasan, Begini Analisis Ahli Terhadap Data yang Kadung Beredar di Dunia Maya Itu

Instagram Lambe Turah

Penjual masked minta dagangannya diborong

"Mau ngakak tapi takut pahala puasanya berkurang," imbun @gharahayu22."Salah siapa ya topeng nimbun sampai kalap gitu, salah yang punya uang ajalah disukai, disyukuri ingat rezeki nggak akan tertukar," tambah @putrirahayucollection02.(Kompas.com/Grid.ID)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya