Kasus Corona di Indonesia Menurun Saat Persiapan New Normal, Tapi Korea Justru Harus Kembali Menutup Ratusan Sekolah Gara-gara Ada Temuan Mengejutkan Ini

Sabtu, 30 Mei 2020 | 17:57
tribunnews.com

Ilustrasi new normal

Fotokita.net-Dalam 24 jam terakhir, pemerintah mengumumkan, ada penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 557 kasus sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 25.773 kasus.

Jumlah total pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 7.015 orang, sedangkan jumlah total pasien yang meninggal dunia sebanyak 1.537 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah telah memeriksa 311.906 spesimen terkait Covid hari ini hingga Sabtu (30/5/2020) pukul 12.00 WIB.

Dengan demikian, ada 11.361 spesimen yang telah diperiksa dalam 24 jam terakhir.

"Hari ini kami sudah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 11.361 spesimen sehingga total keseluruhan adalah 311.906 spesimen," kata Yurianto dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Sabtu sore.

Yurianto mengatakan, 311.906 spesimen tersebut berasal dari 216.079 orang.

Baca Juga: Rebutan Mobil PCR Khofifah Berucap Alhmadulillah, Risma Malah Marah-marah di Depan Kamera, Netizen: 'Please, Stop Gelut!'

Adapun spesimen dari seseorang bisa diambil lebih dari satu kali.

Pemeriksaan spesimen itu dilakukan di 91 laboratoum realtime PCR aktif dan 54 laboratorium tes cepat molekuler aktif.

Baca Juga: Datangi Acara Halal Bihalal, Pejabat Daerah Ini Malah Kena Nyinyir Gegara Foto Bareng Peserta Langgar Protokol Kesehatan: Mesrah Banget Ga Pakai Jaga Jarak

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci penerapan normal baru.

Skenario new normal, atau pola hidup baru yang beradaptasi dengan pandemi Covid-19, kini menjadi tarik ulur.

Berbagai persiapan new normal tengah dilakukan pemerintah meski sejumlah indikator mengatakan Indonesia belum layak memasuki fase tersebut.

Saat meninjau kesiapan new normal di Mal Summarecon, Bekasi, Selasa (26/5/2020), Presiden Jokowi menyatakan keinginannya agar Indonesia bisa segera memasuki fase normal baru.

Baca Juga: Gontok-gontokan Soal Data Vaksin Corona, Rupanya Kapal Induk China Nyaris Beradu Senjata dengan Kapal Berpeluru Kendali Amerika di Perairan Ini: Aksi Provokatif di Tengah Pandemi

kompas.com
kompas.com

Peraturan new normal yang akan diberlakukan, jarak antar karyawan minimal 1 meter.

Oleh sebab itu Presiden Jokowi mengerahkan TNI dan Polri untuk mendisiplinkan masyarakat.

Sebanyak 30 hingga 40 ribu personel TNI diterjunkan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota.

Mereka disebar di 1.800 titik keramaian seperti pasar dan mal. Jika efektif, pengerahan TNI dan Polri akan dilebarkan ke daerah-daerah lainnya.

Baca Juga: Untung Tak Dapat Diraih, Malang Tak Dapat Ditolak: Mudik ke Rumah Nenek di Tasikmalaya Rupanya Sudah Dijual, Keluarga dari Jakarta Akhirnya Tidur di Emperan Toko

Aturan normal baru di perkantoran dan industri telah diterbitkan Menkes Terawan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Isinya mengatur segala hal terkait pencegahan Covid-19 untuk pekerja dan di tempat kerja, baik semasa pemberlakuan PSBB maupun pasca-PSBB.

instagram @jokowi
instagram @jokowi

Presiden Jokowi melakukan peninjauan untuk persiapan new normal

Pemerintah menyatakan ada tiga indikator yang dipertimbangkan untuk menerapkan normal baru.

Pertama, tingkat penularan atau Ro (reproductive number) harus di bawah 1 selama dua minggu berturut-turut.

Saat ini Ro secara nasional masih di angka 2,5. Artinya, satu orang bisa menularkan ke dua atau tiga orang.

Kedua, kapasitas tempat tidur rumah sakit dan IGD untuk pelayanan Covid-19 harus lebih besar dari jumlah kasus baru yang memerlukan perawatan.

Baca Juga: Walaupun Usianya Sudah Menginjak 94 Tahun, Mantan Perdana Menteri Malaysia Ini Tak Terinfeksi Virus Corona. Apa Resep Rahasianya?

Terakhir, pengetesan setidaknya harus mencapai 3.500 tes per 1 juta penduduk. Saat ini jumlah tes Indonesia masih rendah, yakni 743 per 1 juta penduduk.

Masih jauh untuk mencapai angka 3.500 per 1 juta penduduk. Dengan kapasitas yang sudah meningkat hingga 10-12 ribu tes per hari pun masih butuh satu bulan untuk mencapai 1.800 tes per 1 juta penduduk secara nasional.

Baca Juga: Anak Jokowi Dapat Tantangan Tukar Nasib dengan Netizen Pengangguran, Jawaban Menohok Kaesang Langsung Bikin Si Penantang Terdiam Seribu Bahasa: Saya Tunggu!

Sementara Itu Muncul Klaster Baru Covid-19 di Korsel, 251 Sekolah Tutup Lagi

Lebih dari 200 sekolah di Korea Selatan tutup lagi setelah beberapa hari sempat dibuka, karena ada lonjakan baru dalam kasus virus corona.

Sebelumnya pada Rabu (27/5/2020), ribuan pelajar Korsel kembali ke sekolah usai pembatasan dilonggarkan.

Akan tetapi hanya sehari kemudian ada 79 kasus baru dicatat, yang merupakan jumlah harian tertinggi dalam dua bulan.

Baca Juga: Tragis! Negara Ini Sengaja Sembunyikan Wabah Corona dari Rakyatnya Sendiri, Siapapun yang Jadi Korban Meninggal dengan Gejala Covid-19 Langsung Diperlakukan Seperti Ini

Sebagian besar kasus ini terkait dengan pusat distribusi barang di luar Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Gudang di kota Bucheon itu dioperasikan oleh perusahaan e-commerce terbesar Korsel, yakni Coupang.

Para petugas mengatakan, fasilitas itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi.

Baca Juga: Jokowi Beri Peringatan Soal Tingginya Kasus Corona di Jawa Timur, Tiba-tiba Cuitan Viral Dokter Tentang Bobroknya Penanganan Covid-19 Ditarik Lagi: Ada Apa Sebenarnya?

intisari.grid.id

Korea Selatan mengalami lonjakkan kasus virus corona

Kemudian BBC mengabarkan, para petugas kesehatan bahkan menemukan jejak Covid-19 pada sepatu dan pakaian pekerja.

Ada kemungkinan Negeri "Ginseng" akan terus mengalami peningkatan kasus virus corona, karena terus menguji ribuan karyawan di fasilitas itu.

Sekitar 58 kasus baru dicatat pada Jumat (29/5/2020), sehingga jumlah total kasus secara nasional naik jadi 11.402.

Sarang virus

Baca Juga: China Kembali Berulah di Laut China Selatan Hingga Bikin 2 Negara Tetangga Indonesia Kesal, Prabowo Subianto Malah Terima Telepon dari Menteri Pertahanan Tiongkok. Begini Bocorannya

Total 251 sekolah di Bucheon sekarang terpaksa tutup lagi.

Laporan dari Korea Times yang mengutip Kementerian Pendidikan Korsel mengatakan, 117 sekolah di Seoul juga menunda pembukaan kembali.

Seorang siswa di Seoul yang ibunya bekerja di gudang Coupang, ditemukan mengidap virus corona.

Virus corona di Korea Selatan.

Taman publik dan museum di seluruh Seoul serta kota-kota sekitarnya kini telah ditutup, kantor-kantor juga didesak menerapkan jam kerja fleksibel, dan warga Korsel sekali lagi diminta menghindari pertemuan massal.

Korea Selatan sempat menjadi negara dengan dampak terburuk kedua di dunia akibat Covid-19, tetapi berhasil mengendalikan wabah berkat memperbanyak "pelacakan, pengujian, dan pengobatan".

Baca Juga: Baru Beberapa Hari Aisyahrani Lapor Bareng Pengacara Miliaran Rupiah Pilihan Reino Barack, Pelaku Penyebar Video Syur Mirip Sang Kakak Langsung Buka Mulut: Ada Aliran Dana dari Teman Incess

Namun beberapa pekan terakhir telah muncul klaster baru, termasuk klaster dari seorang pria yang nongkrong di lima kelab malam dan bar di Itaewon, Seoul, awal Mei.

Menurut kantor berita pemerintah Yonhap, ada sekitar 266 kasus yang terkait dengan klaster Itaewon.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Muncul Klaster Baru Covid-19, 251 Sekolah Korsel Tutup Lagi"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya