Fotokita.net -Beberapa hari lalu, publik dikejutkan dengan adanya kabar kurang sedap dari Jawa Timur. Salah satu provinsi dengan jumlah penduduk yang padat, daerah ini menyumbang angka tertinggi dalam penambahan kasus baru Covid-19 dalam data yang diumumkan pemerintah.
Berdasarkan data yang dipaparkan pemerintah, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 18 provinsi.
Penambahan kasus terbanyak terjadi di Jawa Timur dengan 223 kasus baru.
Setelah itu disusul oleh Sumatera Selatan 76 dengan kasus baru dan DKI Jakarta dengan 75 kasus baru.
Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan terjadi di 405 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, masih ada penambahan kasus baru Covid-19 hingga Senin (25/5/2020).
Untuk menganangi hal itu, para pimpinan Provinsi Jawa Timur menggelar pertemuan. Sayangnya, di tengah rapat, ada kejadian yang kurang baik.
Kapolda Jawa Timur Irjen Muhammad Fadil Imran menegur seorang kapolsek yang tertidur saat rapat evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pembentukan Kampung Tangguh menghadapi corona, di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, Jumat (22/5/2020).
Dilansir dari KompasTV, peristiwa tersebut terjadi saat Kapolda Jatim memberikan arahan.
Tiba-tiba, dengan suara tegas, Muhammad Fadil menegur Kapolsek Gubeng Kompol Naufil yang tertidur.
"Hei Kapolsek, jangan tidur kamu. Kamu keluar saja. Saya minta serius ya, Kapolsek jangan main-main," tegas Kapolda Jatim.

:quality(100)/photo/2020/05/24/1945934238.jpg)
Kapolda Jatim Irjen Pol Moh Fadil Imran mengusir Kapolsek Gubeng ketika ia kedapatan tertidur saat rapat evaluasi PSBB di Surabaya Jumat (22/5/2020)
Dilansir dari Antara, saat itu juga Kapolda Jatim meminta Naufil untuk menghadap ke Kabid Propam Polda Jatim.
Seperti diketahui, rapat itu dihadiri Pangdam V Brawijaya dan jajarannya, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta para camat.
Muhammad Fadil menegaskan, semua kapolsek agar serius dalam penanganan kasus Covid-19 karena peningkatan kasus di Kota Surabaya terus melonjak.
Hingga kini, kasus Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan.
Bahkan pada 21 Mei 2020 lalu, menurut data BNPB, lonjakan pasien positif Covid-19 di Jatim mencapai 502 orang dalam satu hari.
Selanjutnya, dihadapan anggota rapat lainnya, ia pun sempat bertanya.
Gubernur Khofifah Sambut Irjen Fadil Sebagai Kapolda Jatim Baru
Setelah ditegur, kapolsek tersebut langsung meninggalkan ruangan rapat.
Kapolda Jatim bahkan diketahui meminta secara khusus pada Karo SDM Polda Jatim untuk mengganti Kapolsek itu.
Kapolsek itu juga diharuskan menghadap Kabid Propam Polda Jatim mengenai kode etik kepolisian.
"Ini jadi tantangan buat kita supaya lebih serius," ujar Kapolda.
Sementara itu, kejadian seorang pejabat militer tertidur di dalam sebuah acara resmi justru berujung hilang nyawa. Hal ini terjadi di Korea Utara.
Dikenal sebagai pemimpin diktator yang kejam, sosok Kim Jong Un selalu ditakuti.
Bahkan pemimpin Korea Utara itu tak segan memberikan hukuman mati pada siapapun orang yang menentangnya.
Menteri Pertahanan Korea Utara menjadi salah satu korban kebengisan Kim Jong Un yang harus menerima hukuman mati karena alasan sepele.
Sebelumnya Kim Jong Un pernah menghukumseorang jenderal yang dituduh melakukan kudeta.
Oleh karenanya, Kim Jong Un dilaporkan melemparkannya ke dalam tangki berisi ratusan piranha.
Kim Jong Un
Kabarnya, sebelum dimasukkan dalam tong berisi ikan ganas itu, lengan sang jenderal dipotong terlebih dahulu.
Itu belum seberapa.
Pada tahun 2013 silam, Kim Jong Un mengeksekusi mati Chang Song Thaek yang merupakan suami dari bibinya sendiri, Kim Kyong Hui.
Padahal Kim Kyong Hui merupakan anak dari pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, dan adik dari mendiang ayah Kim dan sekaligus pemimpin kedua, Kim Jong Il.
Alasan eksekusi mati ini karena Chang Song Thaek mengaku ingin melakukan pengkhianatan.
Kim Jong Un
Nah, pada tahun 2015 giliran seorang menteri Korea Utara yang dikabarkan dihukum mati oleh Kim Jong Un.
Jika sebelumnya beberapa kasus dikarenakan pengkhianatan, rencana kudeta, atau takutnya wabah virus corona menyebar, kali ini hanya karena tertidur.
Menteri yang sial tersebut adalah Menteri Pertahanan Korea Utara Hyon Yong Chol.
Dilansir dari kompas.com, Hyon Yong Chol yang saat itu berusia 66 tahun didakwa melakukan pengkhianatan setelah menunjukkan "rasa tidak hormat" kepada Kim Jong Un dalam sebuah acara militer.
Disebutkan bahwa Hyon Yong Chol tertidur dalam sebuah acara resmi yang dihadiri Kim Jong Un.
Kabar ini disampaikan Dinas Intelijen Korea Selatan (NIS) kepada para politisi dalam sebuah rapat di parlemen.
Menteri Pertahanan Korea Utara Hyon Yong Chol.
NIS mengatakan, eksekusi terhadap Hyon Yong Chol disaksikan ratusan pejabat tinggi militer pada akhir April lalu.
Eksekusi hukuman mati itu dilakukan di sebuah lapangan di pusat pelatihan militer Kanggon, sebelah utara Pyongyang.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengabarkan, Yong Chol dieksekusi dengan cara ditembak menggunakan senjata anti-serangan udara.
Sementara itu, Komite HAM untuk Korea Utara (HRNK) yang berbasis di AS meyakini, eksekusi terhadap Yong Chol menggunakan enam senjata anti-serangan udara, ZPU-4.
Tidak banyak masyarakat dunia yang tahu, inilah kebaikan yang pernah dilakukan Kim Jong Un.
Senjata itu, kata HRNK, merupakan senjata yang sangat kuat yang memiliki jangkauan hingga 8.000 meter.
Namun, untuk keperluan eksekusi itu, senjata tersebut hanya ditembakkan dari jarak 30 meter.
HRNK bahkan memublikasikan sejumlah citra satelit yang diklaim menunjukkan area tempat para pejabat tinggi Korea Utara menyaksikan eksekusi itu.
Hyon Yong Chol, yang belum genap setahun menduduki jabatannya itu, juga diyakini pernah menyuarakan keluhan terhadap Kim Jong Un, dan beberapa kali mengabaikan perintah sang pemimpin.
Kim Jong Un muncul kembali usai dirumorkan meninggal dunia
Dia ditahan pada akhir April dan dieksekusi hanya tiga hari setelah penangkapannya, tanpa melalui proses hukum, menurut keterangan NIS.
Kabar ini muncul setelah NIS pada bulan lalu menyebut Kim Jong Un memerintahkan eksekusi mati terhadap 15 pejabat tinggi pada tahun ini sebagai ganjaran karena telah menentang kekuasaannya.
Kantor berita Yonhap, mengutip keterangan NIS, menyebut setidaknya 70 pejabat tinggi Korea Utara sudah dieksekusi sejak Kim Jong Un berkuasa pada 2011. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tertidur dalam Acara Resmi, Menhan Korea Utara Dihukum Mati"