Fotokita.net - Kecelakaan ini terjadi ketika warga Pakistan bersiap merayakan akhir Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.
Banyak penduduk Pakistan yang melakukan perjalanan kembali ke rumah mereka di kota dan desa.
Sebuah kecelakaan pesawat penumpang terjadi di Pakistan, yang membawa lebih dari 100 orang.
Dilansir dari AFP otoritas penerbangan Pakistan mengatakan, pesawat itu jatuh di kota Karachi pada Jumat (22/5/2020).
Gambar yang ditayangkan di tv nasional Pakistan menunjukkan, penerbangan Pakistan International Airlines (PIA) jatuh di area permukiman.
Asap hitam tebal mengepul dari lokasi jatuhnya pesawat.
PIA, salah satu maskapai terkemuka di dunia hingga tahun 1970-an, sekarang reputasinya menurun karena seringnya pembatalan, keterlambatan, dan masalah keuangan.
Maskapai ini juga telah terlibat berbagai kontroversi selama bertahun-tahun, termasuk memenjarakan seorang pilot mabuk di Inggris pada 2013.
Salah seorang penumpang yang selamat dari pesawat Pakistan International yang jatuh di area perumahan padat di Karachi, Jumat (22/5/2020), menceritakan bahwa dirinya hanya bisa melihat "api".
Muhammad Zubair adalah satu dari dua penumpang selamat setelah pesawat Airbus A 320, dengan sekitar 91 penumpang dan delapan awak jatuh di kawasan permukiman.
Pesawat itu akan mendarat ke Bandara Jinnah Internasional, salah satu bandara tersibuk di Pakistan, saat jatuh di dekat permukiman Model Colony yang berjarak sektiar 3,2 kilometer dari bandara.
Para pejabat setempat memastikan sebanyak 92 orang meninggal, tetapi belum dapat dipastikan apakah korban meninggal adalah penumpang atau warga di perumahan.
Jumlah keseluruhan korban diperkirakan lebih tinggi. Judha Nugraha dari Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, "KJRI Karachi saat ini sedang mencari informasi dari otoritas setempat mengenai kemungkinan adanya penumpang WNI."
Namun, seorang pejabat penerbangan sipil mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pesawat tersebut mungkin tidak sanggup menurunkan roda.
Foto-foto yang beredar di media sosial tampak menunjukkan bekas hangus di bawah kedua mesin, serta tidak ada roda yang terlihat.
Kecelakaan terjadi beberapa hari setelah Pakistan mengizinkan pesawat komersial setelah lockdown virus corona.
Umat Islam Pakistan saat ini tengah menyiapkan menyambut Idul Fitri dan banyak di antara mereka yang mudik.
Pesawat bernomor penerbangan PK8303 itu mengangkut 91 penumpang dan delapan awak dari Lahore.
Di antara mereka terdapat sejumlah keluarga yang bepergian menjelang Idul Fitri. Sebelum jatuh pada pukul 14.30 waktu setempat, pesawat tersebut sedang berupaya mendarat di Bandara Internasional Jinnah, Kota Karachi.
Zubair, yang hanya menderita beberapa luka kecil, mengatakan, pesawat berupaya mendarat dan jatuh 10-15 menit kemudian.
"Tidak ada yang tahu pesawat akan jatuh; mereka menerbangkan pesawat dengan mulus," ujarnya. Dia kehilangan kesadaran saat pesawat jatuh.
"Saya bisa mendengar jeritan dari semua arah. Anak-anak dan orang dewasa. Saya hanya bisa melihat api. Saya tidak bisa melihat orang, hanya mendengar jeritan mereka".
"Saya membuka sabuk pengaman dan melihat secercah cahaya, saya berjalan menuju cahaya. Saya harus meloncat turun sekitar tiga meter agar bisa selamat," tambahnya.
Pesawat itu sedikit lagi mencapai kawasan landasan saat jatuh di daerah permukiman Model Colony.
Tayangan stasiun televisi menunjukkan kru SAR menyisir puing-puing di sekitar daerah padat penghuni tersebut. Sejumlah mobil hangus dilalap api.
Seorang saksi mata Mohammed Uzair Khan mengatakan kepada BBC, ia mendengar ledakan kuat dan segera keluar rumah.
"Empat rumah benar-benar hancur dan terjadi kebakaran. Mereka juga tetangga saya. Saya tak bisa ceritakan bagaimana menyedihkan bencana ini," katanya.
Pemimpin eksekutif PIA Arshad Malik mengatakan pilot memberitahu menara mereka mengalami "kesulitan teknis."
Rekaman suara yang disebut-sebut sebagai percakapan antara menara pengatur lalu lintas udara dan seorang pilot telah dirilis media Pakistan.
Sang pilot mengatakan pesawatnya telah "kehilangan mesin-mesin".
Seorang pengatur lalu lintas udara kemudian bertanya apakah pilot akan mencoba "mendarat pada bagian lambung".
Sang pilot lantas menyahut "mayday, mayday, mayday".
Tim penyelidik akan mencoba mengambil kotak hitam pesawat untuk mengetahui penyebab insiden.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan "ia terkejut dan sedih".
Maskapai PIA mengatakan pesawat itu mulai digunakan pada 2014 dan lolos inspeksi kelaikan pada November 2019.
Tentara Pakistan mengatakan pasukan cepat segera menuju ke tempat jatuhnya pesawat untuk membantu evakuasi.
Menteri kepala Sindh, provinsi tempat jatuhnya pesawat, menetapkan kondisi darurat di semua rumah sakit Karachi.
Pakistan memiliki catatan keselamatan yang kurang begitu bagus, ditandai sejumlah kecelakaan pesawat.
Pada 2010, pesawat yang dioperasikan penerbangan swasta Airblue, jatuh dekat Islamabad, menewaskan 152 orang, kecelakaan terburuk dalam sejarah Pakistan.
Pada 2012, pesawat Boeing 737-200 yang dioperasikan Bhoja Air jatuh dalam cuaca buruk saat akan mendarat di Rawalpindi, menewaskan 121 penumpang dan enam awak.
Pada 2016, pesawat Pakistan Internasional Airlines jatuh terbakar dalam penerbangan dari Pakistan utara ke Islamabad, menewaskan 47 orang. (BBC Indonesia/Kompas.com)