Fotokita.net - Kapasitas tes Covid-19 Indonesia memang sangat rendah dan tidak sepadan dengan jumlah penduduk.
Sebagai perbandingan, di antara lima negara dengan jumlah penduduk terbanyak sedunia, kapasitas tes Indonesia paling rendah.
Berdasarkan data aktual Worldometers per Senin (18/5/2020), India dan Pakistan memeriksa 1,6 orang per 1.000 penduduk, Brazil memeriksa 3,4 orang per 1.000 penduduk, dan Amerika memeriksa 33 orang per 1.000 penduduk.

:quality(100)/photo/2020/05/20/1107960780.jpg)
Jalan di kawasan Cipulir,Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada 20 Mei 2020 pagi
Bagaimana dengan Indonesia? Negara ini hanya sanggup memeriksa 0,6 orang per 1.000 penduduk.
Di region Asia Tenggara, Indonesia bahkan tertinggal jauh dari negeri jiran Malaysia yang memeriksa 13 orang.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo ingin Indonesia mampu menemukan vaksin untuk virus corona Covid-19. Dengan begitu, Indonesia tak harus bergantung dengan vaksin yang dikembangkan oleh negara lain.
"Kita juga harus mampu menghasilkan vaksin sendiri," kata Presiden Jokowi saat peluncuran sejumlah produk riset, teknologi, dan inovasi untuk penanganan Covid-19, Rabu (20/5/2020).
Dalam acara itu, Presiden Jokowi meluncurkan sejumlah produk hasil produksi dalam negeri untuk penanganan Covid-19 mulai dari PCR test kit hingga ventilator.
Namun, ia ingin ke depannya Indonesia juga bisa menemukan vaksin untuk menghadapi pandemi ini. Sejauh ini, belum ada negara yang sudah merilis vaksin untuk Covid-19.
Jokowi sampaikan belasungkawa atas meninggalnya perawat RS Royal Surabaya Ari Puspita Sari bersama janin yang dikandung.
Namun, Presiden Jokowi mengaku gembira karena di dalam negeri, lembaga Eijkman sudah mendapatkan data mengenai tujuh urutan genom virus yang sangat berguna untuk pengembangan vaksin.
Ia juga merasa gembira komunitas peneliti terus bekerja untuk menemukan obat dan terapi yang efektif bagi pengobatan Covid-19.
Kepala Negara pun meminta karya-karya itu jangan berhenti di laboratorium dan jangan juga hanya sebatas prototipe.
"Tapi, harus terus berlanjut, harus bisa diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan domestik kita dan juga bisa ekspor ke mancanegara," kata Presiden Jokowi.
Untuk itu, ia menekankan supaya kerja sama dan kolaborasi antar-kekuatan anak bangsa harus diperkuat.
Lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, dunia usaha, para pelaku industri, dan unsur masyarakat, semuanya harus bekerja sama.
Boedhi Harsono, seorang dokter di Surabaya meninggal dunia karena terjangkit virus corona.
Kabar duka itu disampaikan PB IDI di akun Instagram mereka, @ikatandokterindonesia. Selasa (19/5/2020) malam.
"Beliau dikabarkan meninggal semalam (Senin malam) sekitar jam 22,00 malam di waktu Surabaya," kata Humas ID, dr Halik Malik dikutip dari Surya, Selasa.
Jenazah dr Boedhi sudah dimakamkan. Halik menjelaskan, sebelum meninggal dr Boedhi telah menjalani perawatan.
Hasil tes menunjukkan Boedhi positif Covid-19. Tidak hanya Boedhi, istrinya yang juga seorang dokter juga terinfeksi corona dan saat ini sedang kritis.
"Beliau ini sama-sama kritis dengan istrinya di ICU, kondisinya sudah mendapatkan bantuan pernapasan dengan ventilator. Istrinya juga seorang dokter, saat ini istrinya masih dirawat. Jadi, suami istri positif Covid-19," terangnya.
Menurut Halik, dr Boedhi sudah tidak praktik karena sebelumnya sudah menderita sakit.
Namun, sang istri masih berpraktik dan kemudian terinfeksi corona.
Sebelumnya, kabar duka juga datang dari RS Royal Surabaya, di mana seorang perawat bernama Ari Puspita Sari meninggal dunia karena terjangkit Covid-19.
Saat meninggal, Ari diketahui sedang mengandung. Ucapan dukacita disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Lewat akun Instagram-nya, @khofifah, orang nomor satu di Jatim ini menyebut Ari merupakan sosok pahlawan dalam bidang kesehatan. (Tribunnews.com/Kompas.com)