Fotokita.net - Beberapa waktu lalu, dunia sempat dibuat heboh lantaran harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) yang berada di bawah 0 dollar AS per barrel. Harga minyak sebagai patokan transaksi di Amerika Serikat itu menjadi bukti terpukulnya sektor energi oleh pandemi virus corona (Covid-19).
Pasalnya, banyak negara di dunia memutuskan untuk menerapkan lockdown guna menekan penyebaran Covid-19.
Hal tersebut kemudian berimbas terhadap melemahnya permintaan minyak mentah. Harga minyak acuan jenis Brent juga mengalami penurunan sebesar 9 persen, ke level 25 dollar AS per barrel.
Berbeda dengan WTI, Brent merupakan minyak mentah yang pengangkutannya dilakukan melalui kapal, sehingga pengiriman bisa langsung di lakukan ke wilayah dengan permintaan tinggi.
Kedua harga jenis minyak tersebut sudah terkoreksi lebih dari 50 persen sejak perdagangan awal tahun ini.
Pada Januari 2020, baik minyak jenis WTI maupun Brent masih dijual di atas 65 dollar AS per barrel.
Harga minyak acuan AS West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level negatif atau berada di bawah 0 dollar AS per barrel pada perdagangan Senin (20/4/2020) waktu setempat.
Ini merupakan kali pertama harga minyak acuan WTI berada di zona negatif. Dikutip dari Financial Times, Selasa (21/4/2020), harga minyak acuan WTI untuk pengiriman Mei 2020 sempat anjlok 250 persen ke level -40,32 dollar AS per barrel.
Pada akhir perdagangan Senin, seperti dikutip dari Oilprice.com, harga emas hitam ini ditutup pada -37,63 dollar AS per barrel.
Tidak adanya lagi ruang penyimpanan di AS, mengakibatkan harga minyak terjun bebas di pasar global.
Pemerintah diminta untuk menurunkan harga bahan bakar minyak ( BBM). Pasalnya, harga minyak mentah dunia terus melemah dan negara tetangga pun sudah merespons dengan menurunkan harga BBM.
Sebagai informasi harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 pada akhir perdagangan Senin (20/4/2020) ditutup pada minus 37,63 dollar AS per barrel.
Rekor terburuknya sepanjang sejarah Di Asia Tenggara, Malaysia adalah salah satu negara dengan harga BBM termurah.
Global Petrol Price mencatat, harga rata-rata BBM di Malaysia pada 2 Maret sebesar RM 2,08 per liter, seminggu kemudian turun menjadi RM 1,89 per liter.
Hampir setiap minggu BBM di Malaysia turun dan kini hanya RM 1,2 atau Rp 4.540,18 per liter.
Vietnam malah sudah menurunkan harga BBM sejak akhir Januari 2020. Data Global Petrol Price pad 27 Januari 2020 menyebut rata-rata harga BBM di Vietnam sebesar VND 21.167,5 per liter atau Rp 14.265,38 per liter.
Lalu, hampir setiap dua minggu kemudian terjadi penurunan harga BBM. Per 13 April 2020, rata-rata harga BBM di Vietnam VND 12.097,5 per liter atau Rp 8.152,85 per liter.
Di Indonesia, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan wewenang penurunan harga ada pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Penetapan harga BBM ini very regulated. Kami setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan Kementerian ESDM, ketetapannya ada di pemerintah," ujar Nicke dalam RDP Virtual dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020).
Sementara Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, meski belum diturunkan, harga BBM Indonesia masih murah.
"Saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4/2020).
Pemerintah menurut dia, masih mencermati perkembangan harga minyak dunia hingga kurs rupiah untuk melakukan penyesuaian dengan harga BBM.
PT Pertamina (Persero) memberikan cashback sebesar 30 persen dengan batas maksimal Rp 20.000 kepada semua pelanggan yang melakukan pembelian BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina DEX, dan Dexlite.
VP Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, promo ini sudah mulai berlangsung sejak tanggal 27 April sampai 23 Mei 2020.
Setiap harinya, promo ini hanya akan didapat oleh 2.000 konsumen pertama Pertamina.
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan promo ini, pelanggan harus melakukan pembelian BBM secara nontunai dengan menggunakan LinkAja dari aplikasi My Pertamina.
"Cashback saldo yang didapatkan yaitu sebesar 30 persen atau maksimal Rp 20.000 per hari atau satu kali transaksi pertama untuk 2.000 konsumen pertama per hari," tuturnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).
Adapun cashback nantinya akan langsung diterima ke dalam akun LinkAja konsumen.
"Penyediaan produk Pertamax Series dan Dex Series merupakan bagian dari komitmen pertamina untuk produk BBM berkualitas sebagai bagian dari mendukung pemanfaatan energi yang ramah lingkungan," ujar Fajriyah.
Lebih lanjut, Fajriyah menyampaikan, program ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang bekerja di sektor kesehatan, logistik, industri stategis, dan sektor lain yang diperbolehkan beroperasi selama masa PSBB.
"Program cashback ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat yang sedang menghadapi pandemi Covid-19," kata dia.
Sebagai informasi, konsumen bisa melakukan pengecekan SPBU yang sudah terkoneksi aplikasi My Pertamina langsung di aplikasi My Pertamina atau dapat dilihat di www.mypertamina.id/spbu.
"Selain itu, apabila konsumen ingin menikmati layanan Pesan Antar Pertamina Delivery Service produk BBM dan elpiji, konsumen dapat menghubungi Pertamina Call Center 135," ucap Fajriyah.(Kompas.com/Kontan/Filemon Agung)