Fotokita.net - Harga minyak jenis WTI yang berada di bawah 0 dollar AS per barrel, menjadi bukti terpukulnya sektor energi oleh pandemi virus corona (Covid-19).
Pasalnya, banyak negara di dunia memutuskan untuk menerapkan lockdown guna menekan penyebaran Covid-19.
Hal tersebut kemudian berimbas terhadap melemahnya permintaan minyak mentah. Harga minyak acuan jenis Brent juga mengalami penurunan sebesar 9 persen, ke level 25 dollar AS per barrel.
Berbeda dengan WTI, Brent merupakan minyak mentah yang pengangkutannya dilakukan melalui kapal, sehingga pengiriman bisa langsung di lakukan ke wilayah dengan permintaan tinggi.

:quality(100)/photo/2020/04/20/2774372506.jpg)
Ilustrasi pengeboran minyak.
Kedua harga jenis minyak tersebut sudah terkoreksi lebih dari 50 persen sejak perdagangan awal tahun ini.
Pada Januari 2020, baik minyak jenis WTI maupun Brent masih dijual di atas 65 dollar AS per barrel.
Harga minyak acuan AS West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level negatif atau berada di bawah 0 dollar AS per barrel pada perdagangan Senin (20/4/2020) waktu setempat.
Ini merupakan kali pertama harga minyak acuan WTI berada di zona negatif. Dikutip dari Financial Times, Selasa (21/4/2020), harga minyak acuan WTI untuk pengiriman Mei 2020 sempat anjlok 250 persen ke level -40,32 dollar AS per barrel.
Pada akhir perdagangan Senin, seperti dikutip dari Oilprice.com, harga emas hitam ini ditutup pada -37,63 dollar AS per barrel.
Ilustrasi Terminal Bahan Bakar Minyak Boyolali
Tidak adanya lagi ruang penyimpanan di AS, mengakibatkan harga minyak terjun bebas di pasar global.
Pemerintah diminta untuk menurunkan harga bahan bakar minyak ( BBM). Pasalnya, harga minyak mentah dunia terus melemah dan negara tetangga pun sudah merespons dengan menurunkan harga BBM.
Sebagai informasi harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 pada akhir perdagangan Senin (20/4/2020) ditutup pada minus 37,63 dollar AS per barrel.
Rekor terburuknya sepanjang sejarah Di Asia Tenggara, Malaysia adalah salah satu negara dengan harga BBM termurah.
Global Petrol Price mencatat, harga rata-rata BBM di Malaysia pada 2 Maret sebesar RM 2,08 per liter, seminggu kemudian turun menjadi RM 1,89 per liter.
Hampir setiap minggu BBM di Malaysia turun dan kini hanya RM 1,2 atau Rp 4.540,18 per liter.
Pertamina Pastikan Operasional Kilang dan Distribusi Energi Lancar
Vietnam malah sudah menurunkan harga BBM sejak akhir Januari 2020. Data Global Petrol Price pad 27 Januari 2020 menyebut rata-rata harga BBM di Vietnam sebesar VND 21.167,5 per liter atau Rp 14.265,38 per liter.
Lalu, hampir setiap dua minggu kemudian terjadi penurunan harga BBM. Per 13 April 2020, rata-rata harga BBM di Vietnam VND 12.097,5 per liter atau Rp 8.152,85 per liter.
Di Indonesia, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan wewenang penurunan harga ada pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Penetapan harga BBM ini very regulated. Kami setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan Kementerian ESDM, ketetapannya ada di pemerintah," ujar Nicke dalam RDP Virtual dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020).
Jokowi tinjau kilang minyak di Tuban bersama Ahok.
Sementara Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, meski belum diturunkan, harga BBM Indonesia masih murah.
"Saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4/2020).
Pemerintah menurut dia, masih mencermati perkembangan harga minyak dunia hingga kurs rupiah untuk melakukan penyesuaian dengan harga BBM. (Kompas.com/Kontan/Filemon Agung)