Fotokita - Berita Foto Dengan Fakta Sebenarnya

Resmi Diumumkan Sebagai Menteri Kesehatan, Dokter Terawan Pernah Gemparkan Dunia Kodekteran dengan Metode Cuci Otaknya

Rabu, 23 Oktober 2019 | 09:37
Grid Networks Presiden  Direktur  Astra  Prijono  Sugiarto  menyerahkan   donasi  secara  simbolis  kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Dr.dr. Terawan Agus Putranto Sp.Rad.
PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk

Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto menyerahkan donasi secara simbolis kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Dr.dr. Terawan Agus Putranto Sp.Rad.

Fotokita.net-Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI telah resmi diumumkan sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Kerja Jilid 2 oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/10/2019) pagi.

Nama dokter Terawan sendiri sempat menjadi perbincangan hangat pada April 2018 saat dirinya diberhentikan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode 'cuci otak' yang dikembangkannya.

Terapi "cuci otak" dengan Digital Substracion Angiography (DSA) diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.

Baca Juga: Segera Diumumkan Jokowi, Inilah Daftar Lengkap Calon Menteri Kabinet Kerja yang Baru

Namun, metode "cuci otak" yang dikenalkan Terawan menuai pro kontra karenadinilai belum melalui uji klinik dan belum terbukti secara ilmiah dapat mencegah atau mengobati stroke.

Memang seperti apa metode "cuci otak" yang dimaksud? Mari kita simak ulasan lengkapnya dalam artikel "Tune-Up" Otak Agar Tak Strokeyang ditulis oleh Mayong S. Laksono di majalahIntisari edisi Januari 2013 berikut ini.

Grid Networks Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dr Terawan Agus Putranto
Warta Kota
Warta Kota

Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dr Terawan Agus Putranto

Penanganan stroke dengan metode intervensi neuroradiologi yang dikembangkan oleh dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI dan tim di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, belum sepenuhnya diakui kalangan kedokteran Tanah Air.

Tapi melihat tingginya angka keberhasilannya dalam menanggulangi stroke, bahkan pulih total selama masih dalam batas waktu kesembuhan, seorang rekan menjalaninya untuk pencegahan, sebelum stroke menyerang. Berikut ini kisahnya.

Kesempatan itu datang selewat saya menginjak usia 51 tahun. Kondisi fisik saya relatif baik. Kecuali saat bayi, saya tidak pernah dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan, Siapakah Sosok Jenderal Bintang 2 yang Pernah Dipecat oleh Ikatan Dokter Indonesia Ini?

Ade Sulaeman

Dokter Terawan

Halaman Selanjutnya

Saya tahu bahwa pening ke...
Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber Majalah Intisari

Baca Lainnya