Berafliasi dengan ISIS, Benarkah Penyerang Menkopolhukam Wiranto Adalah Anggota Kelompok JAD yang Terbentuk di Penjara Nusakambangan?

Kamis, 10 Oktober 2019 | 15:18
Ist

Wiranto ditusuk orang tak dikenal

Fotokita.net - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto diserang setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar. Dia kemudian hendak pulang ke Jakarta.

Namun, rombongan Wiranto sempat berhenti di sekitar Alun-alun Menes, Pandeglang. Dia disambut Kapolsek setempat. Saat keluar dari mobil, Wiranto kemudian diserang oleh orang tidak dikenal. Secara tiba-tiba, dia ditusuk. Beberapa saat setelah ditusuk, Wiranto jatuh, nyaris tersungkur. Dia terlihat memegang perut bagian bawah.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto ditusuk oleh dua orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) siang. Pelaku seorang laki-laki dan perempuan kini diamankan pihak kepolisian.

Baca Juga: Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Orang, Kapolsek Menes Jadi Pahlawan Lantaran Berhasil Lakukan Hal Ini

"Rombongan berhenti, beberapa orang ikut menjaga Wiranto ketika turun dari mobil, tiba-tiba ada satu orang tidak dikenal menusuk Pak Wiranto, lalu ada satu orang perempuan lagi berusaha untuk menusuk," kata seorang warga, Madrain (27), kepada wartawan di Alun-alun Menes, Kamis (10/10/2019).

Istimewa
Istimewa

Menkopolhukam Wiranto saat melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.

Kepolisian RI mendalami dugaan keterkaitan pelaku penyerangan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, dua pelaku penyerangan yang diamankan polisi itu terpapar radikalisme ISIS. Polisi mengamankan dua terduga pelaku yakni SA dan FA.

"Diduga pelaku terpapar radikalisme, nanti kita coba dalami apakah SA masih punya jaringan JAD Cirebon atau JAD lain di Sumatera," Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Baca Juga: Tergolek Lemah dan Berbaju Hitam, Begini Foto Penyerang Menkopolhukam Wiranto yang Gagal Lumpuhkan Sang Jenderal

Kolase Kompas TV
Kolase Kompas TV

Cerita Warga yang Saksikan Penusukan Menkopolhukam Wiranto: Ketika Turun, Ada Orang Tak Dikenal Langsung Menusuk!

Lantas, seperti apakah organisasi JamaahAnsharut Daulah (JAD) yang sejumlah anggotanya dinilai telah melakukan tindakan terkait terorisme di berbagai wilayah di Indonesia?

1. Diinisiasi Aman Abdurrahman

Terpidana mati kasus terorisme Aman Abdurrahman pada 2014 memanggil sejumlah pengikutnya untuk melakukan pertemuan di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap.

Aman memanggil Abu Musa, Zainal, M Fachri, dan Khaerul Anwar. Dalam pertemuan itu, Aman disebut menyampaikan beberapa hal terkait telah berdirinya Khilafah Islamiyah di Suriah, serta kewajiban umat Muslim mendukung baiat kepada Abu Bakar Al Bagdadi.

Baca Juga: Berjenggot dengan Baju Hitam, Penyerang Menkopolhukam Wiranto Ini Berhasil Dihalangi Kapolsek Menes. Lihat Foto Pelaku yang Tergolek Lemah

Dok Polres Pandeglang
Dok Polres Pandeglang

Pelaku Penusukan Menkopolhukam Wiranto

Dalam pertemuan itu, Aman juga menyampaikan perlunya membentuk wadah jemaah yang ada di Indonesia sebagai pendukung Khilafah Islamiyah.

Tujuannya, mewadahi orang-orang yang bersimpati dengan daulah Islamiyah yang ingin bergabung untuk menyamakan manhaz atau pemahaman dengan manhaz daulah Islamiyah.

Aman menunjuk Abu Musa menjadi pemimpin atau dikenal dengan amir jemaah pusat guna membentuk wadah tersebut. Sedangkan Zainal ditunjuk sebagai amir jemaah Jawa Timur. Abu Musa dan Zainal ditunjuk karena dinilai keduanya memiliki jemaah yang cukup banyak.

2. JAD terbentuk

Usai pertemuan tersebut, Abu Musa mulai memikirkan wadah untuk mengakomodir permintaan Aman. Tak berselang lama, sebuah wadah bernama JAD terbentuk.

Tujuan JAD untuk mendukung daulah Islamiyah yang ada di Suriah dengan melakukan kegiatan penyebaran dakwah khilafah, melaksanakan hijrah, dan berjihad.

Pada November 2014, Zainal mulai membentuk struktur JAD Jawa Timur yang memiliki kepengurusan ketua, sekretaris, bendahara, hingga kehumasan.

Baca Juga: Menpolhukam Wiranto Ditusuk Orang, Pelakunya Juga Lukai Perwira Polisi Ini. Benarkah Pelaku Berhubungan dengan ISIS?

Bayu Dwi Mardana

Anak-anak warga kota Irak utara yang terusir oleh datangnya pasukan Daulah Islamiyah.

Zainal juga membentuk pimpinan JAD di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Setelah membentuk struktur kepengurusan, Zainal membuat program kerja serta bidang yang membawahinya, di antaranya bidang askary untuk mengadakan idad/tadrib askari, dauroh internal (amaliyah), bidang i'lam untuk pembuatan website dan tablight akbar, serta bidang maliyah guna penggalangan dana.

3. Melantik pemimpin JAD berbagai wilayah

Pada September 2015, Abu Musa mengundang sejumalah pendukung daulah/khilafah Islamiyah Indonesia ke Cilacap. Dalam pertemuan itu, Abu Musa menyampaikan akan menggelar dauroh dai nasional yang akan digelar pada November 2015.

Abu Musa meminta kesediaan Zainal untuk menjadi pimpinan JAD menggantikan dia yang akan berangkat ke Suriah bergabung dengan kelompok teroris ISIS. Zainal kemudian membentuk panitia pelaksana. Kegiatan tersebut digelar selama 3 hari bertempat di vila yang berada di kawasan Batu, Malang.

Baca Juga: Dua Kali Terpilih Jadi Anggota DPR, Begini Penampakan Unik Rumah Mewah Artis yang Pernah Punya Hubungan Dekat dengan Menteri Orde Baru Ini

Sejumlah kegiatan yang dilakukan pada acara tersebut yaitu mengadakan taklim atau kajian mengenai tauhid, khilafah, dan jihad. Digelar juga teleconfrence dengan Aman dari Nusakambangan, dengan menggunakan ponsel milik Zainal yang didengarkan oleh seluruh anggota JAD yang hadir.

Adapun saat acara yang sama, di lantai II vila, Zainal membentuk kepengurusan dan menunjuk sejumlah pemimpin JAD di berbagai wilayah di Indonesia.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya