Akhirnya Mulai Terkuak, Para Pelajar Ini Mengaku Kecewa Dibilang Provokator dan Tak Ada Bayaran Setelah Ikut Demo di Grup WhatsApp STM

Selasa, 01 Oktober 2019 | 16:57
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelajar melakukan Aksi Tolak RUKHP di Belakang Gedung DPR/MPR, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).

Fotokita.net - Aksi unjuk rasa para pelajar SMA dan STM se-Jabodetabek memang telah selesai. Setelah dua kali melakukan demo, aksi mobilisasi massa pelajar ini mulai terkuak.

Kericuhan yang mereka buat tampak menjadi bagian dari skenario. Hal ini terlihat dari sejumlah percakapan di WhatsApp Group (WAG) dengan nama grup mengatasnamakan perkumpulan pelajar itu.

Nama grup itu misalnya “G30S STM ALLBASE”, “STM SEJABODETABEK”, dan beberapa nama grup percakapan lainnya.

Baca Juga: Demo Pelajar Berseragam Kembali Rusuh, Mengapa Kekacauan Itu Selalu Terjadi di Sore Hari?

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Para pelajar setingkat sekolah menengah atas bersitegang dengan pihak kepolisian saat hendak masuk ke Kompleks Parlemen, Jakarta, melalui pintu belakang, Rabu (25/9/2019).

Dalam percakapan itu, para anggota grup banyak mengeluhkan tentang kondisi pasca-aksi demonstrasi yang ternyata tidak diberi uang sebagaimana dijanjikan koordinator sebelumnya.

“Ayolah kita pulang aja, kagak ada duitnya juga ini mah udah gitu dibilang provokator juga pula,” tulis salah satu kontak di sebuah WAG.

Dikarenakan tidak memiliki uang, mereka pun banyak yang mengaku terlunta-lunta dan tidak bisa kembali ke rumah.

Baca Juga: Fotografer Ini Kisahkan Karyanya Sewaktu Meliput Aksi Pelajar yang Jadi Viral di Media Sosial. Anak Sekolah Itu Sorak Sorai Saat Gas Air Mata Ditembakkan!

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelajar melakukan Aksi Tolak RUKHP di Belakang Gedung DPR/MPR, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).

“Emak gue nelepon suruh pulang, mana ongkos kagak ada lagi ini,” tulis akun lain di WAG yang berbeda.

Nomor telepon dalam tangkapan layar percakapan WAG itu terlihat dengan jelas dan utuh, sehingga memudahkan upaya konfirmasi yang coba dilakukan Kompas.com.

Menggunakan aplikasi bernama Getcontact yang dapat mengidentifikasi sebuah nomor ponsel disimpan dengan nama apa saja, kami melakukan penelisikan itu.

Baca Juga: Lebih Dari 500 Pelajar Diamankan, Salah Satunya Bilang Cuma Ikut-ikutan Teman. Kabarnya, Mereka Terpancing Emosi Soal Pasal Aturan Hubungan Badan di Media Sosial

Dari sejumlah tangkapan layar percakapan WAG anak STM itu, 3 nomor Kompas.com coba telusuri. Hasilnya, ketiga nomor itu mengarah pada identitas petugas kepolisian dari Mabes.

(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Pelajar melakukan Aksi Tolak RUKHP di Belakang Gedung DPR/MPR, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).

Menelusuri lebih lanjut, Kompas.com pun menghubungi Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen. Pol Dedi Prasetyo untuk meminta tanggapan resmi.

Ia pun menyampaikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait nomor-nomor yang beredar di WAG tersebut.

Baca Juga: Gelar Demo Tanpa Tujuan, Ahli Jelaskan Alasan Aksi Pelajar Lebih Mudah Disusupi Provokator. Lihat Foto-foto Mereka yang Melempari Polisi dengan Batu

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelajar melakukan Aksi Tolak RUKHP di Belakang Gedung DPR/MPR, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).

“Sudah di-profiling dan identifikasi akun-akunnya oleh siber,” kata Dedi saat dihubungi, Selasa (1/10/2019) siang. Tidak hanya itu, bahkan Dedi mengaku pihaknya sudah menetapkan beberapa di antaranya sebagai tersangka dalam kasus ini.

“Sudah ada 4 tersangka tapi nanti kalau sudah ditangkap akan disampaikan,” ujar Dedi. (Luthfia Ayu Azanella/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya