Awalnya Tak Punya Penghasilan Tetap, Kini Janda-janda di Sekitar Negeri Di Atas Awan Gunung Luhur Raup Jutaan Rupiah Per hari. Begini Kisah Positif Mereka

Rabu, 25 September 2019 | 08:51
instagram

Indahnya pemandangan 'Negeri di Atas Awan' Citorek, Banten

Fotokita.net - Sejumlah pihak mencemaskan atas popularitasobyek wisata Negeri di Atas awan Gunung Luhur di Kabupaten Lebak, Banten. Maklum, jumlah pengunjung yang membludak jadi alasan utamanya.

Pada akhir pekan 21 - 22 September 2019, tercatat sekitar 30 ribu pengunjung memadati obyek wisata Gunung Luhur, Lebak, Banten.

Mereka datang dari berbagai tempat baik di Kabupaten Lebak maupun luar kota dan provinsi seperti Tangerang, Bogor, Jakarta hingga Lampung. Banyaknya wisatawan yang datang juga menyebabkan jalur ke puncak Gunung Luhur macet total.

Pengelola Gunung Luhur, Sukmadi, mengatakan macet kendaraan hingga mencapai 7 kilometer.

Baca Juga: Tak Hanya Kantor Bupati Jayawijaya yang Hangus, Rumah Warga Pendatang di Wamena Juga Dibakar Massa. Mereka Pun Menjerit, Apa Salah Kami?

KOMPAS.com
KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN

Suasana di obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur, Minggu (22/9/2019). Sejak viral di media sosial, Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, dipadati pengunjung hingga mencapai rekor 30 ribu pengunjung pada akhir pekan.

Menurut Sukmadi, jumlah kunjungan pada minggu ini menciptakan rekor baru. Sebelumnya, jumlah pengunjung hanya mencapai sekitar 3000 pengunjung pada akhir pekan, atau paling banyak 10 ribu pengunjung setiap bulannya.

Obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur dipadati puluhan ribu pengunjung. Mereka datang lantaran penasaran melihat hamparan awan yang viral di media sosial belakangan ini.

Wisatawan memadati spot - spot strategis untuk melihat hamparan awan di ketinggian 901 Mdpl.

Baca Juga: Unjuk Rasa Pelajar di Wamena yang Berujung Rusuh. Polisi Klaim Karena Mereka Termakan Hoaks. Tapi, Sebetulnya Apa yang Terjadi?

KOMPAS.com
KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN

Suasana di obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur, Minggu (22/9/2019). Sejak viral di media sosial, Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, dipadati pengunjung hingga mencapai rekor 30 ribu pengunjung pada akhir pekan.

Awan hanya akan muncul pada pagi hari yakni mulai pukul 05.30 WIB hingga 08.00 WIB.

Negeri di Atas Awan Gunung Luhur ditemukan seorang pekerja yang sedang memperbaiki jalan provinsi.

Pekerja itu tengah memperbaiki jalan yang menghubungkan Lebak Utara dan Selatan pada Sepember 2018. Tak lama, keindahan panorama pun menyebar ke media sosial hingga kemudian menjadi viral hingga kemudian membuat banyak orang penasaran.

Baca Juga: Diterpa Kabar Tak Sedap Soal Rumah Tangganya dengan Engku Emran, Laudya Cynthia Bella Pernah Pamerkan Kamar Tidurnya Nan Mewah. Foto-foto Ini Jadi Bukti

KOMPAS.com
KOMPAS.com/ACEP NAZMUDIN

Suasana di obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur, Minggu (22/9/2019). Sejak viral di media sosial, Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, dipadati pengunjung hingga mencapai rekor 30 ribu pengunjung pada akhir pekan.

Viralnya obyek wisata Negeri di Atas awan Gunung Luhur di Kabupaten Lebak, Banten berdampak pada ekonomi warga setempat.

Mereka ramai - ramai mendirikan usaha di Gunung Luhur. Kepala Desa Citorek Kidul, Narta atau Jaro Atok, mengatakan terdapat puluhan keluarga yang mendirikan berbagai macam usaha di Gunung Luhur, mulai dari berdagang hingga menyediakan akomodasi seperti tenda dan penginapan.

"Ada puluhan keluarga ikut andil, awalnya tidak punya mata pencaharian, seperti janda - janda tua, kita utamakan orang - orang seperti itu, Alhamdulillah kita rasakan peningkatan ekonomi," kata Jaro Atok, Selasa (24/9/2019).

Baca Juga: Penasaran dengan Panorama Indah Negeri di Atas Awan, Wisatawan Mengular dari Kaki Gunung Luhur. Foto-foto Lautan Manusia Ini Bikin Kita Sesak Dada

Akun @peliputanprovinsibanten
Akun @peliputanprovinsibanten

Indahnya Negeri di Atas Awan Citorek Banten

Sejak mulai dikunjungi wisatawan pada September 2018 lalu, dia mengatakan sudah mulai muncul geliat ekonomi di Gunung Luhur, puncaknya adalah saat ramai wisatawan setelah lebaran Idul Fitri 2019 lalu, dan beberapa minggu belakangan ini.

Jaro Atok mengatakan, keuntungan dirasakan oleh para warga yang membuka usaha di Gunung Luhur. Jika dihitung nilai, kata dia, jumlahnya bisa mencapai jutaan rupiah per hari.

"Sekarang sangat terasa oleh warga, nilainya kalau diperkirakan bisa di atas UMK Kabupaten Lebak dalam satu hari di akhir pekan saat ramai," kata dia. Diketahui Upah Minumum Kabupaten (UMK) Lebak 2019 ini adalah sebesar Rp 2.498.068.

Baca Juga: Kerusuhan Aksi Mahasiswa di DPR Usai, Kini Petugas Sibuk Bersihkan Fasilitas Umum yang Rusak. Lihat Foto-foto Usai Kekacauan Aksi Itu

(KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)
(KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Pesona Negeri di Atas Awan di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (15/9/2019)

Padahal, kata Jaro Atok, sebelumnya warga di desanya rata-rata adalah bermata pencaharian sebagai petani dan gurandil atau penambang emas di lahan sisa peninggalan PT Antam dengan penghasilan tidak menentu.

Geliat ekonomi juga tidak hanya dirasakan oleh warga Citorek saja. Menurut Jaro Atok, warga yang berada di jalur ke Gunung Luhur juga merasakan dampaknya dengan membuka usaha untuk kebutuhan wisatawan.

"Beberapa kepala desa cerita ke saya kalau warganya banyak yang buka usaha tempat istirahat dan warung di sepanjang jalur ke Gunung Luhur, mulai dari Cipanas hingga Citorek, Alhamdulillah banyak berkahnya," cerita dia.

Baca Juga: Bukan Muncul Tiba-Tiba, Begini Alasan Polisi Tuding Anarko Sindikalis Jadi Biang Keladi Kerusuhan Aksi Mahasiswa di Bandung. Siapakah Mereka?

Akun @peliputanprovinsibanten
Akun @peliputanprovinsibanten

Indahnya pemandangan 'Negeri di Atas Awan' Citorek, Banten

Jaro Atok berharap, obyek wisata Gunung Luhur yang menyuguhkan panorama hamparan awan, bisa ditata lebih baik oleh untuk kebaikan bersama, terutama untuk akses jalan yang saat ini dikeluhkan oleh para wisatawan.

"Jalan sangat mendesak, kami berharap bisa segera diselesaikan. Kami juga ingin ada posko polisi, untuk kenyamanan dan keamanan, karena banyak pengunjung dikhawatirkan ada kriminalitas," kata dia. (Acep Nazmudin/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya