Bangunan dan Rumah Dibakar Massa, Rangkaian Foto Ini Bercerita Keadaan Gawat Saat Kerusuhan Pecah di Wamena dan Jayapura

Senin, 23 September 2019 | 16:28
AFP

Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang menge

Fotokita.net - Pada Senin (23/9/2019) unjuk rasa yang berujung rusuh di Kota Wamena, Papua itu diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah.

Hal itu membuat siswa marah hingga kemudian kabar itu meluas dan memicu aksi unjuk rasa pelajar di Kota Wamena.

Insiden itu membuat aktivitas di Kota Wamena lumpuh. Masyarakat memilih mengungsi di kantor Polres Wamena dan Kodim.

Baca Juga: Tak Hanya Kantor Bupati Jayawijaya yang Hangus, Rumah Warga Pendatang di Wamena Juga Dibakar Massa. Mereka Pun Menjerit, Apa Salah Kami?

AFP
070447+0000

Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang menge

Kontributor di Wamena, John Roy Purba, melaporkan, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Sementara itu, bentrok antara massa dengan aparat TNI-Polri juga terjadi di Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Senin siang.

Sejumlah orang yang tergabung dalam massa pelaku bentrok dan kerusuhan telah ditangkap. Massa yang terlibat bentrok dengan aparat adalah kelompok yang sebelumnya menduduki Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen).

Baca Juga: Situasi Keamanan Tak Kondusif, Bandara Wamena Berhenti Operasi Hingga Batas Waktu yang Belum Ditentukan. Cuma Pihak Ini yang Bisa Minta Bandara Berfungsi Kembali

AFP
070447+0000

Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang menge

Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku telah mendapat laporan tentang kejadian tersebut. Lukas menyebut ada korban jiwa dan luka-luka.

"Informasi kejadian ada yang TNI meninggal dan 4 orang terluka. Dari segi masyarakat juga informasi ada korban. Kami belum tahu berapa banyak, tapi ada luka-luka," ujar Lukas di Jayapura.

Baca Juga: Unjuk Rasa Pelajar di Wamena yang Berujung Rusuh. Polisi Klaim Karena Mereka Termakan Hoaks. Tapi, Sebetulnya Apa yang Terjadi?

AFP
072124+0000

Para pengunjuk rasa menaiki truk menyusul aksi rusuh yang terjadi di sebuah universitas di Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019). Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.

Prajurit TNI yang tewas adalah Praka Zulkifli Al Karim, anggota Raider Batalyon 751. Hingga kini, belum diketahui penyebab bentrokan tersebut terjadi. (Sumber: KOMPAS.com/John Roy Purba, Abba Gabrillin)

AFP
072125+0000

Sejumlah personel polisi berjaga di sebuah universitas di Jayapura, Papua, menyusul kerusuhan yang terjadi, Senin (23/9/2019) siang. Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.

AFP
072124+0000

Sejumlah personel polisi berjaga di sebuah universitas di Jayapura, Papua, menyusul kerusuhan yang terjadi, Senin (23/9/2019) siang. Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.

AFP
072125+0000

Para pengunjuk rasa menaiki truk menyusul aksi rusuh yang terjadi di sebuah universitas di Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019). Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya