Buat Petir Menjemput Ajal Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya Amatlah Mudah, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Rabu, 21 Agustus 2019 | 12:39
DOK.POLRES TAPANULI TENGAH

Sebanyak 19 ekor kerbau yang mati akibat disambar petir diangkat menggunakan alat berat dan dikubur dalam satu lubang di Desa Sawo Lamo yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Desa Uratan, Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Selasa (20/8//2019) sore.

Fotokita.net - Kejadian ini terjadi pertama kali di Tapanuli, Sumatera Utara. Tepatnya terjadi di Dusun II, Desa Urutan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah. Pada Senin malam (19/8/2019),petir menyambar saat hujan turun pada petang hari. Akibatnya, seorang pria penggembala bersama 19 ekor ternak kerbau tewas seketika.

Kapolres Tapteng AKBP Sukamat mengatakan, korban bernama Sintor Habeyahan (23), seorang penggembala. Kejadian terjadi pada pukul 19.00 WIB. Korban saat itu sedang menghidupkan perapian untuk mengusir nyamuk di kandang kerbau, tepatnya di samping rumah korban.

Tiba-tiba datang petir menyambarnya. Seketika, korban dan 19 kerbau tewas di tempat. "Korban diserahkan kepada keluarganya. Sedangkan 19 kerbau itu rencananya akan dikuburkan secara massal menggunakan alat berat," kata Sukamat, Selasa (20/8/2019).

Baca Juga: Foto-foto yang Bikin Hati Kita Miris, Bocah Ini Tetap Ceria Meski Buta dan Luka Parah Akibat Perang Saudara di Suriah.

pixabay/Keli Black

Ilustrasi petir

Lantas, seberapa besar kehebatan petir sehingga bisa membunuh banyak makhluk hidup sekaligus?

Kekuatan petir Dalam artikel Sains Kompas.com pada (27/4/2017), peneliti petir dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat mengatakan, petir berbeda dengan listrik di rumah meski sama-sama memiliki arus listrik.

"Petir berbeda dengan listrik di rumah karena dia tidak sabaran. Arus listrik di rumah kita mau mengantre dalam kabel. Petir tidak. Dia tidak peduli, maunya cepat-cepat sampai ke bumi," terang Syarif saat itu.

Baca Juga: Pertama Kali Terjadi di Tapanuli, Puluhan Kerbau Tersengat Petir Bareng Gembalanya. Akhirnya, Kerbau Dikubur dalam Satu Lubang

DOK.POLRES TAPANULI TENGAH

Sebanyak 19 ekor kerbau yang mati akibat disambar petir diangkat menggunakan alat berat dan dikubur dalam satu lubang di Desa Sawo Lamo yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Desa Uratan, Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Selasa (20/8//2019) sore.

Untuk menghantarkan arus ke bumi, petir cenderung memilih tempat terbuka, obyek yang tinggi, dan tonjolan di permukaan bumi. Obyek tinggi bisa berupa tiang ataupun pohon. Adapun tonjolan bisa berupa bukit atau gunung maupun manusia, hewan, dan bangunan yang berada di tempat terbuka. Jadi, orang yang berada di tengah sawah, bermain bola di lapangan, maupun berlayar di atas kapal di lautan bisa menjadi tonjolan yang siap disambar petir.

"Karena sifatnya yang tidak sabaran, maka saat ada tonjolan, petir akan menyambar semuanya tanpa pilih-pilih. Jadi memang tidak mengherankan petir bisa menyambar banyak obyek sekaligus," ungkap Syarif yang aktif mendata aktivitas petir di Indonesia.

Dari sisi kekuatan, tegangan petir pun sangat besar. Tegangan listrik yang bisa ditoleransi manusia 20 mili Ampere. Sementara, tegangan yang dihasilkan petir bisa mencapai 26.000 Ampere. Bagi petir, membunuh manusia adalah perkara mudah.

Baca Juga: Gerakan Papua Merdeka Kerap Disebut, Kata Riset Kelompok Ini Tak Solid. Ada yang Berperang di Hutan, Ada Pula yang Hidup Makmur di Eropa

Dok. Humas Polri Tapanuli Tengah
Dok. Humas Polri Tapanuli Tengah

Seorang penggembala dan 19 kerbaunya mati akibat tersambar petir

Mengapa sambaran petir sangat fatal padahal terjadi dalam waktu singkat?

Sambaran petir telah menjadi penyebab kematian pada 4.000 orang di dunia setiap tahunnya. Angka ini sudah dikurangi 90 persen dari korban yang selamat.

Padahal, sambaran petir terjadi begitu cepat dan jumlah listrik yang mengalir pada tubuh sangat kecil. Mary Ann Cooper, seorang dokter gawat darurat yang telah pensiun dan peneliti petir, berkata kepada CNN 25 Mei 2017 bahwa mayoritas listrik dari sambaran petir mengalir di luar tubuh dalam efek flashover.

Listrik yang mengalir di luar tubuh ini bisa bereaksi dengan keringat atau tetesan air hujan pada kulit. "Volume air memuai ketika diubah menjadi uap, jadi jumlah kecil pun bisa menyebabkan ledakan uap. Reaksi ini benar-benar meledakkan baju Anda," ucapnya.

Baca Juga: Daripada Tertunduk Malu, Anak Muda Lebih Baik Jauhi Narkoba. Foto Penangkapan Anggota Muda Dewan Makassar Jadi Bukti

Cooper yang pernah menulis sebuah studi mengenai luka akibat sambaran petir sekitar empat dekade lalu berkata bahwa kehilangan kesadaran adalah efek yang paling sering ditemukan dalam laporan 66 dokter yang menjadi data penelitiannya.

Kemudian, sekitar satu per tiga korban juga mengalami kelumpuhan sementara pada lengan dan kaki mereka. Sementara itu, efek yang lebih berbahaya adalah ketika aliran listrik menghentikan jantung.

Pixabay

ilustrasi Petir

Untungnya, Chris Andrews, seorang dokter dan peneliti petir di University of Queensland Australia, berkata bahwa jantung memiliki alat pacu alami yang akan mereset dirinya sendiri. Sebaliknya, masalah terbesar menurut Andrews adalah ketika petir mematikan area otak yang mengontrol pernafasan.

Dia berkata bahwa bagian tubuh ini tidak bisa mereset dirinya sendiri sehingga persediaan oksigen korban akan terjun bebas dan membuat jantung terserang kembali. "Jika seseorang yang masih hidup bilang bahwa dia pernah tersambar petir, kemungkinan besar alat pernafasan mereka tidak mati sepenuhnya," ujarnya.

Walau demikian, bukan berarti bahwa tetap hidup setelah tersambar petir tidak memiliki konsekuensi apa pun. 90 persen dari korban yang selamat mengalami berbagai efek jangka panjang dan pendek seperti serangan jantung, kebingungan, kejang, tuli, sakit kepala, kehilangan memori, hingga perubahan kepribadian.

Baca Juga: Gedung Rakyat dan Fasilitas Umum Dibakar dalam Kerusuhan Manokwari, Tapi Bangunan Ini Sama Sekali Tak Disentuh Warga. Begini Analisisnya

Daily Star
Daily Star

ilustrasi sambaran petir

Cara petir menyambar makhluk hidup

Dikutip dari situs Badan Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA), petir bisa menyambar manusia lewat 5 cara.

1. Menyambar secara langsung Ini biasa terjadi bila manusia berada di tempat terbuka tanpa obyek lebih tinggi lain di dekatnya.

2. Cara side flash Cara kedua adalah side flash. Manusia bisa tersambar bila berada terlalu dekat dengan obyek tinggi lainnya.

3. Konduksi Ketiga adalah konduksi. Manusia bisa tersambar bila kontak dengan logam saat petir menyambar.

Baca Juga: Asrama Dilempari Warga Tak Dikenal, Gubernur Sulawesi Selatan dan Kepolisian Lindungi Mahasiswa Papua di Makassar

Pixabay

Petir dan pesawat

4. Penghantaran permukaan Petir bisa menyambar obyek tinggi hingga ke pangkalnya lalu menghantarkan arus ke sekitarnya lewat permukaan tanah.

5. Streamer Streamer adalah mekanisme penghantaran lewat jalur khusus yang terbentuk di atmosfer. Menghindari risiko tersambar petir Mengetahui sifat dan cara penghantaran petir, maka manusia sebenarnya bisa meminimalkan risiko tersambar.

"Jangan berada di tempat terbuka. Lalu jangan berada pada jarak kurang dari 2 meter dari obyek yang tinggi agar tidak tersambar," kata Syarif.

Baca Juga: Kisah Perlombaan Perayaan 17 Agustus yang Tidak Akan Pernah Kita Lupakan. Foto-Foto Ini Beri Ceritanya!

Jangan berpikir bahwa obyek yang bisa menghantarkan petir hanya logam. Syarif menegaskan kembali, petir berbeda dengan listrik di rumah kita. Petir memiliki sumber arus tetap, tapi tegangan berubah-ubah.

Sementara listrik di rumah kita merupakan sumber tegangan, tegangan tetap dan arus berubah-ubah. Karena itu, untuk bisa ke bumi, petir bisa lewat kayu dan bambu yang bukan penghantar listrik baik. - Gloria Setyvani Putri, Sumber: Kompas.com (Dewantoro, Yunanto Wiji Utomo, Shierine Wangsa Wibawa) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penggembala dan 19 Kerbau Tersambar Petir, Kenapa Halilintar Sangat Mematikan?"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya