Asal Usul Jadi Kontroversi, Komunitas Ini Kenalkan Kebaya Jadi Pakaian Sehari-hari. Lihat Foto-fotonya!

Jumat, 05 Juli 2019 | 11:22
Kompas.com

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

Fotokita.net - Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari cenderung kita enggan menggunakan pakaian yang terkesan "ribet".

Terutama bagi kaula muda,selain mempengaruhi tingkatkepercayaan diri,yang paling utama dari pakaian adalah kenyamanannya.

Baca Juga: Perempuan Berhijab Asal Semarang Ini Bersalaman dengan Paus Fransiskus Sembari Minta Doa Ini. Lihat Foto-foto Momen Spesial Itu!

Lantas apakah kebaya tidak nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari? Komunitas ini punya jawabannya.

Kompas.com
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

Bagi kebanyakan masyarakat, terutama di kalangan kaula muda, kebaya dikenakanhanya pada acara-acara formal seperti kondangan, wisuda, dan sejenisnya. Tapi tidakbagi Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia.

Baca Juga: Tradisi Indonesia yang Terus Bertahan dalam Era Industri 4.0

Dalam rangkamengkampanyekankebaya sejumlah perempuan berkebaya tampak berkumpul sambil berpose dan berfoto di pelataran Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Mereka tampak percaya diri dengan kebaya berwarna-warni yang mereka kenakan.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

"Memang mereka (anak muda) berkebaya ketika kondangan atau di kampus lagi ada acara atau ketika mereka wisuda. Tapi bukan jadi opsi mereka untuk pakaian sehari-hari dan pengetahuan mereka tentang kebaya mungkin hanya sekadar dikasih ibunya, dia pakai selesai gitu," kata Rahmi.

Baca Juga: Lihat Deretan Foto Perempuan Inspiratif Ini untuk Selamatkan Batik Warisan Budaya Kudus

Mereka ingin memopulerkan pemakaian kebaya dalam aktivitas sehari-hari. Pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati (51) mengaku prihatin karena tidak banyak anak muda yang mau berbusana kebaya untuk kegiatannya sehari-hari.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

Padahal menurut dia, berkebaya itu bukan hal yang sulit asal ada kemauan. Sebab ia dan rekan-rekannya pun rutin dalam kesehariannya mengenakan kebaya.

Ia meyakini kebaya bisa membawa kesan anggun bagi yang memakainya. Sebab, dengan memakai kebaya dan batik seseorang dipaksa untuk berjalan secara perlahan.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

"Jalannya perlahan tapi di balik itu tetap punya ketangguhan apabila ada kemauan ya. Orang saya saja naik gunung selalu pakai kebaya," ujar Rahmi.

Dengan adanya komunitas perempuan berkebaya ini, ia berharap dapat menularkan ke anak-anak muda betapa berharganya kebaya saat ini. Apalagi, kebaya merupakan budaya yang memiliki nilai sejarah dan filosofi berbeda-beda.

Baca Juga: Kemeriahan Budaya Sambut Ramadan di Indonesia. Lihat Foto-fotonya Yuk

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

"Kebaya itu punya filosofinya sendiri, kenapa bentuknya kanan kiri sama. Kenapa ada model kutu baru. Yang seperti inilah yang kami ingin anak muda tahu," ucapnya.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

Hal lain yang disukai Rahmi dari kebaya ini adalah bisa menunjukan ketangguhan perempuan Indonesia. Meski demikian, pakaian ini tetap memberikan kesan anggun bagi pemakainya.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

Ada lebih kurang 200 orang yang aktif dalam komunitas ini. Rahmi berharap kegiatan semacam ini bisa membuat kebaya dipakai lebih banyak orang.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sekelompok pegiat kebaya, menggelar kampanye gerakan #SelasaBerkebaya di sekitaran Tugu Monas, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019). Kampanye #SelasaBerkebaya ini digagas untuk membiasakan perempuan mengenakan kebaya.

"Jadi jangan sampai kebaya ini malah diakui negara lain ciri khasnya, karena memang ini kebaya aslinya Indonesia," ucapnya.

artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Warna-warni dan kecenderungan Aksi Berkebaya di Monas." PenulisCYNTHIA LOVA.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya