Lihat Potret Kegigihan Pekerja Kopi Transgender yang Berguna Buat Masyarakat

Senin, 01 Juli 2019 | 17:54
AFP

Warga transgender dari komunitas Embera Chami, saat bekerja mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.

Fotokita.net-Sosok transgender memang masih menuai kontroversi di tengah masyarakat. Mencoba untuk bersifat toleran dengan menghargaipilihan hidup kaum transgender atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM), namun masyarakat tetap belum bisa menerima dengan lapang dada.
Baca Juga: Lelaki Tanpa Tanda Jasa, Seberangkan Anak Sekolah di Sungai Arus Deras dengan Kantong Plastik. Lihat Foto Aksinya!
AFP
023016+0000

Sejumlah warga transgender dari komunitas Embera Chami, diangkut dengan mobil untuk mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.

Akan tetapi, hidup tetaplah hidup, ditengah keresahan masyarakat atas keberadaan kaum transgender. Tentu saja mereka harus tetap melanjutkan hidup dan mencari nafkah.
Baca Juga: Berjalan Mundur, Aktivis Protes Anies Baswedan Soal IMB Pulau Reklamasi. Lihat Foto-fotonya
Mereka adalah warga transgender yang mendiami wilayah Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, yang sehari-hari berjibaku menyambung hidupsebagai tenaga pemetik kopi.
Baca Juga: Lihat Deretan Foto Perempuan Inspiratif Ini untuk Selamatkan Batik Warisan Budaya Kudus
Dari Senin hingga Jumat, mereka mengumpulkan biji-bijian yang memiliki nilai jual untuk mendapatkan cukup uang demi bertahan hidup.
Di akhir pekan, mereka biasa pergi ke sebuah desa setempat untuk berbelanja di toko-toko, beraktivitas, dan bertemu dengan penduduk lainnya.
Penduduk setempat menerima mereka, tetapi para transgender tetap merasakan adanya "jarak".
Seperti diketahui, Konstitusi Kolombia 1991 mengakui hak-hak komunitas LGBT. Tetapi, beberapa masyarakat adat masih tidak menerima keberadaannya.
Bahkan, tercatat 29 kasus pembunuhan terjadi pada warga transgender di Kolombia pada tahun 2018.
Sumber: AFP

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : kompas

Baca Lainnya