Sejumlah warga transgender dari komunitas Embera Chami, diangkut dengan mobil untuk mengumpulkan kopi di sebuah perkebunan di Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, Jumat (10/5/2019). Hidup di tengah pro dan kontra, warga transgender setempat menyambung hidup dengan bekerja sebagai pengumpul biji kopi.
Fotokita.net-Sosok transgender memang masih menuai kontroversi di tengah masyarakat. Mencoba untuk bersifat toleran dengan menghargaipilihan hidup kaum transgender atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM), namun masyarakat tetap belum bisa menerima dengan lapang dada.
AFP
023016+0000
Akan tetapi, hidup tetaplah hidup, ditengah keresahan masyarakat atas keberadaan kaum transgender. Tentu saja mereka harus tetap melanjutkan hidup dan mencari nafkah.
Baca Juga: Berjalan Mundur, Aktivis Protes Anies Baswedan Soal IMB Pulau Reklamasi. Lihat Foto-fotonya
Mereka adalah warga transgender yang mendiami wilayah Santuario, departemen Risaralda, Kolombia, yang sehari-hari berjibaku menyambung hidupsebagai tenaga pemetik kopi.
Dari Senin hingga Jumat, mereka mengumpulkan biji-bijian yang memiliki nilai jual untuk mendapatkan cukup uang demi bertahan hidup.
Di akhir pekan, mereka biasa pergi ke sebuah desa setempat untuk berbelanja di toko-toko, beraktivitas, dan bertemu dengan penduduk lainnya.
Penduduk setempat menerima mereka, tetapi para transgender tetap merasakan adanya "jarak".
Seperti diketahui, Konstitusi Kolombia 1991 mengakui hak-hak komunitas LGBT. Tetapi, beberapa masyarakat adat masih tidak menerima keberadaannya.
Bahkan, tercatat 29 kasus pembunuhan terjadi pada warga transgender di Kolombia pada tahun 2018.
Sumber: AFP