Foto-foto Fenomena Langka Super Snow Moon Ini Bikin Kita Tercengang!

Rabu, 20 Februari 2019 | 14:40
AFP

Sebuah pesawat Embraer 190-100IGW dari Aerolineas Argentinas, dalam penerbangan reguler dari Buenos Aires ke kota Argentina Bahia Blanca, melintas di depan Supermoon, Selasa (19/2/2019). Fenomena Supermoon kali ini yang disebut juga dengan Super Snow Moon terjadi saat bulan berada pada titik perige

Fotokita.net - Satu peristiwa angkasa baru saja lewat. Fenomena menarik ini dinikmati oleh pecinta astronomi pada Selasa (19/2/2019) malam.
Mereka memuaskan diri atas fenomena Supermoon atau bulan purnama dengan titik terdekat dari bumi (perige) yang terjadi pada pukul 16.00 WIB hingga 22.53 WIB kemarin.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, bulan purnama perige terjadi mulai pukul 16.02 WIB.
Baca Juga : Deretan Foto Sewaktu Uji Coba MRT Rute Lebak Bulus - Bundaran HI
Pada waktu itu, posisi bulan berada di titik perige, yakni 363.300 kilometer, dan pukul 22.53 WIB bulan berada di fase bulan purnama terbesar.
ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH

Fenomena alam Supermoon terlihat dari Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/2/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir fenomena Supermoon kali ini atau disebut juga Super Snow Moon terjadi saat bulan berada pada titik perige terdekat yakni 363.300 km dari bumi sehingga bulan

Saat bulan purnama perige terjadi, ukuran bulan menjadi lebih besar 14 persen dari saat purnama apoge (titik terjauh bumi ke bulan).
Tak hanya lebih besar, saat purnama perige terjadi, bulan akan lebih terang 30 persen dibandingkan saat purnama apoge.
Baca Juga : Tolak RUU Permusikan, Sejumlah Musisi Gelar Unjuk Rasa di Berbagai Daerah. Lihat Foto Aksi Mereka!
"Bulan dalam fase purnama ini memiliki nilai fase mendekati 100 persen yang terjadi bersamaan/berdekatan waktunya dengan bulan perige," ujar astronom amatir Indonesia, Ma'rufin Sudibyo saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (19/2/2019).
Ia juga mengatakan bahwa fenomena unik ini bisa dilihat juga oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga : Begini Cara Bikin Foto Instagram Kita Bisa Bokeh Seperti Kamera SLR
"Bisa, dilihat oleh warga Indonesia dan tidak perlu menggunakan teleskop. Cuma tampak sebagai purnama biasa saja," ujar Ma'rufin.
"Dalam praktiknya, malam (yakni antara Matahari terbenam hingga terbit lagi keesokan paginya) pada saat atau sesaat pra/pasca nilai terbesar fase Bulan dicapai disebut 'malam purnama'. Dan itu berlaku juga untuk bulan perige," ujar Ma'rufin.
Baca Juga : Debat Capres 2019: Lihat Foto-foto Jokowi Berhadapan Prabowo
Tak hanya itu, peristiwa ini digadang-gadang menjadi Supermoon terbesar hingga 2026.
Ma'rufin mengatakan bahwa fenomena Supermoon ini juga akan berulang kembali pada 24 Desember 2026.
Baca Juga : Ditawarkan Seharga Rp 1,6 Juta, Hape Vivo U1 Bawa Tiga Kamera
"Saat tanggal 24 Desember 2026, jarak bumi-bulan terdekat saat purnama, yakni sejauh 356.650 kilometer," ujar Ma'rufin.
Super Snow Moon
Sementara itu, ada juga yang menamai fenomena bulan purnama perige ini sebagai "Super Snow Moon".
Menurut Ma'rufin, istilah Super Snow Moon sendiri berasal dari istilah astrologi, sebuah pseudosains.
Untuk istilah Snow Moon merupakan terminologi khas rakyat AS bagi bulan purnama yang terjadi sebelum vernal ekuinox (titik Musim Semi Matahari menandai dimulainya musim semi astronomis).
Baca Juga : Cek Spek Fujifilm Square SQ6, Kamera Instax yang Simpel dan Keren
Peristiwa Supermoon ini juga memberikan dampak bagi pola pasang maksimum air laut di Indonesia, terutama di daerah pesisir utara Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, pesisir utara Jawa Tengah, pesisir utara Jawa Timur, dan pesisir Kalimantan Barat.
Hal ini dapat berdampak pada gangguan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir. Dampak bagi aktivitas petani garam dan perikanan darat juga terpengaruh oleh fenomena ini.
Baca Juga : Cara Mudah: Ini Rahasia Bikin Foto Instagram Keren dengan Kamera Hape
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari fenomena tersebut dan tetap memperhatikan update informasi cuaca maritim dari situs BMKG resmi. (RETIA KARTIKA DEWI/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya